Korea Selatan Luncurkan MBT K1E2, Varian Upgrade dengan Teknologi Standar K2 Black Panther
|
Dengan luas wilayah sekitar 100.363 kilometer persegi, atau hampir sama dengan luas provinsi Lampung, namun, populasi Main Battle Tank (MBT) yang aktif di Korea Selatan mencapai ribuan unit. Selain 250-an unit MBT K2 Black Panther. Angkatan Darat Korea Selatan juga mengoperasikan K1E1 dan K1A2 dalam jumlah yang bila digabungkan mencapai 1.500 unit.
Baca juga: Hyundai Rotem Rilis Desain K3 – Generasi Masa Depan MBT Korea Selatan
Diproduksi oleh Hyundai Rotem, K1E1 dan K1A2 adalah MBT generasi pertama yang diproduksi Negeri Ginseng pada dekade 80-an, dan saat ini berperan sebagai MBT lapis kedua di arsenal Angkatan Darat Korea Selatan. Diwartakan oleh akun X (d/h Twitter) @mason_8718, Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada 25 Februari 2024, telah meluncurkan MBT K1E2 dengan teknologi canggih yang mengadaptasi dari fitur pada K2 Black Panther.
MBT K1 series, yang dikembangkan pada awal tahun 1980-an dan mulai beroperasi pada tahun 1987, telah disiapkan sebagai landasan kemampuan lapis baja Korea Selatan, dan dirancang untuk memenuhi tuntutan peperangan modern khusus di Semenanjung Korea. Sejak awal, MBT K1 telah mengalami serangkaian peningkatan evolusioner yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas tempur, kemampuan bertahan dan keunggulan teknologi di medan perang.
Dibekali dengan meriam utama kaliber 105 mm, sistem pengendalian tembakan canggih untuk meningkatkan akurasi, dan mobilitas superior untuk menavigasi beragam lanskap, MBT K1 telah mengalami peningkatan terus-menerus untuk mempertahankan keunggulannya di medan perang. Peningkatan ini mencakup peningkatan penglihatan utama untuk penembak (gunner), unit daya tambahan – auxiliary power unit (APU), dan sistem tekanan berlebih untuk perlindungan Kimia, Biologi, Radiologi, dan Nuklir (CBRN).
Kementerian Pertahanan Korea Selatan juga telah menguraikan rencana untuk evolusi lebih lanjut pada armada MBT, yakni dengan peningkatan K1A3 dan K1E3 dalam waktu dekat. Iterasi masa depan ini diharapkan menampilkan Korean Active Protection System (APS) baru dan sistem senjata jarak jauh.
Namun, Kemhan Korea mengakui tantangan yang terkait dengan kemajuan ini, khususnya implikasi struktural dari penambahan peralatan tambahan pada turret. Selain peningkatan biaya, terdapat pengakuan bahwa modifikasi semacam itu berpotensi membahayakan integritas struktur turret.
Terlepas dari tantangan di atas, apa yang dilalukan menggarisbawahi tekad Korea Selatan untuk meningkatkan kemampuan militernya dalam menghadapi dinamika keamanan yang berkembang di kawasan. Program peningkatan MBT K1E1 ke standar K1E2 dijadwalkan akan dimulai dalam dua tahun, menawarkan jalur untuk memodernisasi armada yang ada secara signifikan.
Ketika Korea Selatan terus berinovasi dan mengadaptasi angkatan bersenjatanya, K1E2 mewakili perpaduan platform yang telah terbukti dengan teknologi militer terkini. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan postur pertahanan negara namun juga memposisikannya sebagai pemimpin dalam teknologi perang lapis baja di arena internasional.
Mulai dioperasikan pada tahun 2014, MBT K1E1 punya bobot 53 ton, panjang 9,67 meter, lebar 3,6 meter dan tinggi 2,25 meter. Ditenagai mesin diesel STX/MTU Friedrichshafen MB871Ka-501 8-silinder water-cooled turbocharged, K1E1 sanggup melaju hingga 65 km per jam do jalan raya dan jarak operasi 500 km. (Gilang Perdana)