Kawasaki C-2 “Baby Globemaster,” Di Persimpangan Antara Pesawat Angkut Berat dan Sedang
|Nama pesawat angkut ini jarang disebut dalam jagad pemerhati alutsista, padahal sejak 2016, pihak pabrikan yaitu Kawasaki Aerospace Company sudah beberapa kali memperkenalkan sosok Kawasaki C-2 ke laga pameran dirgantara internasional, ini tak lain sebagai upaya Kawasaki untuk menembus pasar ekspor. Setelah sebelumnya hadir di Avalon 2019 yang dihelat Melbourne, Australia pada Februari lalu, kini pesawat angkut bermesin twin jet ini ikut meramaikan hajatan pameran dirgantara terbesar Paris AirShow 2019.
Baca juga: Ilyushin Il-112V – Andalan Rusia di Segmen Pesawat Angkut Sedang
Kawasaki C-2 adalah sosok pesawat angkut yang unik, dilihat dari dimensi dan jumlah mesin (2x General Electric CF6-80C2K1F), Kawasaki C-2 masuk kualifikasi sebagai pesawat angkut medium, namun dalam hal kapasitas angkut, payload yang dibawa bisa mencapai kelas pesawat angkut berat. Persisnya Kawasaki C-2 dapat membawa muatan sampai 30 ton. Pihak AU Jepang (Japan Air Self-Defense Force/JASDF) mensyaratkan C-2 harus mampu membawa kendaraan peluncur rudal hanud Patriot, atau pun dapat membawa satu unit helikopter angkut sedang UH-60 Black Hawk. Sampai disini, dalam hal payload Kawasaki C-2 lebih unggul dari C-130H Hercules yang saat ini digunakan TNI AU.
Dirancang sebagai suksesor pesawat angkut sebelumnya, yaitu Kawasaki C-1, maka Kawasaki C-2 hadir dengan keunggulan kapasitas payload yang hampir 4x lipat lebih besar dari kapaitas Kawasaki C-1. Dirunut dari roadmap-nya, Kawasaki C-2 terbang perdana pada 26 Januari 2010, saat itu pesawat masih dalam status prototipe dengan kode XC-2 dan C-X. Kemudian baru pada 30 Juni 2016 Kawasaki C-2 resmi diluncurkan. Dari total rencana 40 unit yang akan dibuat untuk AU Jepang, sampai saat ini sudah tujuh unit pesawat yang berhasil dibuat dan telah dioperasikan secara penuh.
Melengkapi kebutuhan operasi AU Jepang, Kawasaki C-2 dilengkapi tactical flight management system dan head-up display untuk membantu pilot dalam penerbangan di ketinggian rendah atau terbang di wilayah pegunungan. Kokpit Kawasaki C-2 sudah menggunakan full glass, serta mengadopsi kendali fly by wire, high-precision navigation system dan self protection systems.
Bila dilihat sekilas, Kawasaki C-2 mirip dengan C-17 Globemaster III, tak heran ada yang menyebutnya sebagai “Baby Globemaster.” Kawasaki C-2 punya panjang dan lebar 44 meter, sementara tinggi mencapai 14 meter. Bobot kosong pesawat ini adalah 60.800 kg, dan berat maksimum saat tinggal landas 141.400 kg. Dengan mesin sokongan dari General Electric, kecepatan maksimum C-2 sampai Mach 0.82 atau setara 917 km per jam. Sedangkan kecepatan jelajahnya 890 km per jam. Kawasaki C-2 dapat terbang ferry sejauh 9.800 km dengan ketinggian maksimum 12.200 meter.
Baca juga: C-27J Spartan – Pesawat Angkut Taktis Lapis Kedua RAAF, Pernah Jadi Incaran TNI AU
Bagaimana bicara tentang harga, Kawasaki memasang harga C-2 dengan nilai sekitar 14 juta yen, atau setara US$136 juta. Sebagai perbandingan harga internasional untuk C-130J Super Hercules ada di rentang US$100 – US$167 juta. (Gilang Perdana)
Mestinya sih PT. DI dgn bimbingan Bapak Prof. BJ. Habibie sudah mampu membuat pesawat seperti ini yah… Sayang punya ahli aeronautica, tapi tidak di “pergunakan” dgn efektif. Malah negara lain yg “menggunakan” beliau.
kira2 tahan dengan s400?? kalo tahan beli
Tahan dong itu pesawat ada Jammer yang bisa membelokkan rudal S400 dan ada beberapa perangkat pelindung ditambah anti nuklir :v
@zulheri Sebut gan, pesawat apa yg tahan kalo ditembak S400
Ditahan loh yaa bukan dielak
Tu blg ada jammer ya berarti bisa nahan dong secara elektronik
Bung, ini pesawat angkut bukan pesawat tempur,tidak ada fasilitas untuk bela diri,budayakan membaca
Dari judulnya sdh ketauan ini artikel lg bahas pesawat angkut coy
Sundul gann
ini aja deh bisa angkut Tank Harimau, Astros & NASAM 2, logistik utk bencana alam & personel, entahlah kawasaki apa mau bikin pabrik suku cadang atau onderdil di indonesia
nah ini boleh juga, tapi nanti suku cadangnya susah , karena banyak ragam jenis pesawat.kecuali jika beli banyak sih gpp 😁