Kemenkeu Setujui Pinjaman Asing US$800 Juta untuk Pengadaan Dua Unit AEW&C TNI AU
|Meski belum ada realisasinya, sejak satu dekade silam, rencana pengadaan pesawat intai peringatan dini – Airborne Early Warning and Control (AEW&C) untuk kebutuhan TNI AU telah digulirkan, bahkan sebenarnya telah masuk ke dalam program MEF (Minimum Essential Force) II periode 2015 – 2019. Walau prosesnya masih sangat panjang, ada kabar baru terkait rencana pengadaan AEW&C di Indonesia.
Baca juga: [Polling] Global 6000 Saab GlobalEye: Pesawat AEW&C Paling Ideal Untuk TNI AU
Dikutip dari Janes.com (9/3/2023), disebutkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah memberikan persetujuan untuk pencarian pinjaman luar negeri dalam merealisasikan pengadaan AEW&C. Persisnya, Kemenkeu telah menyetujui rencana negara untuk mengakuisisi dua unit AEW&C produksi baru, dengan skema pinjaman yang bersumber dari pemberi pinjaman asing.
Persetujuan tersebut berarti bahwa Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sekarang dapat secara formal memulai proses evaluasi jenis pesawat yang sesuai dan tentunya sumber pinjaman asing untuk mendanai program tersebut.
Dokumen yang diberikan kepada Janes menunjukkan bahwa pagu yang disetujui untuk program pinjaman tersebut adalah US$800 juta, dan harus mencakup pengiriman dua unit pesawat, bersama dengan komponen terkait, peralatan servis, dan paket pelatihan.
Pengadaan pesawat AEW&C merupakan tambahan dari daftar 16 program untuk tahun ini, yang telah mendapat izin untuk mengambil pinjaman luar negeri telah diberikan oleh Kementerian Keuangan, dengan syarat kontrak formal harus ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan paling lambat 31 Desember 2023.
Namun, untuk program AEW&C, Kementerian Pertahanan memiliki jangka waktu dan kontrak yang lebih panjang, karena harus ditandatangani paling lambat 31 Desember 2024. Jika kontrak tidak terwujud pada saat itu, persetujuan untuk mengambil pinjaman luar negeri akan berakhir.
Baca juga: Beriev A-50 – Pesawat AEW&C Pertama yang Jadi Korban Dalam Perang Ukraina
Ada beberapa kandidat yang selama ini telah dipertimbangkan sebagai pilihan AEW&C yang ideal untuk Indonesia, dengan terakhir mengerucut pada jenis Saab 2000 Erieye dari Swedia, Airbus C-295 AEW&C dan Boeing 737 AEW&C Wedgetail. (Gilang Perdana)
16 program itu apa aja ya min?
beli pesawat boeing bekas di luar negeri (lebih murah) atau cn yang ada di indonesia, nanti diupgrade jadi pswt AEWC.. lbh murah upgrade soalnya.
Dana 800 juta dollar utk 2 AEW&C, dapat nya’
2 “Globaleye_Lite”….minus radar ground/sea surveillance
Atau…..2 EMB-145 Erieye-ER 👍👌👍☝️
Semoga disegerakan dan tak ada halangan2 lain lagi utk bisa miliki pesawat2 AEW&C, Fregat Arrowhead atau Fremm, kasel Scorpene dan arsenal2 kuat lainnya berdeteren efek utk jaga Nusantara tercinta.
ada Video Naval News CEO PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod yang mengatakan Fregat Arrowhead 140 sudah First Steel Cutting pada Januari 2023 lalu dan persiapan melakukan keel laying.
sekarang konsentrasi ke kapal selam Scorpene/U214 dan unmanned submarine
800 juta USD utk pengadaan 2 unit kan, idealnya 1 unit bermesin turbofan (E-7 Wedgetail) dan 1 unit lagi bermesin turboprop (Airbus C-295). Nah utk MRO bisa gaet GMF seperti C-130H TNI-AU kemarin.
Min itu benar g? Di yusup ada yang bilang pemerntah nambah Dp untuk 18rfale. Sumber berita dari L’Tribune katnya?