Update Drone KamikazeKlik di Atas

Korea Selatan Bangun Kapal Penyelamat Kapal Selam dengan DSRV yang Bisa Evakuasi di Kedalaman 500 Meter

Sebagai salah satu negara di Asia yang mengoperasikan kapal selam dalam jumlah besar (18 unit), AL Korea Selatan (Korsel) tentu telah memiliki kapal penyelamat kapal selam, yakni ROKS Cheonghaejin (ASR 21) yang telah beroperasi sejak tahun 1995. ROKS Cheonghaejin sendiri sudah punya pengalaman dalam operasi penyelamatan kapal selam Korea Utara (Korut) – Yugo Class pada tahun 1998 dan operasi penyelaman untuk mengambil jenazah pelaut Korsel di kapal patroli Chamsuri Class yang tenggelam dalam insiden kontak tembak dengan kapal perang Korut pada tahun 2002.

Baca juga: Setelah Singapura dan Australia, Kini Vietnam Juga Punya Kapal Penyelamat Kapal Selam

Namun, lantaran usianya telah menua, ROKS Cheonghaejin yang punya bobot 4.300 ton, rencananya akan dipensiunkan pada tahun 2022. Sebagai gantinya, Defense Acquisition Program Administration (DAPA), badan di bawah Kementerian Pertahanan Korsel, pada tahun 2018 telah memberikan kontrak senilai US$392 juta kepada Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) untuk merancang dan membangun kapal penyelamat kapal selam baru yang disebut auxiliary submarine rescue ship (ASR-II). Dikutip dari Janes.com (24/1/2019), disebutkan ASR-II akan diserahkan ke AL Korsel pada tahun 2022.

Nah, sebagai kapal penyelamat kapal selam, sudah barang tentu dibekali perangkat dan peralatan canggih untuk melakukan penyelaman dan penyelamatan di laut dalam. Yang dimaksud tak lain adalah kapal selam penyelamat spesialis laut dalam – DSRV (Deep Submerge Rescue Vehicle)

Dan untuk urusan wahana dengan kemampuan khusus tersebut, DSME telah menggandeng James Fisher Defence (JFD) dari Inggris untuk menyediakan DSRV. DSRV jenis baru untuk AL Korsel berasal dari desain SSRV generasi ketiga yang baru-baru ini dipasok oleh JFD ke AL India. Kabarnya DSRV ini telah dirancang untuk memaksimalkan kapasitas baterai dan daya tahan operasional. Hal ini memastikan waktu yang minimal dihabiskan untuk mengisi ulang baterai, memungkinkan DSRV di-deploy lebih cepat jika terjadi insiden.

Menurut pihak JFD, DSRV untuk Korsel dirancang untuk beroperasi hingga kedalaman 500 meter. Tidak seperti model sebelumnya, DSRV baru ini akan diluncurkan dan dipulihkan dari ASR-II melalui ‘moonpool’ di tengah kapal. Model moonpool pada kapal penyelamat kapal selam, menjadikan operasi penyelamatan kapal selam dapat dilakukan saat ketinggian gelombang di permukaan mencapai empat meter.

ROKS Cheonghaejin (ASR 21)

Sebelum dikirimkan oleh JFD pada tahun 2021, rencananya DSRV akan menjalani serangkaian tes dan uji coba yang komprehensif termasuk uji coba penerimaan pabrik, pelabuhan, dan laut. JFD juga akan memberikan pelatihan dan dukungan. Dan menguip sumber dari navalnews.com (24/9/2020), disebutkan JFD telah mengirimkan full mockup DSRV kepada AL Korsel.

Pengiriman full mockup adalah bagian dari kontrak untuk desain dan pembuatan DSRV yang canggih, dimana dengan adanya mockup bertujuan untuk memastikan standar tertinggi dalam keselamatan untuk kapal selam, memastikan kemampuan komponen dan kompatibilitas dengan kapal penyelamat sebelum kontrak selesai. Dengan mockup DSRV, pihak DSME kini dapat melakukan uji factory acceptance tests (FATS) and harbour acceptance trials (HATS), sisem peluncuran dan pengenalan sistem kepada operator.

Sebelumnya JFD telah memasok DSAR (Deep Search and Rescue) 6 Class untuk AL Singapura. DSAR 6 dilengkapi integrated skirt dan DSAR 6 punya bobot yang paling ringan di kelas DSRV, yakni 22,5 ton dan disebut-sebut relatif mudah dipindahkan dengan transportasi udara (via C-17 Globemaster). DSAR 6 milik Singapura yang menjadi etalase MV Swift Rescue, sanggup menyelam sampai maksimum kedalaman 500 meter, bahkan dalam kondisi tertentu, batas kedalaman bisa tembus sampai 700 meter.

Baca juga: TNI AL Ajukan Pengadaan Dua Kapal Penyelamat Kapal Selam dengan Kemampuan Hidrografi

Sementara Indonesia, meski tak terdengar lagi gaungnya, pada tahun 2018 TNI AL pernah mengajukan proposal pengadaan kapal penyelamat kapal selam yang juga dapat berperan sebagai kapal hidrografi. Dikutip dari Janes.com (28/12/2018), dikatakan bahwa TNI AL tengah mengajukan usulan untuk pengadaan dua unit kapal selam penyelamat yang akan dimasukan ke dalam paket MEF (Minimum Essential Force) III periode 2020 – 2024. (Bayu Pamungkas)

14 Comments