Kawasaki EC-1 – Pesawat Spesialis Peperangan Elektronika dengan Status “The One and Only”
Punya kemampuan dalam memproduksi teknologi canggih, rupanya dimanfaatkan Jepang untuk menggarap secara mandiri pesawat intai dengan fungsi peperangan elektronika (pernika) – electronic warfare. Yang dimaksud adalah Kawasaki EC-1, yang identik dengan hidung bebeknya. Meski bukan arsenal baru, namun ada yang khas dari EC-1, yaitu beroperasi ‘sebatang kara’.
Baca juga: Kawasaki C-2 “Baby Globemaster,” Di Persimpangan Antara Pesawat Angkut Berat dan Sedang
Disebut sebatang kara, lantaran Angkatan Udara Bela Diri Jepang, saat ini hanya mengoperasikan satu jenis EC-1, dan kebetulan, unit yang ada pun juga tinggal itu satu-satunya, menjadikan identitas yang unik, pasalnya jenis pesawat dengan kemampuan serupa, rata-rata dimiliki lebih dari satu unit oleh negara lain.
Dari sejarahnya, EC-1 merupakan varian dari Kawasaki C-1, yang pesawat angkut bermesin twinjet yang dikembangkan dan diproduksi oleh Kawasaki Heavy Industries untuk Japan Air Self-Defense Force (JASDF). Kawasaki C-1 dikembangkan mulai tahun 1966 dengan produksi dimulai pada tahun 1971. Antara tahun 1971 dan 1981, AU Jepang mengirimkan 31 unit C-1 untuk disebar ke tiga skadron, yakni Skadron 401 Hikotai di Komaki, 402 Hikotai di Iruma dan 403 Hikotai di Miho.
Sejak pesawat penerus, yakni Kawasaki C-2 “Baby Globemaster” memulai produksi massal, jumlah Kawasaki C-1 telah dikurangi karena AU Jepang bersiap untuk menarik tipe tersebut dari layanan aktif. Saat ini, Kawasaki C-1 ihanya dioperasikan oleh Skadron Angkutan Udara Taktis ke-402 Brigade Lintas Udara ke-1 di Pangkalan Udara Iruma, yang terletak di kota Iruma, Prefektur Saitama, sekitar 35 mil (55 km) barat laut Tokyo.
Nah, di pangkalan udara yang sama, turut menampung satu-satunya Kawasaki EC-1. Sebagai pesawat untuk melawan peperangan elektronik, maka EC-1 dilengkapi dengan Electronic Countermeasures (ECM) dan sistem lain untuk mendeteksi dan mengganggu sinyal radar dan komunikasi musuh.
Sebelum menjadi pesawat spesialis jamming, Kawasaki EC-1 merupakan hasil modifikasi dari pesawat angkut kargo Kawasaki C-1, yang tak lain produksi ke-21 C-1 dengan nomer seri 78-1021. Kemudian pesawat tersebut dimodifikasi berdasarkan kontrak dari Badan Pertahanan pada tahun 1983.
Setelah modifikasi rampung, EC-1 kemudian melakukan penerbangan pertama dalam konfigurasi baru pada Desember 1984 dan diserahkan ke AU Jepang untuk evaluasi pada Januari 1985. Pada Juni 1986, EC-1 memasuki layanan dengan Unit Pelatihan Peperangan Elektronik.
Kawasaki EC-1 dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik produksi dalam negeri XJ/ALQ-5 ECM dan Toshiba ELINT (bersama dengan ECM Amerika dan avionik Elint), serta menampilkan hidung bulat hitam yang khas, ekor radome, serta beberapa tonjolan di sepanjang badan pesawat yang menampung berbagai sensor.
Baca juga: Australia Akuisisi MC-55A Peregrine, Sang “Konduktor” Peperangan Elektronika
Bersamaan dengan pesawat YS-11EB ELINT, rencananya EC-1 akan digantikan oleh varian Kawasaki C-2 Electronic Intelligence (juga dijuluki “RC-2”), pesawat angkut taktis Kawasaki C-2 yang dimodifikasi besar-besaran dengan hidung yang didesain ulang. bagian dan fairing besar di bagian atas ekor, badan pesawat dan sisi-sisinya, serta beberapa antena di bawah badan pesawat. (Gilang Perdana)
Mengingat punya potensi konflik dgn beberapa tetangganya sepertinya Tiongkok (LCT), Korut + Korsel (semenanjung korea dan sengketa pulau dokdo) dan Rusia (sengketa kep kuril), idealnya AU Bela Diri Jepang mempunyai lebih dari 1 unit pesawat ini.