Korea Selatan Kembangkan Drone Untuk Jaga Perbatasan Hingga Hancurkan Tank
KADEX 2024 yang diselenggarakan pada akhir Mei silam menjadi satu ajang unjuk gigi bagi Korea Selatan. Pasalnya, pada pameran pertahanan internasional ini pihak Korea Selatan memboyong sejumlah drone taktis yang diperkirakan akan masuk ke dalam daftar militer mereka, termasuk next-generation military drone yang dilengkapi dengan senapan serbu yang diplot untuk memperkuat lini pertahanan di daerah perbatasan dan juga untuk meningkatkan kemampuan serangan terhadap musuh.
Bisa dibilang, ini merupakan aset strategis yang dimiliki oleh pihak militer Negeri Ginseng untuk menghadapi operasi militer modern yang sarat akan integrasi teknologi di mana kecepatan dan ketepatan menjadi poin yang sangatlah krusial. Dilansir dari laman armyrecognition.com, drone seberat 33,2 kg ini mampu membawa serangkaian senapan serbu hingga seberat 43 kg untuk memberi dukungan langsung kepada unit darat sehingga dapat meminimalisir risiko yang mungkin akan diterima oleh pasukan garda terdepan.
Drone ini sendiri diketahui mampu mengudara hingga ketinggian maksimum 500 m dengan top speed berada di angka 80 km/jam. Tersematnya teknologi kontrol stabilitas dan ketinggian, membuat drone ini dinilai cukup kompeten untuk menyerang pihak musuh dari jarak tembak efektif 460 m.
Ancaman provokasi militer yang dapat datang kapan saja – ditambah lagi meningkatnya ketegangan dengan pihak Korea Utara, membuat penggunaan drone seperti ini seolah menjadi jawaban untuk beberapa contoh kasus seperti infiltrasi pasukan khusus atau serangan dadakan yang bisa sewaktu-waktu dilakukan oleh pihak musuh.
Respon yang cepat dan kemampuan untuk meningkatkan fungsi pengawasan menjadikan drone Korea Selatan ini dapat diandalkan untuk mengawasi zona demiliterisasi, mendeteksi pergerakan musuh dan melakukan serangan yang tepat terukur sebelum pihak musuh menimbulkan ancaman langsung kepada pihak militer Korea Selatan.
Tidak hanya drone dengan senapan serbu, pada kesempatan yang sama, pihak Korea Selatan juga memamerkan MAD-AM (Multicopter Attack Drone-Aerial Munition), sebuah drone kecil – dikatakan bisa masuk ke dalam tas – yang mampu membawa tiga amunisi berupa granat (di mana masing-masing granat dilengkapi sirip penstabil agar lebih presisi menyerang target).
Opsi penggunaan granat di sini juga beragam, bergantung dari misi yang dijalankan, bisa berupa hulu ledak fragmentasi berdaya ledak tinggi atau granat untuk menembus bagian armor dari tank tempur utama. Berbeda dengan drone senapan serbu, drone ini menitik berat pada misi anti-tank atau untuk penyerangan terhadap kendaraan berlapis baja ringan.
Korps Marinir Uji Coba Drone ‘Copter’ Bomber, Ideal untuk Misi Anti Gerilya
Presentasi serangkaian drone pada KADEX 2024 ini sejalan dengan tren global di dunia militer yang berevolusi menuju armada tempur otonom yang terintegrasi untuk mendukung prajurit dalam operasi berintensitas tinggi. Minat signifikan dari berbagai operator menandakan tingginya permintaan terhadap sistem tempur modern yang efisien di lapangan.
Tidak hanya Korea Selatan, diketahui negara-negara lain pun turut sudah mengembangkan drone dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir; sebut saja AS, Rusia, Cina serta Indonesia juga turun mengembangkan drone untuk menambah daya gedor militer. Efisiensi operasi, fleksibilitas serta kompetensi drone di medang peranglah yang pada akhirnya menjadikan drone ‘laku keras’ di pasar. (Nurhalim)
Asisguard Songar – Drone Quadcopter dengan Integrasi Senapan Mesin