Kasus Balon Mata-mata Cina, F-22 Raptor Scramble untuk Lakukan Pengamatan Langsung

Meski sejauh ini tidak ada keputusan untuk menembak jatuh balon mata-mata yang diduga kuat milik Cina, namun sebelum itu, Angkatan Udara AS sudah sempat menerbangkan secara scramble dua unit jet tempur stealth F-22 Raptor untuk melakukan pengamatan langsung pada sosok High Altitude Balloon yang melintas di atas daratan AS tersebut. Atas beragam pertimbangan, inilah alasan AS tidak menjatuhkan balon tersebut.

Baca juga: Balon Mata-mata Cina Lintasi Daratan AS dan Mengarah ke Sejumlah Situs Sensitif

Dilansir dari theaviationgeekclub.com, dua jet tempur F-22 Raptor dari Pangkalan Angkatan Udara Nellis (AFB), Nevada, melakukan scramble atau terbang cepat dalam waktu 12 menit setelah perintah misi diberikan pada 1 Februari lalu. Misi yang diemban adalan untuk mengidentifikasi balon terbang misterius yang berani melintasi ruang udara AS, bahkan mengarah ke beberapa situs sensitif.

Pentagon mengatakan pada 2 Februari bahwa pihaknya sedang melacak balon pengintai dan seorang pejabat senior pertahanan menyebut bahwa militer tengah mempertimbangkan untuk menembak jatuh balon tersebut di atas Montana.

Sebuah balon ketinggian yang diduga milik China melayang di atas Billings, Montana pada Rabu, 1 Februari 2023. (Larry Mayer/The Billings Gazette via AP)

“Kami telah melihat apakah ada opsi (kemarin) di beberapa daerah berpenduduk jarang di Montana. Tapi kami tidak bisa menerima risiko yang cukup untuk merekomendasikan menembak jatuh, ”kata pejabat senior pertahanan itu dengan media pada 2 Februari.

Balon itu tetap berada di atas AS, meskipun Pentagon mengatakan keberadaan balon itu tidak menimbulkan risiko yang signifikan. “Pemerintah AS, termasuk NORAD (North American Aerospace Defense Command, terus melacak dan memantaunya dengan cermat. Balon saat ini terbang di ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menghadirkan ancaman militer atau fisik kepada orang-orang di darat,” kata Brigjen Patrick S. Ryder, sekretaris pers Pentagon.

Balon udara “Loon” dari Google

Pejabat pertahanan senior itu menambahkan bahwa balon tersebut “memasuki wilayah udara kontinental Amerika Serikat beberapa hari yang lalu” dan bahwa AS telah “melacaknya selama beberapa waktu.”

Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan serta informasi tentang balon itu dan dimintai opsi militer, kata pejabat senior pertahanan itu. Namun, pejabat pertahanan senior itu mengatakan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark A. Milley dan Jenderal Angkatan Udara Glen D. VanHerck, kepala NORAD dan Komando Utara AS (NORTHCOM), merekomendasikan “untuk tidak mengambil tindakan kinetik karena risiko keselamatan dan keamanan orang-orang di lapangan dari kemungkinan puing-puing.”

Dan pada akhirnya Joe Biden memutuskan untuk tidak menggunakan aksi kekerasan terhadap balon. Menurut Pentagon, balon tersebut masih berada di “ketinggian tinggi” di atas benua AS, meskipun mereka menolak untuk menentukan jalur penerbangan yang dilindungi atau lokasinya saat ini.

Menurut data kontrol lalu lintas udara, ground stop terjadi pada 1 Februari 2023 di bandara di Billings, Montana. di mana pejabat pertahanan senior mencatat AS sedang mempertimbangkan untuk menembak jatuh balon tersebut. Media lokal melaporkan bahwa penduduk di Montana melihat benda yang tidak biasa di langit. Seorang pengguna di Twitter merekam video dua F-22 yang sedang mengisi bahan bakar di atas Utah.

Baca juga: Hari ini 25 Tahun Lalu, F-22 Raptor Terbang Perdana, Inilah Sejarah Jet Tempur Stealth Super Eksklusif

AU Amerika Serikat memiliki arsenal rudal balistik di sekitar Montana, sebagai bagian dari 341st Missile Wing di Malmstrom AFB, Montana, yaitu salah satu dari tiga pangkalan rudal balitik antarbenua (ICBM) nuklir strategis AS. (Gilang Perdana)

8 Comments