Kembali ke Pengadaan Kapal Selam dari Perancis, Mantan Laksamana Australia Minta Proyek Kapal Selam Nuklir Virginia dan AUKUS class Dibatalkan
Pengadaan kapal selam bertenaga nuklir Australia, baik Virginia class dan AUKUS class tak pelak membuat Negeri Kanguru punya daya deteren adiguna khas negara adidaya. Meski begitu, kontroversi atas pengadaan alutsista berharga super mahal itu tak kunjung redup. Belakangan muncul komentar bernada miring dari mantan perwira kapal selam Angkatan Laut Australia (RAN).
Adalah Laksamana Muda (Purn) Peter Douglas Briggs, mantan perwira kapal selam yang kenyang dalam beragam operasi ini menyerukan, agar pemerintah Australia sebaiknya mundur dari kesepakan untuk membangun kapal selam nuklir yang kontroversial. Lantara seruan diutarakan dari mantan perwira kapal selam, sudah barang tentu pendapatnya menjadi perhatian publik.
Komentar Peter Briggs yang diterbitkan oleh lembaga pemikir pertahanan strategis – Australian Strategic Policy Institute (ASPI), menyebut rencana pengadaan kapal selam AUKUS cacat, dan satu-satunya peluang Australia untuk mempertahankan armada kapal selamnya adalah dengan membeli kapal selam dari Perancis. “Solusi yang sedang diupayakan berdasarkan rencana AUKUS saat ini tidak akan berhasil,” kata Briggs, yang mantan Kepala Submarine Institute of Australia.
Peter Briggs menggambarkan masa depan yang suram bagi armada kapal selam Australia. “Kenyataannya Amerika Serikat tidak mampu membangun cukup banyak kapal selam,” kata Briggs. Ia menambahkan bahwa, Australia adalah “benua tiga samudra”, maka Australia membutuhkan 12 kapal selam untuk mempertahankan diri dengan baik, bukan delapan kapal selam (nuklir) seperti yang ditentukan dalam perjanjian AUKUS..
Pada bulan September 2023, Kongres AS memperkenalkan “AUKUS Undersea Defense Act” yang mengatur pengalihan tidak lebih dari dua kapal selam Virginia class ke Australia. Pada bulan Desember, Kongres mengonfirmasi hal ini dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2024.
Namun menurut Briggs, AS tidak akan dapat menjual kapal selam ini. Alasannya AS kekurangan 17 kapal selam sekarang. “Mereka belum memesan tambahan untuk menyediakan surplus guna memungkinkan penjualan beberapa kapal selam lama mereka kepada kami. Jadi, kapal selam Virginia class tidak akan tersedia untuk dijual. Dan kemampuan kapal selam kami akan hancur bersama kapal selam saat ini, Collins class,” kata Briggs.
Selain itu, Briggs mengatakan, AUKUS class yang diproyeksikan “terlalu besar, terlalu mahal”. Untuk mengoperasikan satu unit AUKUS class dibutuhkan sekitar 130 orang. “Kita tidak mampu mengoperasikan 12 kapal selam besar ini, yang merupakan jumlah minimum yang kita butuhkan untuk pencegahan yang efektif”.
AL Australia Bangkitkan Nama Attack Class, Kini dalam Sosok Kapal Selam Masa Depan
Sementara solusi yang ditawarkan Briggs adalah kembali ke Perancis, yang nasibnya terlantar akibat kesepakatan dengan pakta AUKUS.
Pada tahun 2016, pemerintah Australia dan Naval Group dari Perancis menandatangani kontrak senilai €34 miliar untuk memasok 12 kapal selam Barracuda class konvensional (Attack class), mengalahkan pesaing Jepang dan Jerman dalam kesepakatan tersebut.
Namun pada tahun 2021, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan bahwa ia akan mengakhiri kontrak tersebut, tanpa pemberitahuan – dan bahwa AS dan Inggris akan memasok kapal selam sebagai gantinya, di bawah pakta pertahanan AUKUS.
Argumennya adalah bahwa Australia akan lebih terlayani dengan delapan kapal selam bertenaga nuklir daripada 12 kapal konvensional yang dipesan dari Perancis.
Australia Bersedia Bayar Kompensasi Pembatalan 12 Kapal Selam Attack Class ke Perancis
Enam kapal selam diesel listrik Collins class milik Angkatan Laut Australia saat ini – yang merupakan buatan Australia – akan digantikan oleh delapan kapal selam serang nuklir buatan Amerika Serikat, Virginia class dan AUKUS class. Kapal selam ini akan dibuat bersama oleh BAE Systems dari Inggris dan ASC dari Australia.
Rencana tersebut merupakan bagian dari aliansi Aukus yang disepakati pada tahun 2021 antara Australia, Inggris, dan AS. Sambil menunggu pembangunan armada baru, kapal selam nuklir Inggris dan AS akan meningkatkan kunjungan mereka ke Australia.
“Ide pengadaan kapal selam serang bertenga nuklir hanya dicetuskan oleh tim yang sangat kecil di Australia, bukan proses pertahanan normal yang melihat persyaratan dan bagaimana Anda dapat menyelesaikannya,” kata Briggs. “Perdana menteri saat itu, Morrison, salah. Tidak pernah ada peluang bahwa itu akan berhasil.”
Ia percaya bahwa Canberra harus mengingkari rencana kapal selam AUKUS, dengan mengatakan: “Tetap menjadi kepentingan kedua negara untuk membalikkan dan mengatasi masalah masa lalu dan melanjutkan serta membangun kapal selam kelas Barracuda class untuk Australia.”
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Australia saat ini Anthony Albanese pada bulan Juli 2022, Presiden Perancis Emmanuel Macron – yang sangat marah atas gagalnya kesepakatan sebelumnya – dilaporkan menawarkan untuk memasok empat kapal selam kepada Australia.
Sementara itu, pemerintah Australia setuju untuk membayar €550 juta dalam penyelesaian dengan Naval Group atas keputusan untuk membatalkan proyek kapal selam kelas serang Attack class dari Perancis.
Laksamana Muda Peter Briggs adalah seorang perwira senior dalam Angkatan Laut Australia yang telah pensiun. Ia memiliki karir panjang di bidang angkatan laut, terutama dalam operasi kapal selam. Briggs memainkan peran penting dalam modernisasi armada kapal selam Australia, termasuk keterlibatannya dalam proyek Oberon class dan kontribusinya terhadap akuisisi kapal selam Collins class. (Gilang Perdana)
Disamping kebutuhan akan tot nuklir ada kekurangan quality dan waktu, tapi balik lagi ke pemerintah Australia yang kaya dan gampang di goyang oleh politik barat, negara yg besar bisa2nya lemah dalam hal politik barat, tpi GK cuma sekelas ausi sih yg gtu, Indo jg sama😁