Korea Selatan Kirim Redback ke Australia, Inilah Varian Tercanggih dari Ranpur K-21

Bagi Korea Selatan, merupakan suatu lompatan besar bagi industri pertahanannya, apabila sanggup menembus pasar Australia. Maklum saja, Australia selama ini dikenal sangat selektif dalam akuisisi alutsista, dimana acuannya tak pernah lepas dari produk Amerika Serikat dan Eropa Barat. Rupanya di bawah program Land 400 Phase 3, Kementerian Pertahanan Australia tengah membuka tender untuk pengadaan ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) beroda rantai.

Baca juga: Syaratkan Full ToT, Kemhan Evaluasi Pengadaan 50 Unit IFV Untuk Korps Marinir

Merespon kesempatan tersebut, Hanwha Defense telah mengajukan proposal untuk mengirimkan produk ranpur andalannya. Mengutip dari janes.com (27/7/2020), disebutkan pada 26 Juli 2020 telah dilakukan upacara peluncuran ranpur IFV yang diberi label Redback, dimana pada 28 Juli atau dua hari kemudian, dua unit Redback telah dikapalkan dari Pelabuhan Pyeongtaek di pantai barat Korea Selatan, dan akan tiba di Melbourne pada akhir Agustus 2020.

Pengiriman Redback ke Australia tak lain untuk mengikuti persyaratan yang digariskan oleh Kementerian Pertahanan Australia untuk kesertaan dalam uji coba di program Land 400 Phase 3. Hanwha Defense sebelumnya telah mendapatkan kontrak Risk Mitigation Activity (RMA) senilai US$36 juta (Aus$50 juta) untuk mendatangkan tiga unit Redback. Unit ketiga Redback akan dikirim secara terpisah pada akhir tahun.

Fase uji coba Redback di Australia akan dimulai pada November 2020 dan rencananya akan terus dikaji dan evaluasi selama 10 bulan kedepan. Pengujian RMA akan diadakan dalam kondisi ekstrem, kemampuan menahan efek ledakan dan kemampuan balistik, kemudahan pengangkutan, dan mobilitas. Pihak Hanwha menyebut pihaknya cukup bangga dengan jadwal pengiriman Redback ke Australia, pasalnya dapat dilakukan tepat waktu meski tengah berlangsung pandemi Covid-19.

Redback sendiri dibangun dari rancangan ranpur IFV K-21. Namun, pada Redback, telah dilakukan serangkaian modifiksi, seperti powerpack yang mengadopsi milik self propelled howitzer K9. Redback juga menggunakan teknologi In-Arm type hydropneumatics Suspension Unit (ISU) yang mampu mereduksi bobot keseluruhan ranpur. Sementara dari aspek proteksi, Redback dilengkapi belly protection yang dapat efek ledakan ranjau secara lebih kuat.

Redback dipersenjatai kanon MT30 kaliber 30 mm buatan Elbit Systems dan sistem RCWS senapan mesin 12,7 mm yang dikembangkan oleh EOS Defence Australia. Redback mengandalkan Composite Rubber Track (CRT) yang dipasok oleh perusahaan Kanada, Soucy Defence.

Baca juga: Doosan K-21 105 Medium Tank – ‘Lawan Berat’ Tank Harimau Pindad dalam Program Tender di AD Filipina

Redback diawaki oleh tiga personel dan dapat membawa delapan pasukan infateri. Bobot ranpur ini mencapai 42 ton dan punya kecepatan maksimum di atas 65 km per jam. Dalam kapasitas tangki penuh, jarak jelajahnya mencapai 520 km. Hanwha Defense tak melenggang sendiri dalam program Land 400 Phase 3. Dari Jerman, Rheinmetall Defence juga telah mendapatkan kontrak RMA pada September 2019. Persisnya Redback punya saingan berat, yaitu Lynx KF41. (Bayu Pamungkas)

15 Comments