Update Drone KamikazeKlik di Atas

Kementerian Pertahanan Singapura Rilis Hasil Investigasi Final Kecelakaan F-16 di Lanud Tengah, ada ‘Kejadian Langka’

Dengan beragam alasan, transparansi hasil investigasi pada kecelakaan yang terkait alutsista umumnya hanya diungkap secara terbatas. Namun, Angkatan Udara Singapura atau Republic of Singapore Air Force (RSAF) membuat gebrakan dengan membuka secara benderang akar penyebab kecelakaan yang menyebabkan jatuhnya jet tempur F-16 pada 8 Mei 2024 di Pangkalan Udara (Lanud) Tengah.

Baca juga: Penyebab Kecelakaan Diketahui, Armada F-16 Fighting Falcon Singapura Kini Kembali Mengudara

Selang sepuluh hari sejak kecelakaan, Kementerian Pertahanan Singapura mengatakan kecelakaan pada tanggal 8 Mei 2024 disebabkan oleh giroskop yang memberikan masukan keliru ke komputer kontrol penerbangan. Hal ini menyebabkan pilot tidak dapat mengendalikan pesawat saat lepas landas. Dalam insiden ini, pilot berhasil melontarkan diri dan mendarat dengan selamat. Dan sejak itu, temporary grounded pada armada F-16 RSAF telah resmi dicabut dan penerbangan dapat dilakukan kembali.

Dan pada tanggal 19 Juni 2024, Kementerian Pertahanan Singapura lewat situs mindef.gov.sg, merilis final update investigation atau tuntasnya investigasi pada kecelakaan F-16 di Lanud Tengah. Disebutkan investigasi melibatkan pihak Angkatan Udara Singapura, Lockheed Martin dan Biro Investigasi Keselamatan Transportasi (Transport Safety Investigation Bureau).

Selama penyelidikan, data yang diunduh (download) dari Flight Data Recorder dan Digital Flight Control Computer mengenai insiden F-16 ditinjau. Kemudian pilot dalam insiden serta teknisi pesawat itu jugga diwawancarai. Tidak lupa, catatan perawatan dan prosedur pesawat juga dipelajari secara mendalam.

Kecelakaan
Pilot mengalami kerusakan pada Digital Flight Control System F-16 miliknya saat lepas landas (lihat Gambar 1: Deskripsi Luas Sistem Kontrol Penerbangan F-16). Akibatnya, pilot tidak bisa mengendalikan pesawat dengan aman. Setelah dengan tepat menentukan bahwa tidak aman untuk membawa pesawat lebih jauh, pilot merespons sesuai dengan prosedur darurat, dan melontarkan diri tak jauh dari Lanud Tengah.

Penyebab Kecelakaan
Akar penyebab kegagalan fungsi ini disebabkan oleh penurunan laju nada giroskop, yang merupakan bagian dari sensor gerak yang memberi masukan ke Digital Flight Control Computer. Secara khusus, dua dari empat giroskop laju nada di F-16 memberikan masukan yang salah namun serupa dengan Digital Flight Control Computer. Hal ini mengakibatkan logika kontrol penerbangan menerima masukan yang salah sebagai “benar”, dan secara berurutan menolak masukan dari masing-masing giroskop yang berfungsi sebagai “salah”.

Akibatnya, Digital Flight Control Computer melakukan manuver pada pesawat sebagai respons terhadap sinyal umpan balik laju nada yang salah dari dua giroskop yang rusak, membuat F-16 tidak dapat dikendalikan oleh pilot (lihat Gambar 2). Menurut Lockheed Martin, ini adalah kejadian langka dan kegagalan pertama yang dilaporkan sejak F-16 pertama kali terbang pada tahun 1974.

Sistem dan Prosedur Pemeliharaan
Investigasi juga menyimpulkan bahwa pesawat F-16 dirawat sesuai dengan protokol yang ditetapkan, dan RSAF telah mematuhi inspeksi pemeliharaan yang diwajibkan. Giroskop F-16 Singapura sama dengan yang digunakan oleh operator F-16 lainnya di seluruh dunia. Lockheed Martin tidak menetapkan pemeliharaan preventif apa pun untuk giroskop ini. Giroskop harus diganti ketika kesalahan terdeteksi. Tes bawaan pra-penerbangan F-16 tidak mendeteksi adanya kesalahan pada fungsi giroskop pesawat sebelum lepas landas.

Tindakan Pencegahan Tambahan Ke Depan
Diperkirakan kedua giroskop pitch rate tersebut telah mengalami degradasi karena keausan dan gagal saat lepas landas. Untuk mengurangi kemungkinan terulangnya kembali, RSAF telah menerapkan prosedur pemeliharaan preventif tambahan untuk giroskop, di mana para insinyur RSAF akan secara berkala melepas rakitan giroskop F-16 dan mengujinya menggunakan peralatan khusus. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan bagi para insinyur untuk mendeteksi tanda-tanda awal degradasi dan melakukan penggantian giroskop terlebih dahulu, sebelum giroskop mencapai tahap degradasi yang dipercepat yang menyebabkan kegagalan.

F-16 AU Singapura di Pitch Black 2018

Tindakan ini melampaui prosedur perawatan yang ditentukan oleh pabrikan pesawat. Sebelum RSAF melanjutkan penerbangan F-16 pada 21 Mei 2024, giroskop kontrol penerbangan setiap pesawat RSAF F-16 telah diperiksa dan dibersihkan.

Temuan investigasi telah ditinjau oleh SAF’s Inspector General Office. Panel External Review tentang Keamanan juga telah memperbarui temuan investigasinya. Panel menyetujui prosedur pencegahan tambahan yang dilakukan RSAF. Dalam siaran pers, RSAF menyebut akan terus memastikan standar pemeliharaan tertinggi untuk kelaikan udara setiap pesawat. (Haryo Adjie)

F-16 Singapura Resmi Gunakan Rudal Python 5 dan Radar AESA – Jadi ‘Elang Penempur’ Tercanggih di Asia Tenggara

2 Comments