‘Kembaran’ KRI Irian Ternyata Pernah Dipasangi Varian Rudal Hanud SA-2 (M2 Volchov-M )
|Tahukah Anda, dua alutsista terhebat pada zamannya pernah dimiliki oleh Indonesia, yaitu kapal penjelajah Sverdlov Class dan rudal hanud jarak sedang/jauh V-75 Dvina (kode NATO SA-2 Guideline). Kehadiran Sverdlov Class diwujudkan dalam legenda KRI Irian yang tak lekang oleh waktu, sementara rudal SA-2 pernah menjadi perisai ruang udara ibu kota Jakarta. Bahkan publik tahu betul prestasi rudal berukuran besar ini pernah menjatuhkan pesawat intai Lockheed U-2 Dragon Lady pada 1 Mei 1960.
Baca juga: 152mm/57 – Meriam Maut Andalan KRI Irian
Dan bagaimana jika kedua alutsista di atas disatukan? Ya disatukan dalam satu platform, dimana rudal SA-2 yang punya panjang 10,2 meter dan berat 2.300 kg, ditempatkan ke dalam kapal penjelajah Sverdlov Class. Imajinasi yang dibayangkan netizen tentu adalah betapa ‘mematikan,’ bila KRI Irian di era 60-an dipasangi rudal hanud kelas berat ini, dan berlayar menyongsong Operasi Trikora, boleh jadi Belanda akan lebih cepat mengajukan ‘jalan damai’ kepada Indonesia.
Dan imajinasi di atas ternyata pernah menjadi kenyataaan, meski bukan di Indonesia, Uni Soviet memang pernah memasang sistem rudal hanud SA-2 pada salah satu unit Sverdlov Class. Dikutip dari armedconflicts.com, Soviet juga merancang SA-2 dalam varian naval, artinya yang dapat diluncurkan dari deck kapal permukaan, varian tersebut diberi label M2 Volchov-M.
Dari sejarahnya, pada tahun 1956 rancangan M2 Volchov-M dilakukan ole biro desain MKB Fakel dengan P.D. Grušin sebagai chief designer. Di tangan MKB Fakel, kemudian tercipta jenis peluncur baru untuk penempatan rudal di kapal perang. Sementara Sverdlov Class yang kebagian jatah dimodifikasi untuk pemasangan peluncur rudal M2 Volchov-M adalah Dzerzhinsky. Jenis kapal penjelajah serupa KRI Irian yang diluncurkan pada 31 Agustus 1950.
Lantaran M2 Volchov-M adalah rudal yang terbilang besar, maka modifikasi yang dilakukan untuk pemasangan rudal hanud ini juga signifikan, dimana dua kubah meriam raksasa B-38 kaliber 152 mm pada bagian belakang (buritan), radar dan peluncur torpedo harus dilepas, pasalnya konstruksi peluncur rudal yang besar. Dikebut dalam suasana Perang Dingin, konstruksi peluncur rudal M2 Volchov-M pada kapal penjelajah Dzerzhinsky tuntas pada Februari 1957.

Berbeda dengan varian aslinya (SA-2) yang merupaan rudal hanud ground based, maka M2 Volchov-M di kapal penjelajah hadir dengan peluncur yang memuat langsung dua rudal, sedangkan penempatan rudal pada peluncur dengan cara digantung di bawah rel.
Baru pada tahun 1958, rangkaian uji coba peluncuran dilakukan, dan hingga tahun 1959, tak kurang dari 20 kali peluncuran telah dilakukan, termasuk menembak sasaran di udara. Target nyata pertama untuk M-2 adalah pembom Il-28 yang dikendalikan dari jarak jauh yang terbang pada ketinggian 10 Km.
Namun, setelah evaluasi dilakukan pada periode 1959-1960, Angkatan Laut Uni Soviet justru memutuskan untuk mengentikan program peluncuran M2 Volchov-M dari atas kapal perang. Ada beragam alasan yang dikemukakan, seperti rudal M2 yang dinilai terbalu berat dan besar, bahkan rudal ini masih terlalu besar, sekalipun untuk penempatan di kapal penjelajah.
