Kemhan dan TNI AL ‘Beda Pilihan’ Tentang Combat Management System (CMS) di Frigat Merah Putih

Dalam sebuah pernyataan di media nasional, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan, frigat Merah Putih (Arrowhead 140) baru akan selesai terbangun pada lima hingga enam tahun ke depan. Adapun netizen pada 25 Agustus lalu telah mendapat kabar baik dengan dilakukannya peletakan lunas (keel laying) unit perdana frigat Merah Putih oleh PT PAL Indonesia. Terlepas dari lamanya proses pembangunan flagship TNI AL ini, rupanya ada kendala teknis yang harus dituntaskan agar tidak terjadi delay pada proses penyerahan kapal perang ini.

Baca juga: PT PAL Indonesia Lakukan Peletakan Lunas Unit Perdana Frigat Merah Putih (Arrowhead 140)

Dikutip dari Janes.com (6/9/2023), disebut bahwa Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan TNI AL menemui jalan buntu mengenai Combat Management System (CMS) yang akan dipasang pada frigat Merah Putih. Inti dari kebuntuan ini adalah desakan Kemhan agar frigat Merah Putih dilengkapi dengan CMS buatan Turki, dan bukan sistem yang dipasok oleh Thales. Menurut sumber Janes.com, rencana awal pembangunan frigat Merah Putih adalah menggunakan CMS dari Thales, yang notabene CMS dari Thales dominan digunakan pada kapal kombatan TNI AL saat ini.

Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontrak untuk dua frigat turunan Iver Huitfeldt class dengan galangan kapal PT PAL Indonesia pada bulan April 2020. Namun, kontrak tersebut baru berlaku efektif pada Mei 2021, yakni setelah diperoleh pendanaan.

Setelah kontrak berlaku efektif, kelompok pertahanan Inggris, Rosyth Royal Dockyard Ltd (Babcock), mengungkapkan pada September 2021 bahwa mereka menandatangani perjanjian lisensi untuk memberi PT PAL desain Arrowhead 140 untuk kedua kapal tersebut. Desain ini berasal dari tiga kapal Iver Huitfeldt class Angkatan Laut Kerajaan Denmark, yang ditugaskan antara Januari dan November 2011.

Fregat Merah Putih masing-masing akan berbobot sekitar 5.996 ton pada muatan penuh dan memiliki panjang keseluruhan 140 meter.

Sistem senjata yang telah diusulkan untuk kebutuhan Indonesia mencakup sistem peluncuran vertikal – vertical launching system (VLS) 12 cell untuk rudal hanud jarak menengah, 12 cell VLS terpisah untuk rudal hanud jarak jauh, dan 16 cell VLS untuk rudal anti kapal. Selain itu, frigat Merah Putih akan dibekali dua meriam kaliber 76 mm, dan kanon CIWS kaliber 35 mm.

Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada bulan April 2020, sebagian besar persyaratan dari TNI AL menyerukan adanya penggunaan komponen elektronik buatan Thales, dalam ha ini termasuk CMS dan radar utamanya. Hal tersebut dapat dihapami, mengingat beberapa kapal kombatan utama yang dibangun dalam kondisi baru, seperti frigat Martadinata class dan korvet Diponegoro class, menggunakan solusi dari Thales.

Baca juga: 40 Tahun Thales di Indonesia, Pasok Sistem Radar untuk Tiga Matra TNI

Thales dalam adopsi solusi CMS dan perangkat radar telah menggandeng mitra dari dalam negeri, yakni BUMN PT Len Industri. Namun, Kemhan mengambil jalan yang berbeda, yakni dengan memilih CMS Advent dari perusahaan Turki Havelsan. CMS Advent menyediakan tautan data taktis yang terintegrasi penuh, termasuk mendukung Link 11, Link 16 dan Link 22, SIMPLE, JREAP, dan VMF, fungsi tautan dapat diakses melalui semua konsol operator dengan Advent SYS. (Gilang Perdana)

45 Comments