Ketar-ketir dengan Klaim Beijing, Jepang Bangun Pangkalan Udara untuk Jet Tempur AS di Pulau Tak Berpenghuni

Setelah mencanangkan pembangunan Markas Besar Angkatan Darat dan Angkatan Laut di bawah tanah, Jepang kembali memperlihatkan kecemasannya terhadap ambisi dan penggelaran kekuatan militer Cina. Yang terbaru adalah kabar Pasukan Bela Diri Jepang kini mulai membangun pangkalan udara baru di Pulau Mage, yakni sebuah pulau tak berpenghuni di Prefektur Kagoshima yang juga dikenal sebagai Mageshima.

Baca juga: Antisipasi Serangan “Electromagnetic Pulse”, Jepang Bangun Markas Besar Angkatan Darat dan Angkatan Laut di Bawah Tanah

Dikutip dari aerotime.aero (13/1/2023), pembangunan pangkalan udara (lanud) di Pulau Mage dimaksudkan untuk menampung jet tempur milik Angkatan Udara AS yang akan direlokasi dari Pulau Iwoto, atau yang dikenal sebagai Iwo Jima.

Meski tak berpenghuni, Pulau Mage punya arti strategis, pasalnya pulau ini terletak di pinggiran timur Laut Cina Selatan. Menurut pejabat pertahanan Jepang, Pula Mage menawarkan lokasi yang lebih baik untuk pangkalan militer.

“Mengingat kondisi keamanan yang kian tidak kondusif dan rumit pasca perang Dunia Kedua, maka Pemerintah akan membangun fasilitas ini (lanud) dan memulai operasinya sejak dini,” kata Hirokazu Matsuno, Kepala Sekretaris Kabinet dalam konferensi pers.

Keputusan untuk membangun pangkalan di Pulau Mage diambil sebagai reaksi terhadap klaim teritorial Cina di Laut Cina Selatan, jelas para pejabat pertahanan Jepang.

Pulau Mage yang Kontroversial
Faktanya, sejak abad ke-14, Pulau Mage dengan luas 8,2 km2 terkadang dihuni oleh para nelayan. Koloni pertanian permanen didirikan di sana setelah Perang Dunia II. Namun, antara tahun 1960-an dan dekade 80-an semua penduduk pergi karena kondisi yang sulit di pulau itu.

Walau tetap tidak berpenghuni, Pulau Mage menjadi titik fokus dari beberapa proyek komersial yang ambisius. Rencana untuk membangun resor, fasilitas penyimpanan minyak, penyimpanan limbah nuklir, dan pelabuhan antariksa semuanya telah dilontarkan sejak tahun 1970-an, tetapi tidak satupun yang terwujud.

Pada tahun 2009 sebuah perusahaan lokal mulai membangun landasan pacu di pulau itu dengan rencana untuk menyewakannya sebagai tempat pelatihan Angkatan Laut AS. Namun, proyek tersebut mengakibatkan skandal besar yang melibatkan dugaan penipuan pajak dan aktivitas ilegal lainnya.

Menurut laporan lingkungan, operasi penebangan liar dan aktivitas komersial lainnya menghancurkan ekosistem pulau itu dan menyebabkan kepunahan banyak spesies hewan.

Rencana untuk mengubahnya menjadi pangkalan udara permanen pertama kali diajukan pada tahun 2011 dan mendapat dorongan lebih lanjut selama 2018. Pada Desember 2019, pulau itu dibeli oleh Pemerintah Jepang.

Baca juga: Diam-diam Cina Incar Boeing 767 AWACS Milik Angkatan Udara Jepang

Saat ini, Pulau Mage telah menjadi bagian dari langkah yang lebih besar untuk meningkatkan kehadiran angkatan bersenjata AS dan Pasukan Bela Diri Jepang di wilayah tersebut, terutama terkait kebijakan Beijing yang menganggap sebagian besar Laut Cina Selatan sebagai wilayahnya sendiri. (Bayu Pamungkas)

4 Comments