KMP Port Link III, Kapal Ferry Terbesar ASDP Dicarter Angkut Material Tempur TNI AD
|Pengggunaan wahana transportasi sipil guna mendukung pergeseran pasukan dalam skala besar sudah lazim dilakukan, masih ingat saat kapal pesiar Queen Elizabeth dimiliterisasi guna mendukung angkutan ribuan prajurit Inggris ke Falkland dalam kampanye Perang Malvinas di 1982. Seperti dalam mendukung Latihan Antar Kecabangan (Ancab) TNI AD 2019 di Baturaja, Sumatera Selatan, turut dilibatkan kapal ferry terbesar di Indonesia, KMP Port Link milik PT ASDP Indonesia Ferry yang dicarter khusus oleh TNI AD guna membawa ratusan prajurit dan beragam alutsista berat.
Baca juga: KRI Tanjung Kambani 971 – Ini Dia! Kapal Feri Yang Dipersenjatai
Dikutip dari siaran pers PT ASDP Indonesia Ferry, disebutkan KMP Port Link III dicarter guna melayani pengangkutan personil dan alutsista dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Panjang, Lampung pada Minggu (4/8) dan akan kembali lagi ke Pelabuhan Merak pada Selasa (20/8) mendatang.
“Proses muat personil dan alutsista di KMP Portlink III dilakukan pada sore ini mulai pukul 18.00, dan akan diberangkatkan dari dermaga III Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Panjang, Lampung, Minggu (4/8) pukul 22.00 WIB. Selanjutnya, personil dan alutsista TNI AD ini akan menuju lokasi latihan Antar Kecabangan Brigif Para Raider 17/1 Kostrad 2019 di Baturaja, Sumatera Selatan,” ujar Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Imelda Alini.
Nampak dalam beberapa foto yang dirilis Humas PT ASDP, beberapa alutsista dalam jumlah besar tengah dalam proses embarkasi ke lambung KMP Port Link III. Alutsista yang dapat dikenali mencakup MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 Ri, baterai peluncur roket MLRS (Multiple Launch Rocket System) ASTROS, Howitzer Swagerak TRF-1 CAESAR (Camion Equipe’ d’un Syste’me d’ ARtillerie) kaliber 155 mm, rantis Komodo, dan puluhan truk yang kesemuanya merupakan arsenal persenjataan dari Kostrad.
Tentang KMP Port Link III, dikenal sebagai kapal ferry terbesar yang biasa dioperasikan reguler di lintasan Merak – Bakauheni. Dari halaman KabarPenumpang.com, diketahui KMP Port Link III berbobot 16.000 ton punya panjang 122,51 meter, lebar 21 meter dan draft 5,02 meter dan dapat menampung penumpang hingga 1.500 orang.
Kapal ini juga dilengkapi dengan 2 deck khusus, yaitu deck pertama dapat menampung kendaraan besar seperti bus dan truk hingga 40 kendaraan, dan deck kedua khusus untuk kendaraan pribadi yang muat hingga 100 kendaraan. Walapun kapal ini memiliki kapasitas maksimal penumpang hingga 1500 orang, namun jumlah alat keselamatan yang disediakan oleh kapal ini mencapai 1.800 buah.
Baca juga: KRI Karang Pilang 981 – Nasib Kapal Angkut Sipil yang Terkena “Wajib Militer”
KMP Port Link III dibuat oleh galangan Harland and Wolff Ltd Belfast yang bermarkas di kota Liverpool, Inggris.Kapal ini diatur sedemikian rupa sehingga dapat melaju pada kecepatan 9 sampai 10 knots, walaupun pada kenyataannya kapal ini dapat melaju hingga 15 knots. Jadi, waktu tempuh yang diperlukan kapal ini untuk menyebrangi Selat Sunda adalah 2 jam. (Haryo Adjie)
Tolong iklan nya kok banyak yang tidak senonoh
Iklan menggunakan sistem kontekstual, yang muncul berdasarkan item yang sering dilihat (dicari) pembaca di Google Search 🙂
Haha ketahuan sering liat hayoo
justru langkah ini sangat bagus utk mencoba transportasi swasta, belajar load master tank, ranpur dll plus pasukan di kapal ferry….
daya apung, keseimbangan kapal, posisi barang … dpt dipelajari oleh TNI utk bekal data jika kelak di pakai masa darurat.
saat PD II, Malvinas, Timtim jg pakai kapal swasta angkut logistik.
