Update Drone KamikazeKlik di Atas

Kembalikan Kehormatan Armenia, Pride System Luncurkan Drone Kamikaze

Militer Armenia menyimpan luka yang mendalam lantaran kalah perang dari Azerbaijan dalam konflik di Nagorno-Karabakh, dan bukan rahasia lagi, bila banyak arsenal persenjataan Armenia yang berhasil dihancurkan lewat serangan drone kamikaze (loitering munitions). Berangkat dari kisah kelam tersebut, Armenia berupaya bangkit, bahkan di ajang IDEX 2021 yang dihelat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sebuah perusahaan Armenia telah memperkenalkan inovasinya berupa dua jenis drone kamikaze.

Baca juga: Orbiter 1K – Beraksi di Nagorno-Karabakh, Inilah Drone Kamikaze yang Bisa Return to Base

Dikutip dari shephardmedia.com (22/2/2021), adalah Pride System, perusahaan swasta asal Armenia merilis dua jenis drone kamikaze, yaitu fixed-wing drone dan pentacopter drone. Disebutkan Kedua drone yang berdesain kompak dapat dilengkapi dengan hulu ledak antitank berdaya ledak tinggi atau eksplosif tinggi.

Khusus model fixed wing, drone ini dibuat dengan desain aerodinamis tandem dan diluncurkan dari tabung menggunakan pendorong roket. Kecepatan jelajahnya adalah 140 km per jam, sementara dengan mengubah posisi sayapnya (sayap ayun), memungkinkannya drone dapat melesat mencapai kecepatan 250 km per jam. Pihak pengembang meyakinkan bila drone ini dapat menyerang sasaran pada sudut 90 derajat dengan deviasi tidak lebih dari 20 cm.

Untuk drone berjenis pentacopter, lantaran ada mesin pendorong kecil di belakang fuselage. Disebut dapat terbang hingga kecepatan 130 km per jam. Pentacopter ini punya panjang 80 cm dan lebar 60 cm, untuk berat saat lepas landas 25 kg dan mampu terbang selama 25 menit.

Menurut Pride Systems, mode serangan dilakukan menggunakan autopilot dengan dukungan kecerdasan buatan. Sistem itulah yang akan mengenali sasaran dari gambar yang disimpan dalam memori dan mengarahkan drone ke sasaran yang dimaksud.

Meski sudah disokong kecerdasan buatan, operator dapat melakukan kalkulasi ulang sasaran dalam kondisi darurat, pun jika komunikasi terputus dengan Ground Control Station, maka drone secara mandiri akan memilih mode untuk memusnahkan diri sesuai dengan prioritas yang ditetapkan dalam memorinya.

Baca juga: Drone Aerostar Ternyata Ikut Berlaga di Perang Armenia vs Azerbaijan

Dengan terbang secara autopilot, maka pergerakan drone ini dapat dibuat secara berkelompok yang terdiri dari empat unit drone yang menggunakan saluran komunikasi tahan interferensi. Dalam penerbangan, masing-masing drone dapat bertukar informasi dan secara otomatis mendistribusikan kembali sasaran. (Gilang Perdana)

9 Comments