Update Drone KamikazeKlik di Atas

Korea Selatan Kembangkan Helikopter Penyapu Ranjau Bawah Laut

Pelibatan unsur helikopter dalam operasi anti ranjau seolah terlupakan, padahal helikopter punya kemampuan untuk memburu dan menetralisir ranjau laut secara efektif. Bagi Korea Selatan yang 99 persen ekspor impornya bergantung pada jalur lintas laut, maka kemampuan anti ranjau menjadi sangat krusial, terlebih ada ancaman nyata dari Korea Utara. Berangkat dari hal tersebut, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) punya proyeksi untuk mengembangkan helikopter penyapu ranjau.

Baca juga: Korea Selatan Kembangkan Surion MAH, Helikopter Serbu untuk Korps Marinir

Dikutip dari yna.co.kr (22/12/2022), DAPA yang menaungi pengembangan industri alutsista Korea Selatan, telah menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries Ltd. (KAI). Yakni untuk pengembangan helikopter penyapu ranjau pertama di Negeri Ginseng. Di bawah kontrak senilai 345 miliar won (US$269 juta), KAI akan melakukan pengembangan dan penelitian dalam waktu 47 bulan, di mana selama periode tersebut, KAI akan merilis satu unit prototipe.

Untuk proyek helikopter penyapu ranjau, KAI tidak mengembangkan dari nol, melainkan akan digunakan basis Surion Marine Attack Helicopter (MAH) Marineon – jenis helikopter angkut/serbu yang dirancang untuk Korps Marinir Korea Selatan.

Jenis ranjau yang kelak akan dieliminasi oleh helikopter penyapu ranjau adalah ranjau bawah air (bawah permukaan). Dengan basis Surion, KAI akan mengembangkan peralatan untuk misi penyapuan ranjau yang optimal dan sistem avionik terintegrasi yang cocok untuk penyapuan ranjau dengan meminimalkan risiko.

Helikopter penyapu ranjau lansiran KAI nantinya akan menggunakan sistem avionik domestik yang ditingkatkan dan perangkat lunak yang diterapkan pada helikopter Surion. “Kami mengharapkan interoperabilitas tingkat tinggi, serta peningkatan laju operasi dan tentunya pengurangan biaya operasi serta pemeliharaan,” kata seorang pejabat KAI.

KAI berencana untuk mengintegrasikan tiga jenis peralatan misi penyapuan ranjau — yaitu laser mine-search equipment, underwater self-propelled mine search vehicle dan unmanned mine clearance equipment — yang mencari, mengidentifikasi, dan membersihkan ranjau.

Helikopter penyapu ranjau, nantinya dioperasikan oleh Angkatan Laut, akan lepas landas dan mendarat di pelabuhan utama, dan di kapal pendarat besar yang digunakan untuk operasi pembersihan ranjau amfibi, yang dikenal sebagai minelayer ships.

Di masa damai, helikopter tersebut akan digunakan untuk misi SAR serta mengumpulkan data lingkungan bawah laut di pelabuhan dan rute maritim.

Pengembangan helikopter penyapu ranjau KAI merupakan yang ketiga di dunia, setelah Sikorsky Aircraft yang berbasis di AS dan Leonardo SpA dari Italia. Surion MAH masuk dalam kelas medium transport helicopter. Helikopter ini adalah varian keluarga helikoper Super Puma dan H225M Caracal yang diproduksi secara lisensi oleh Airbus Helicopters.

Surin MAH disokong dua mesin turboshaft Samsung Techwin T700-ST-701K yang tiap mesin punya kekuatan 1.950 hp. Mesin ini dibangun dari platform mesin buatan AS, General Electric T700-GE701C. Kecepatan maksimum helikopter ini mencapai 290 km per jam dengan kecepatan jelajah 279 km per jam.

Baca juga: Korea Selatan Berencana Ganti Ratusan Helikopter Black Hawk dengan KUH-1 Surion

Menurut sebuah laporan oleh The Korea Times, Angkatan Laut Korea Selatan mengincar pengembangan skadron helikopter penyapu ranjau pada tahun 2030 menyusul produksi helikopter tersebut. (Bayu Pamungkas)

One Comment