Kemhan Inggris Umumkan Sukses Uji Coba ‘Penembakan’ Perdana Senjata Anti Drone Berbasis Frekuensi Radio (RFDEW)
|Setelah diluncurkan pada bulan Mei lalu, Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris pada 23 Desember 2024, mengumumkan suksesnya uji coba pertama kali Low Cost – Radio Frequency Directed Energy Weapon (RFDEW) dengan ‘menembak’ jatuh drone. Uji coba dilakukan personel Angkatan Darat Inggris (Royal Army), Low Cost RFDEW menjatuhkan target drone menggunakan energi terarah dari frekuensi radio.
Sesuai dengan label “Low Cost”, maka RFDEW dapat menjatuhkan segerombolan drone dengan biaya kurang dari sebungkus pai cincang. Sistem anti drone ini diklaim mampu mengenai target hingga sejauh 1 kilometer dengan biaya per tembakan hanya seharga secangkir kopi (10 poundsterling).
Pengembangan program Low Cost RFDEW mendukung lebih dari 135 pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi di seluruh industri Inggris. Sistem Radio Frequency Directed Energy Weapon (RFDEW) dapat mendeteksi, melacak, dan menghadapi berbagai ancaman di darat, udara, dan laut.
RFDEW mampu menetralkan target hingga sejauh 1 km dengan efek yang hampir seketika, memberikan pelengkap yang hemat biaya untuk sistem pertahanan udara pangkalan rudal tradisional. RFDEW berbeda dari Senjata Energi Terarah Laser – seperti DragonFire – karena menggunakan frekuensi radio untuk mengganggu ancaman musuh, bukan sinar laser dengan energi cahaya.
Senjata ini menggunakan gelombang frekuensi tinggi untuk mengganggu atau merusak komponen elektronik penting di dalam perangkat seperti drone, yang menyebabkannya tidak dapat bergerak atau jatuh dari langit.
The new video from the latest Project EALING Radio Frequency Directed Energy Weapon trials (first with Army personnel) shows one important thing that was not, by any means, a given: the system can be seen working and keeping aim on targets with the truck on the move. pic.twitter.com/IpfnfY5Hta
— Gabriele Molinelli (@Gabriel64869839) December 23, 2024
Kementerian Pertahanan Inggris dan Defence Science and Technology Laboratory (Dstl) meluncurkan pengembangan berkelanjutan dari RFDEW sebuah sistem serbaguna yang dapat mendeteksi, melacak, dan menghadapi berbagai ancaman di darat, udara, dan laut. Sistem ini dimaksudkan sebagai alternatif penggunaan rudal hanud berbiaya rendah ketika berhadapan dengan target kecil seperti drone.
Low Cost RFDEW diproduksi oleh konsorsium yang dipimpin oleh Thales UK dan mencakup subkontraktor QinetiQ, Teledyne e2v, dan Horiba Mira.
Dengan tingkat otomatisasinya yang tinggi, sistem senjata anti drone ini dapat dioperasikan oleh satu orang. Untuk mendukung mobilitas, Low Cost RFDEW dapat dipasang pada kendaraan militer, seperti MAN SV.
Menteri Pengadaan Pertahanan dan Industri, Maria Eagle MP, mengatakan, “Penembakan yang berhasil oleh Angkatan Darat Inggris atas RFDEW merupakan langkah maju lainnya untuk senjata berdaulat yang berpotensi mengubah permainan bagi Inggris.”
Uji coba penembakan langsung baru-baru ini diselesaikan oleh Royal Artillery Trials and Development Unit dan 7 Air Defence Group di sebuah tempat latihan di Wales Barat, di mana mereka berhasil menargetkan dan menyerang sistem drone untuk pertama kalinya.
Uji coba eksperimen pengguna yang diselesaikan dalam beberapa bulan terakhir telah memungkinkan personel pertahanan udara Angkatan Darat untuk mengeksplorasi dan melatih potensi kemampuan dalam konfigurasi yang berbeda di berbagai lingkungan jarak, jenis ancaman, dan skenario pertempuran. (Gilang Perdana)
Angkatan Darat Inggris Uji Tembak Senjata Laser Anti Drone dari Rantis Lapis Baja