Kinerja Buruk Self Propelled MLRS Norinco Type 90B ‘Bayangi’ Militer Peru, Jenis yang Sama Digunakan Korps Marinir
Tahukah Anda, bahwa ada beberapa kesamaan alutsista antara Indonesia dan Peru, yakni kedua negara sama-sama pengguna kapal selam Type 209/1200 dan Landing Platform Dock (LPD) Makassar class (Pisco class). Nah, selain itu, antara Peru dan Indonesia ternyata sama-sama pengguna self propelled MLRS (Multiple Launch Rocket System) Norinco Type 90B.
Di Indonesia, Type 90B menjadi arsenal persenjataan Batalyon Artileri Medan Korps Marinir TNI AL. Sementara di Peru, Type 90B digunakan oleh angkatan darat. Ketimbang self propelled MLRS lain di arsenal artileri Korps Marinir, Type 90B seperti jarang digunakan.
Seperti dikutip Armyrecognition.com (11/4/2024), disebut bahwa self propelled MLRS buatan Cina ini punya reputasi yang buruk dan bahkan telah membahayakan nyawa awaknya. Pemerintah Peru pada tahun 2013 telah mengakuisisi 27 unit Norinco Type 90B, yakni MLRS yang mengusung roket balistik kaliber 122 mm. Harapan Peru Type 90B dipersiaplkan sebagai pengganti self propelled MLRS BM-21 Grad era Soviet yang telah ketinggalan zaman dan telah dioperasikan Peru sejak tahun 1970.
Awalnya, ada niatan untuk membeli Type 90B dalam batch berikutnya. Namun, keputusan untuk repeat order Type 90B nampaknya tidak jadi diteruskan. Pasalnya, sejak awal Type 90B digunakan militer Peru, serangkaian masalah mendera dan menciptakan kegagalan operasional secara signifikan.
Meda lokal melaporkan masalah dengan roket yang dipasok oleh Norinco untuk Type 90B Peru. Begitu pula dengan mesin truk yang menjadi platform Type 90B yang diketahui mengalami kebocoran oli, meski masih sangat baru. Namun, kerugian yang ditimbulkan oleh sistem senjata buatanb Cina itu terus berlanjut. Angkatan Darat Peru sempat mengerahkan Type 90B selama operasi militer yang disebut Patriota, pada pertengahan tahun 2022, yaitu salah satu operasi anti-teroris terbesar yang digelar angkatan bersenjata Peru dalam beberapa tahun terakhir.
Laporan menunjukkan bahwa beberapa tabung modul peluncuran Type 90B meledak di tengah rangkaian penembakan, sehingga membahayakan nyawa awaknya. Data tidak resmi menunjukkan bahwa lubang tabung peluncur Type 90B tidak berlapis krom, sehingga mengurangi masa pakainya.
Sebuah foto memperlihatkan tabung peluncur yang rusak, dan beberapa lainnya terkena dampak pada Type 90B milik angkatan darat Peru. Serangkaian kejadian ini telah memotivasi suara-suara di dalam pemerintahan Peru untuk menngganti pemasok MLRS. Harga pembelian selalu menjadi faktor, yang dapat memiliki bobot yang lebih atau kurang signifikan, namun keselamatan dan kinerja juga merupakan faktor dan harus dipandang penting ketika menyusun spesifikasi teknis (spektek), serta selama kualifikasi produk militer yang diusulkan oleh Angkatan Bersenjata Peru.
Norinco Type 90B: Self Propelled MLRS Terbaru Milik Armed Korps Marinir TNI AL
Seperti halnya RM70 Vampire dan RM70 Grad, Self Propelled MLRS dari Cina ini juga mengusung 40 peluncur roket dalam satu unit kendaraan. Pola loading dan sistem penembakkanya pun tak berbeda jauh dari RM70 Grad dan RM70 Vampire. Resminya Type 90B diperkenalkan Norinco pada tahun 2004, setelah sebelumnya Norinco merilis Type 90 (pertama) pada pertengahan tahun 1990. Waktu yang dibutuhkan untuk menggelar Type 90B di suatu lokasi hingga siap melakukan penembakkan hanya butuh waktu kurang dari 7 menit.
Type 90B dipasang pada platform truk North-Benz 2629 6×6. Di dalam kendaraan peluncur sudah disematkan perangkat komputer mini yang menunjukkan launcher direction finder/display, longitudinal and transversal slope and gradient sensors, launcher assembly elevation and traverse position sensors, dan special vehicle-launcher power interface. Truk dapat melaju hingga kecepatan maksimum 85 km per jam, sementara jarak tempuhnya bisa sampai 800 km.
Untungnya tidak banyak Type 90B yang digunakan Korps Marinir, yakni hanya empat unit peluncur, yang sepertinya sudah jarang diikutkan dalam latihan penembakan. (Gilang Perdana)
Intip Detail, MLRS RM70 Vampire Batalyon Roket 2 Korps Marinir
yg namanya alutsista murah meriah ala China ya begitu. paling parah Canon Giant Bow yg nembak tentara TNI sendiri krn uncontrol….masih mau beli dari China..
Semoga petinggi Kememhan tidak tergoda dengan”Cuan” yang menggiurkan dari pedagang senjata cina sehingga keblinger beli sista cina lagi. Mending dari turki yang sistem kerja penciptaan dan uji mampunya sista menggunakan standar NATO yg bagaimanapun juga lebih terukur.
Belum lagi drone CH4, fregat dan pespur produk Cina yg terlalu banyak komplain pula dari pelanggan karena kinerja buruk, salut juga dengan kemampuan copy paste Cina sayangnya asal jiplak saja, utk teknologi bidang lain yg tak begitu resiko tak masalah tapi urusan senjata kalau malah membahayakan personil yang malah terbunuh sendiri ya jangan lagi sekali kali beli barang Cina.
Resiko Laras meledak bs d hindari dgn delay 10 menit, buat ksh kesempatan operatornya ngacir terlebih dulu hahaha
Lucunya TNI ngga kapok2 beli alutsista dari cina. Terakhir ucav yg ternyata dipasangi alat yg ngga bisa digunakan untuk menyerang bahkan memasuki teritori cina. Klo ada eskalasi dg cina.
halah pen3f0ng barat
halah peny3f0ng barat, giliran diembargo mingkem cingur lu
ingat kasusnya twin canon giantbow yang menembak tak terkontrol sehingga beberapa prajurit tni gugur.
rudal C705 yang delay dan meluncur sendiri.
buatan china memang murah, namun harus dibayar mahal dg kualitas yg rendah