Update Drone KamikazeKlik di Atas

Korea Selatan Kembangkan VLS di Kapal Selam yang Mampu Luncurkan Rudal Balistik Seberat 10 Ton

Lewat KSS-III (Dosan Ahn Chang-ho class/Jang Bogo class), Korea Selatan telah memulai mengembangkan kapal selam dengan teknologi vertical launching system (VLS), yang tak lain digunakan untuk meluncurkan rudal balistik taktis atau submarine launched ballistic missile (SLBM). Namun, dengan peluncuran “Hero Kim Gun-ok” oleh Korea Utara, yakni kapal selam diesel listrik yang juga mampu meluncurkan rudal balistik, maka Seoul berusaha mendongkrak kemampuan VLS pada arsenal kapal selam diesel listrik KSS-III.

Baca juga: Kejutan! Korea Utara Luncurkan Kapal Selam Diesel yang Mampu Luncurkan Rudal Balistik

Dari laman navalnews.com (25/9/2023), South Korean Agency for Defense Development (ADD) – Badan Pengembangan Pertahanan Korea Selatan, telah mengeluarkan permintaan proposal – request for proposal (RFP) kemampuan operasional yang diperlukan untuk prototipe VLS baru, yang melibatkan kemampuan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) dengan berat lontar setidaknya 10 ton.

Pada tanggal 1 September 2023, ADD Korea Selatan memposting RFP untuk prototipe ““High-performance Large Underwater Launch System.” RFP menguraikan rencana untuk mengembangkan dan menyebarkan prototipe VLS baru pada tahun 2027.

Kapal selam KSS-III Batch-I terbaru berbobot 3000 ton (Dosan Ahn Chang-ho class), saat ini memiliki enam sel VLS yang mampu menembakkan rudal balistik Hyunmoo-IV -4 dan telah berhasil menyelesaikan dua uji coba penembakkan, dan melihat performanya, ada potensi rudal ini untuk dikembangkan lebih lanjut.

Selain itu, kapal selam kelas lanjutan yang dikenal sebagai KSS-III Batch-II, yang saat ini sedang dibangun oleh Hanwha Ocean (d/h DSME) dirancang dengan sepuluh sel VLS, juga dapat menjadi penerima sistem baru karena ukurannya yang lebih besar dan kemampuan yang ditingkatkan.

Dalam RFP, ADD tidak merinci target kinerja prototipe tersebut. Namun, mengingat berat lontaran rudal dicatat sebagai “00.000kg”, maka masuk akal untuk mengantisipasi bahwa berat rudal yang dimuat pada sistem baru ini setidaknya akan mencapai 10 ton. Berat lontar rudal Hyunmoo-IV-4 yang baru diuji, dimuat pada KSS-III Batch-I, diketahui sekitar 5,4 ton dengan hulu ledak 1 ton. Mengingat bobot lontaran rudal baru melebihi 10 ton, ada spekulasi kuat bahwa itu bisa jadi ini merupakan versi SLBM dari rudal balistik Hyunmoo-V, yang dikenal memiliki hulu ledak konvensional terberat dan lebih besar dari Hyunmoo-IV-4.

Hyunmoo-V telah menyelesaikan tahap pengembangannya dengan peluncuran uji coba awal tahun ini dan menunggu produksi massal pada akhir tahun ini.

Selain itu, kedalaman peluncuran yang ditentukan dicatat sebagai “000m”, “waktu pembukaan/penutupan palka menjadi 00 detik pada kondisi kedalaman 000m di bawah air” dan “tekanan air tahan 00bar di palka luar”. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa sistem baru tersebut diperkirakan akan meluncurkan rudal dari laut dalam.

Namun perlu dicatat bahwa sebagian besar kapal selam biasanya meluncurkan rudal mereka (anti-kapal, rudal serangan darat atau SLBM) pada atau dekat kedalaman periskop. Meluncurkan SLBM dari kedalaman 100 meter secara teknis dimungkinkan jika rudal tersebut dienkapsulasi (untuk melindunginya dari tekanan air), namun persyaratan seperti itu sangat rumit.

Menurut RFP, tugas utama perusahaan pertahanan yang berpartisipasi dalam program ini adalah mengembangkan peralatan utama, yang meliputi tabung peluncuran, perangkat kendali peluncuran, tabung (tabung silinder), dan generator gas campuran.

Batas waktu pengembangan yang direncanakan adalah Juni 2027, dengan pembuatan prototipe dimulai pada bulan Desember tahun ini. Ejeksi darat direncanakan pada Juli hingga September 2025, dan uji ejeksi bawah air dijadwalkan pada November 2025 hingga Maret 2026.

Baca juga: Korea Selatan Tawarkan Kapal Selam KSS-III Batch II (Jang Bogo Class) ke Polandia, Dibekali AIP dan VLS

Gambar konsep platform dan sistem peluncuran, yang dibagikan oleh ADD, menggambarkan hulu ledak berbentuk bulat, yang biasanya dikaitkan dengan Multiple Independently Targetable Reentry Vehicle (MIRV) yang dapat mengirimkan banyak hulu ledak melalui satu rudal balistik. (Bayu Pamungkas)

5 Comments