Khawatir Atas Kebijakan Donald Trump, Portugal Singkirkan Opsi Pembelian Jet Tempur F-35 Lightning II
|Polemik politik luar negeri yang dihembuskan Presiden AS Donald Trump telah menjadi bola panas bagi eksistensi jet tempur stealth F-35 Lightning II. Selain menciptakan keraguan di Kanada dan Jerman atas kelanjutan pesanan F-35, ada kabar bahwa Portugal telah menyingkirkan opsi pengadaan F-35, lantaran kemelut politik yang membuat murka sebagian besar negara-negara NATO di Eropa.
Di tengah hubungan yang memburuk dengan cepat antara Eropa dan Amerika Serikat, Portugal mempertimbangkan kembali rencananya untuk membeli jet tempur siluman F-35 Lightning II generasi kelima dan dapat mencari alternatif Eropa.
Dalam sebuah wawancara dengan media Portugis Público yang diterbitkan pada 13 Maret 2025, Menteri Pertahanan Portugis Nuno Melo menepis prospek untuk memperoleh jet tempur generasi kelima Amerika, dengan alasan ketidakpastian pemerintahan Trump.
“Kita tidak dapat mengabaikan lingkungan geopolitik dalam pilihan kita. Posisi Amerika Serikat baru-baru ini, dalam konteks NATO … harus membuat kita berpikir tentang pilihan terbaik, karena prediktabilitas sekutu kita adalah aset yang lebih besar untuk diperhitungkan,” kata Menteri tersebut dalam wawancara tersebut.
Gegara Pernyataan Donald Trump, Kanada Gusar Atas Kelanjutan Akuisisi Jet Tempur F-35A Lightning II
Perkembangan tersebut terjadi ketika keretakan telah muncul dalam hubungan Transatlantik sejak Donald Trump menjadi Presiden AS.
Selain menegur sekutunya, pemerintahan Trump telah membuat beberapa keputusan strategis yang telah membunyikan alarm di Eropa. Misalnya, bulan lalu, AS membuka pembicaraan dengan pejabat Rusia untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Ukraina, tanpa pejabat Ukraina atau Eropa.
Trump telah mengarahkan senjatanya pada sekutu NATO-nya, mendesak mereka untuk meningkatkan anggaran pertahanan dan mengancam bahwa Washington tidak akan bertanggung jawab atas pertahanan di Eropa.
Namun, yang lebih penting, keputusan Portugal didasarkan pada ketidakpastian yang terkait dengan pembelian perangkat keras Amerika. Misalnya, Donald Trump menghentikan bantuan militer ke Ukraina setelah pertengkaran verbal dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Ruang Oval.
Bantuan militer kini telah dipulihkan, tetapi insiden tersebut telah menciptakan keretakan besar dalam Transatlantik, dengan beberapa negara Eropa mempertimbangkan untuk memperkuat pertahanan mereka secara independen dari AS.
Sejumlah Peralatan Manufaktur dan Pengujian F-35 Masih Berada di Turki, JPO Berupaya Relokasi ke AS
Ada kekhawatiran yang berkembang di Eropa bahwa pemerintahan AS yang ‘tidak dapat diprediksi’ dapat menghentikan pengiriman suku cadang penting atau pembaruan perangkat lunak untuk jet tempur stealth F-35.
Keputusan Portugal dilaporkan dikomunikasikan beberapa hari setelah para ahli pertahanan Jerman menyatakan kekhawatiran bahwa AS berpotensi menggunakan “tombol pemutus/kill switch” pada F-35 untuk memaksakan tujuan politiknya. Meskipun pejabat militer Belgia dan Swiss menepis kekhawatiran tersebut, para ahli militer Eropa telah menandai kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan tersebut.
Portugal, seperti negara-negara Eropa lainnya, memahami bahwa armada F-35 apa pun akan dengan cepat menjadi tidak efektif tanpa akses ke pemeliharaan, logistik, dan jaringan komputer yang dikendalikan AS. Dengan demikian, AS akan memiliki kendali tidak langsung atas operasi F-35 yang beroperasi di hampir semua negara.
Angkatan Udara Portugal saat ini mengoperasikan F-16 asal AS, pertama kali menyatakan minatnya pada pesawat F-35 pada tahun 2023 ketika Joe Biden menjadi Presiden AS. Saat itu, Jenderal João Guilherme Rosado Cartaxo Alves, Kepala Staf Angkatan Udara Portugal, menyatakan bahwa F-35A adalah pilihan terbaik untuk menggantikan Lockheed Martin F-16 AM/BM Fighting Falcon yang sudah tua.
Pada bulan April 2024, KSAU Portugal Jenderal João Cartaxo Alves mengatakan bahwa telah berada dalam fase “transisi” menuju pesawat tempur siluman. Kepala tersebut juga menyatakan bahwa program tersebut akan menelan biaya sekitar 5,5 miliar euro dan membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk dilaksanakan—sebuah pernyataan yang membuatnya tampak seperti pembelian yang sudah dekat.
Kementerian Pertahanan Portugal kemudian menarik kembali pernyataannya dan berkata, “Ini adalah visi untuk masa depan, jadi saat ini, belum ada proses pembelian pesawat untuk menggantikan F-16 Fighting Falcon. (Gilang Perdana)
“Kepala tersebut juga menyatakan bahwa program tersebut akan menelan biaya sekitar 5,5 miliar euro dan membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk dilaksanakan—sebuah pernyataan yang membuatnya tampak seperti pembelian yang sudah dekat.”
Dengan uang segitu bisa dapat puluhan unit Eurofighter Typhoon seperti punya tetangga, mengapa tak coba menimbang-nimbang alternatif pengganti F-35 walau generasinya berbeda? 🤔
Dari dulu om Mahatir udah wanti2, hati2 sama pespur AS, ada nyanyian kode nya😁
https://www.indomiliter.com/mahathir-mohamad-f-a-18d-hornet-hanya-bebas-diterbangkan-saat-parade-udara/
Nah kan kekhawatiran sejak lama akhirnya terjadi kenapa sesama tetangga eropa barat dan timur yg secara historis masih berkerabat tidak bersatu saja membangun satu uni eropa dan istilah one kill switch ternyata tak hanya kepada TNI AU saja owalah…