KF-21 Boramae Sukses Terbang Perdana Selama 30 Menit, Bawa Empat Rudal Meteor
|Lebih cepat dari jadwal yang ditentukan sebelumnya, yakni 22 Juli 2022, Korea Aerospace Industries (KAI) Industries pada hari Selasa, 19 Juli kemarin telah melansungkan tahapan sakral dalam pengembangan prototipe jet tempur generasi 4.5, dimana KF-21 Boramae berhasil melakoni terbang perdana (maiden flight). Dan mencatatkan Korea Selatan sebagai negara kedelapan di dunia yang telah mengembangkan jet tempur supersonik.
Baca juga: KAI Rilis Video Ground Test KF-21 Boramae, Perlihatkan Kentalnya Aura F-35 Lightning II
Sebelum uji terbang perdana, KAI telah telah menjalankan uji mesin di darat – ground-based engine thrust yang sukses pada bulan Juni lalu, kemudian berlanjut ke uji taxiing pada awal bulan Juli 2022.
Dalam uji terbang perdana, KF-21 Borame diawaki oleh Mayor Junhyeon Ahn dari Air Foce Test and Evaluation Unit. Pesawat lepas landas dari pangkalan Angkatan Udara dekat pabrik KAI di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, pada pukul 15:40. KF-21 Boramae terbang dengan kecepatan 400 km per jam selama lebih kurang 30 menit untuk memeriksa fungsi dasar pada sistem pesawat, dan akhirnya pesawat mendarat dengan selamat pada pukul 16:13 waktu setempat.
Dalam maiden flight, nampak KF-21 Boramae menggotong empat rudal udara ke udara Meteor yang dipasang pada central fuselage.
KAI berencana melakukan sekitar 2000 penerbangan uji dengan enam prototipe hingga Juni 2026, dilanjutkan dengan produksi massal di tahun yang sama. Sejauh ini, Angkatan Udara Korea Selatan mempertimbangkan untuk mengakuisisi 120 unit KF-21 pada tahun 2032.
Dirunut dari timeline, KF-21 Boramae akan diverifikasi sebagai aset yang berpotensi tempur penuh pada akhir tahun 2023, dan tes persenjataan tambahan untuk KF-21 Block-2 akan dilakukan pada tahun 2026. Empat puluh unit KF-21 Block-1 diharapkan mampu melakukan mode pertempuran udara-ke-udara, sementara 80 unit KF-21 Block-2 yang akan dikerahkan pada tahun 2028 dimaksudkan untuk melakukan moda pertempuran udara-ke-permukaan.
Dua komponen utama pada KF-21 Boramae, yakni radar elektronik AESA dan pelacak target inframerah, dikembangkan oleh Hanwha Systems dengan teknologi lokal dan telah dipasang ke prototipe KF-21 pertama. Sebuah jammer frekuensi radio dan suite peperangan elektronik yang terintegrasi dipasok oleh LIG Nex1.
KF-21 diharapkan akan dipersenjatai dengan ALCM (rudal jelajah yang diluncurkan dari udara) yang dikembangkan Korea Selatan dan 10 senjata udara-ke-darat lainnya, termasuk rudal udara-ke-udara Meteor untuk pertama kalinya di Asia. Rudal jelajah akan memberikan pesawat tempur kemampuan serangan presisi jarak jauh, di luar sistem pertahanan udara atau intersepsi musuh. Militer Korea juga berencana untuk menempatkan rudal hipersonik, yang saat ini sedang dikembangkan untuk KF-21. (Bayu Pamungkas)
@Ade,
Yup usd 13,9 billion untuk 36 unit F15ID plus usd 8,1 billion untuk 36 Rafale total usd 22 billion kalo dibelikan F16 block 70 Viper bisa dapat 104 unit udah lengkap suku cadang, training, rudal AIM9X, AIM120C7 dan Harpoon langsung itu target MEF 11 skuadron tempur bisa terpenuhi.
Jangan lupa bayar, Gak mungkin Korsel gak ngasih bendera Indonesia. Ya kali mereka mau kehilangan order 50 unit. Anyway, Selamat untuk Korsel dan juga Indonesia. Fokus dulu aja buat produksi pemenuhan 10 skuadron (120-160 unit) baru diluar yg sudah existing. Rudalnya udah meteor loh, apalagi Indonesia udah pesen Rafale dan ada kemungkinan besar Indonesia juga bisa masang SCALP/Strom Shadow di KF-21 Boremae.
@smartboy kabarnya sih 50 ekor
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Welcome untukmu, Wahai Borameong. Sebagai kekasih yg tak dianggap, kami hanya bisa lihatmu mengangkasa dari pinggir lapangan. Kami cukup sedih karena suaramu yang berisik, rodamu tak bisa masuk dan pendaratanmu yang sedikit oleng. Borameong…Borameong…Borameong, korbang ke-egoisan karena tidak mau mengeluarkan sedikit saja dari 11.000 T yang ada di kantong. Kurrraaa ! Laksanakan ! Bravo !
@Boby..Design KF 21 Boramae sudah dipersiapkan untuk pesawat generasi 4.5 keatas (steatlh) karna ini baru batch 1 rudalnya masih diletakan diluar tp rak untk penempatan rudal konsep weapon bay sudah dipersiapkan..mungkin pengembangan batch berikutnya baru mengusung penuh konsep PesPur Siluman..
Kalau Indonesia melanjutkan proyek ini semoga kejadian changbogo tidak terulang
Sayangnya pesawat tempur F21 boramae korea-indonesia bukan pesawat Stealth, tidak memiliki kemampuan weapon bay 😢😢😢
Netizen KorSel pada ngamuk bendera Indonesia masih terpasang di pesawat, wkwkwkwk…
Alhamdulillah bendera Indonesia tetap terpasang di prototipe KF Boramae semua Indonesia membayar tunggakan program ini sehingga dapat berlanjut di proyek ini dan mendapat prototipe pesawat ini..harusnya Indonesia fokus pada proyek ini guna kemandirian Alutsista khususnya PesPur..mungkin batch ke 2 bisa dikembangkan sendiri..untk program stop gap memang lebih baik ambil F 16 V dan stok yg di Arizona sebanyak2nya guna di upgrade ke setara F 16 V seperti punya Taiwan, dengan nilai pembelian Rafale dan F 15 yg fantastis rasanya akan bisa ke beli bnyk F 16 V dan stok F 16 Arizona dan yg terpenting stoknya tersedia dan ready terutama yg di Gurun Arizona bisa di upgrade di dalam negeri seperti program eMLU ..toh selain biaya yg fantastis kedatangan Rafale dan F 15 datangnya hampir berbarengan dengan F 21 Boramae..
Unit KIFX21 utk TNI AU kira2 bakal dpt seri block berapa ya ? Admin bs jawab?
Nanti baru ketahuan setelah biaya pengembangan prototipe-nya dilunasi 🙂