Update Drone KamikazeKlik di Atas

Kim Jong Un Pamer Rudal ICBM ke Menhan Rusia, “Trio Nuklir” Solid Hadapi Washington

Untuk pertama kali sejak bubarnya Uni Soviet, Menteri Pertahanan Rusia melakukan lawatan ke Korea Utara. Menjadikan kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, begitu strategis di tengah bangkitnya “Perang Dingin Jilid Kedua”. Dengan didampingi delegasi pertahanan dari Cina, Shoigu secara khusus diajak untuk melihat tur rudal balistik antarbenua (ICBM) oleh Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.

Baca juga: Pecahkan Rekor! Korea Utara Luncurkan Rudal ICBM Hwasong-18 Sampai Ketinggian 6.000 Km dan Terbang 74 Menit

Dengan bangga dan percaya diri, Kim Jong Un memamerkan rudal balistik yang dilarang oleh PBB kepada Shoigu. Tur rudal balistik di Pyongyang (27/7/2023), juga dapat dimaknai lain oleh para analis, yakni menunjukkan bahwa Rusia sekarang telah menerima program nuklir Korea Utara.

Perjalanan Sergei Shoigu bertepatan dengan peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Korea, yang disebut di Pyongyang sebagai Hari Kemenangan. Pejabat China juga menjadi bagian dari delegasi dalam tur rudal balisitik, menjadikan kunjungan ini yang terkemuka pertama ke negara terisolasi itu sejak pandemi Covid-19.

Yang menarik dan juga bakal menjadi perthatian Washington, adalah kesepatan ketiga negara trio nuklir untuk meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan, yang mana kepentingan antara Rusia, Cina dan Korea Utara dipersatukan oleh persaingan dan konflik yang terjadi dengan Amerika Serikat dan sekutunya.

Beberapa rudal Korea Utara dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB yang awalnya diadopsi dengan dukungan veto dari Cina dan Rusia.

Terkait dengan lawatan Menhan Rusia, kabarnya Kim Jong Un diberi surat dari Presiden Rusia Vladimir Putin – dan menurut media pemerintah, Kim “berulang kali mengungkapkan keyakinan bahwa tentara dan rakyat Rusia akan mencapai kesuksesan besar dalam perjuangan membangun negara yang kuat.”

Sementara kantor berita Korea Utara – KCNA tidak secara eksplisit merujuk pada perang di Ukraina, namun, Menteri Pertahanan Korea Utara Kang Sun Nam dilaporkan mengatakan dia sepenuhnya mendukung “pertempuran untuk keadilan” Moskow.

Korea Utara memiliki beberapa jenis rudal balistik yang telah dilarang oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB karena melanggar larangan pengembangan, uji coba, dan penyebaran senjata nuklir dan rudal balistik.

Satu dari rudal balistik yang dilarang adalah “Hwasong-15,” yang merupakan rudal balistik antar benua (ICBM) yang diluncurkan oleh Korea Utara pada tanggal 28 November 2017. Pada saat pengujian tersebut, rudal ini mencapai ketinggian sekitar 4.475 kilometer (2.780 mil) dan menempuh jarak sekitar 960 kilometer (600 mil) sebelum jatuh di laut di dekat perbatasan Korea Utara dan Jepang. Pengujian Hwasong-15 tersebut menunjukkan bahwa rudal ini memiliki jangkauan yang cukup untuk mencapai bagian daratan Amerika Serikat.

Selain Hwasong-15, Korea Utara telah melakukan pengujian berbagai jenis rudal balistik lainnya, termasuk rudal balistik jarak menengah (MRBM) seperti Hwasong-12 dan Hwasong-14, serta rudal balistik yang dapat diluncurkan dari kapal selam (SLBM) seperti Pukguksong-1 dan Pukguksong-2.

Baca juga: Korea Utara Pamerkan Pukguksong-4, Rudal Balistik dari Kapal Selam yang Misterius

Pengujian dan pengembangan rudal balistik ini bertentangan dengan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Korea Utara dari melakukan aktivitas terkait senjata nuklir dan rudal balistik. PBB telah memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi terhadap Korea Utara sebagai respons atas pelanggaran tersebut, dengan tujuan untuk mendorong negara tersebut untuk menghentikan program senjata nuklir dan balistiknya. (Bayu Pamungkas)

One Comment