Ada KOLINLAMIL AL knp gak koordinasi utk dukungan serpas & serlog ???
Apakah ini ego masing2 matra shg tdk ada koordinasi & kerjasama antar matra ???
engak begitu juga kali…semua matra dibawah satu payung tni dan nkri…mungkin karna kurang kapal angkut atau bisa jadi kurang besar kapal angkut yang dimiliki tni…itu juga dekat cuma satu dua jam sampe kok…jadi engak perlu buruk sangka…
biasa nya yang ego dan arogan itu prajurit baru lulus pendidikan…itu biasanya….
Hitungan ongkos kalo pakai LPD, LST, LCU, mungkin nggak masuk karena harus pakai 2 atau 3 kapal campuran LPD, LST, LCU. Lagipula harus mobilisasi dulu LPD, LST dan LCU dari pangkalannya ke pelabuhan merak.
Jadi ongkos lebih mahal dan tidak praktis jika harus pakai LPD, LST, LCU. Lebih praktis pakai kapal ferry langsung dari merak ke bakauheni.
Lagipula ini adalah latihan untuk satu matra saja bukan latihan gabungan. Kalo latihan gabungan baru bisa pakai Kolinlamil.
Mengangkut personel dan peralatan militer itu namanya bukan sipil lagi, meskipun dulunya sipil atau krunya sipil.
Sasaran wajib (primary objective) untuk mematahkan jalur logistik
Kalau masukan secara lisan atau tertulis kurang didengar menhan atau komandan pusat, Langkah dengan tindakan nyata seperti ini kadang diperlukan untuk membuka mata mereka untuk memahami kebutuhan yang ada di bawah.
Entah mereka tau tapi gak mau keluar duit untuk maintenance, entah karena fokus pengadaan, yang di pusat sana perlu ditarik kerahnya keluar jendela supaya punya pandangan lebih luas secara nyata.
Beli alutsista butuh uang, untuk mendapatkan uang maka ekonomi harus berjalan dan maju, ekonomi butuh SDM dan Infrastruktur yang memadai yang semuanya butuh modal ribuan triliun.
Bangun SDM dan Infrastruktur dahulu, agar dapat uang untuk beli Alutsista
nah.. sekarang tambah sulit, lah BUMN pada rugi terancam bangkrut semua.. hahaha.. masa sama kayu sengon aja jawa lumpuh.. hahaha. si bapak buru2 nyalahin plt.. kasian dah tuh plt, baru 3 hari sudah jadi kambing hitam..
Si sengon nih ngawur aja kehidupannya kek paduka zulheri
Kalau dalam masa perang, kapal sipil yang mengangkut personel dan peralatan militer boleh diserang ngak??????
Boleh
Serang aja gpp. Tp gmn nyerangnya.? Saat itu terjadi kekuatan musuh dilaut dan diudara sdh dieliminasi, makanya bisa mengerahkan pasukan darat utk memukul mundur pasukan musuh.
wah rusky mobok baygon nih,mangkanya suka eek sembarangan hhhhhhhhhhh…………
yang ditanya apa malahan jawab ngalor ngidul,kang mas raden itu saya nanya aset sipil kalou dalam perang apa boleh diserang apa dihancurkan?.
jawaban iya atau tidak,malah jawab sok keminteran sih.
Kalau isi logistiknya militer dalam keadaan perang meskipun kapal sipil tetap boleh diserang,yang tidak boleh kapal sipil yang mengangkut masyarakat sipil dan kapal logistik untuk keperluan sipil
Mau bagaimanapun aturan yg ditulis, pada praktek nya dalam situasi perang hampir semua nya adalah “sah”