Kemudian dari hasil evaluasi, terungkap bahwa laju peluncuran rudal terbilang kecil, sistem rudal hanud gambot ini membutuhkan interval waktu yang besar untuk proses reload. Sebagai informasi, untuk menyiapkan sistem rudal ini, dipersiapkan superstruktur di lambung kapal yang menampung rudal cadangan. Ada sepuluh rudal yang disiapkan di bawah deck – dengan delapan rudal berada pada silinder vertikal untuk pengisian kembali.
Lain dari itu, yang fatal adalah rudal M2 Volchov-M menggunakan roket dengan dua komponen bahan bakar cair (aniline dan nitric acid) yang mudah terbakar dan sangat beresiko menimbulkan ledakan di kapal perang.
Lantaran eksperimen peluncuran rudal M2 Volchov-M kandas, maka program ini resmi ditutup pada 3 Agustus 1961, sementara nasib kapal penjelajah Dzerzhinsky beralih menjadi kapal latih – school cruiser. Dzerzhinsky baru dipensiunkan AL Soviet pada tahun 1988-1989.
Sekilas tentang M2 Volchov-M, rudal yang variannya bisa Anda lihat di halaman depan Museum Satriamandala ini unggul dalam daya jelajah dan kecepatan luncur. Saat pertama diaktifkan yang menyala adalah engine booster selama 4 sampai 5 detik dan kemudian engine utama akan aktif selama 22 detik dengan kecepatan Mach 3.5 Mach dengan tingkat akurasi 65 meter.
Baca juga: Satuan Rudal Hanud Teluk Naga – Dari Era SA-2 Guideline Menuju Penggelaran NASAMS
Jangkauan ketinggian SA-2 pun mengagumkan, yakni bisa mencapai 20.000 meter. Daya hantam SA-2 pun cukup menakutkan dengan hulu ledak high explosive fragmentasi seberat 200 kg. Dengan spesifikasi diatas, jelas SA-2 atau M2 Volchov-M jadi senjata yang mujarab untuk merontokkan pesawat jet pengintai yang kerap terbang tinggi. (Gilang Perdana)
Saya sering merenung……
Benarkah belanda lari dari Papua karena kekuatan alutsista yang katanya “TERKUAT” ??
Lalu kenapa Inggris tidak lari dari Malaysia waktu konfrontasi “ganyang malaysia” dgn indonesia, bukankah Alutsista kita sama persis dgn papua, artinya menyandang predikat “TERKUAT” juga ??
**Mungkinkah Faktor USA disini penyebab nya ??
Di papua, USA setuju itu milik NKRI tapi di malaysia USA tidak setuju..
Lalu mengapa di Papua USA setuju ?? Apa yg di tawarkan NKRI pada USA ?? Apakah Menghadang paham komunis di indonesia ??, Rasanya Tidak.. karena di era Soekarno, paham komunis malah berkembang…
Lalu apa tawaran NKRI pada USA ??? Tidak mungkin “ada makan siang gratis”..
**Misteri yang sulit terungkap… Mungkin suatu saat akan terungkap.. SEMOGA.
Perang Malvinas membuktikan rudal hanud kelas berat malah gagal mengantisipasi rudal anti kapal maupun pesawat tempur dengan manuver sea skimming
Apalagi dengan ancaman bahwa fleet killer arsenal akan bergeser ke drone yang membuat rudal hanud yang ringkas tapi lincah dengan teknologi dual active seeker jadi pilihan terdepan
Prancis mengembangkan Mica NG buat menggantikan Aster 15
Negara NATO memilih ESSM block II buat menggantikan SM2 MR
Flagship combatant vessel Rusia malah memilih S350 Vityaz bukan Stihl maupun S300/400 Fort
Hal yg positif uni Soviet tidak melanjutkan proyek SA 2 varian Naval, saat konflik Falkland kapal perang angkatan laut Inggris pernah dibuat kewalahan dengan pesawat tempur dan rudal Exocet Argentina yg hobi terbang rendah dengan teknik sea skimming
Sejarah sudah membuktikan bahwa Uni Soviet dan Sang Penerusnya (Russia) , Tidak segan – segan dan Ragu – ragu untuk memberikan Alutsista kelas Wahid, Battle Proven dan bisa menggetarkan Kawasan Regional kepada NKRI.
Jas Merah
Съ Нами Богъ (S Nami Bog) (Russian: God is with us)