Kedah Class Offshore Patrol Vessels: Dalam Waktu Singkat Mampu Menjadi Korvet

Untuk menangkal infiltrasi teroris dari wilayah Filipina Selatan, sejak pertengahan tahun lalu, Indonesia, Filipina dan Malaysia menyepakati dilakukannya patroli bersama. Dari TNI AL sebagai backbone dari operasi ini adalah korvet Parchim Class, sementara dari TLDM (Tentara Laut Diraja Malaysia) menugaskan enam korvet Kedah Class untuk bergantian meronda kawasan Sabah dan Laut Cina Selatan. Walau kekuatan TLDM kalah besar dari TNI AL, keberadaan Kedah Class menarik untuk dicermati, pasalnya ini adalah korvet yang tergolong baru dan dilengkapi sistem sensor dan navigasi modern.

Baca juga: KD Lekiu 30 – Flagship Kapal Perang Malaysia dalam Misi Evakuasi AirAsia QZ8501

Kedah Class yang terdiri dari KD Kedah F171, KD Pahang F172, KD Perak F173, KD Terengganu F174, KD Kelantan F175 dan KD Selangor F176, meski dibangun dari korvet MEKO100, namun keenam kapal tersebut lebih populer disebut sebagai offshore patrol vessels (OPV). Salah satu cirinya, selain bobot tonase yang medium, kelengkapan senjata yang terbatas menjadi keyakinan banyak kalangan untuk menempatkan Kedah Class sebagai OPV.

Walau ada kata terbatas dalam persenjataan, tapi dalam tempo singkat Kedah Class dapat tampil garang laksana korvet. Diketahui, Kedah Class umumnya hanya dipersenjatai satu kanon reaksi cepat OTO Melara kaliber 76 mm pada haluan dan satu kanon Breda Mauser kaliber 30 mm yang disematkan di bagian belakang (atas hanggar). Itu saja? Tunggu dulu, Kedah Class dalam instalasi satu hari dapat langsung dipasangi rudal anti kapal Exocet MM40 Block 2 dan rudal hanud RIM-116 Rolling Airframe Missile (RAM). Semua sudah siap pasang, karena pihak Blohm+Voss/HDW dan German Naval Group (GNG) Boustead Naval Shipyard telah merancang sistem senjata tersebut secara plug and play.

Satu lagi yang mungkin terasa unik, Kedah Class tak dilengkapi tabung peluncur torpedo, lantas bagaimana bila sewaktu-wakti harus melaksanakan misi anti kapal selam? Ternyata jawabannya dipasrahkan pada keberadaan helikopter anti kapal selam Super Lynx 300 yang membawa rudal anti kapal Sea Skua dan torpedo. Keberadaan helikopter terasa mendapat perhatian besar di kapal perang ini, terbukti dari ukuran deck yang lumayan besar dan tersedia hanggar model stern.

Baca juga: KRI Silas Papare 386 – Jadi Korvet Parchim Kedua Pengguna Kanon CIWS Type 730

Dirunut dari silsilahnya, Kedah Class mulai dibangun pada awal tahun 2000-an, dan pesanan terakhir dirampungkan pada 2009. Awalnya kontrak yang disepakati bersama Blohm+Voss/HDW adalah pembangunan 27 unit kapal, namun karena ada problem penundaan, pesanan yang akhirnya disepakati hanya enam unit. Dan jadilah enam kapal yang kemudian diberi nama sesuai nama-nama kota besar di Malaysia. (Gilang Perdana)

Spesifikasi Kedah Class
– Type: MEKO 100 RMN
– Displacement: 1.850 tons full load
– Length: 91,1 meter
– Beam: 12,85 meter
– Main Propulsion: 2x Caterpillar 3616 (5,450kW) diesel, 16,000 bhp, 2 shafts, 2 controllable pitch propellers
– Speed: 24 knots (44 km/h)
– Range: 11.200 km
– Endurance: 21 days
– Crew: 78 (accommodation​s for 98)
– Combat System: Atlas Elektronik COSYS-110 M1/ARGOS
– Integrated Platform Management System: CAESearch radar:EADS TRS-3D/ 16ES PESA radar
– Fire control radars:Oerlikon Contraves TMX/EO X-band with electro-optic
– Thermal Imager: Rheinmetall Rheinmetall TMEO
– Sonar: L-3 ELAC Nautik NDS-3060 Obstacle Avoidance sonar
– IFF System: Aeromaritime
– ESM: Thales Sceptre-X
– Decoy: Sippican ALEX/SRBOC chaff

5 Comments