Kargu Swarm Drone Turki, Uji Coba Serangan Kawanan Drone Mematikan Berbasis Kecerdasan Buatan (AI)

Produk alutsista dari Turki kini lumayan banyak diserap oleh Indonesia, dan terkait perkembangan yang ada, maka menarik untuk dicermati, pasalnya bukan tak mungkin akan diakusisi di kemudian hari. Salah satu yang terbaru dan jarang dibahas adalah kawanan drone (swarm drone), yang baru-baru ini diperlihatkan kemampuannya oleh STM (Savunma Teknolojileri Mühendislik ve Ticaret A.Ş.).
Swarn drone yang dimaksud adalah Kargu-2, yang seperti diperlihatkan dalam video, dilibatkan dalam latihan tembak langsung (live fire exercise) yang dikenal sebagai Ateş Serbest (atau dalam beberapa konteks disebut Ates Seabest).
Dalam latihan itu, kemampuan Kargu untuk beroperasi sebagai swarm drone diuji dalam skenario tempur nyata, termasuk peluncuran secara serentak beberapa unit Kargu dari Stasiun Kontrol Darat tunggal, navigasi dan pembentukan formasi secara otonom, pengenalan Target Lanjut (ATR) menggunakan algoritma machine learning, sampai serangan Terkoordinasi (termasuk pembagian target antara drone yang membawa hulu ledak berbeda—misalnya anti-personel dan penembus lapis baja).
Uji coba di latihan Ateş Serbest ini memvalidasi transisi Kargu dari sekadar loitering munition individu (seperti saat pertama masuk inventaris militer Turki pada 2018) menjadi sistem persenjataan cerdas dan terintegrasi penuh yang mampu melakukan serangan kawanan. Validasi lapangan semacam inilah yang menjadikannya “berita baru” yang sangat signifikan di dunia pertahanan.
Milli Sürü Drone kabiliyetlerimiz ilk kez Ateş Serbest Tatbikatı’nda! 🇹🇷
12 İHA’dan oluşan KARGU sürüsü, otonom kalkış, formasyon uçuşu ve hedefe yönelik sürü saldırısını başarıyla tamamladı! 🦅🦅🦅 pic.twitter.com/jfqS1mJeFb
— STM (@STMDefence) October 11, 2025
Kargu (terutama versi Kargu-2 dan pengembangan swarm-nya) sangat bergantung pada kecerdasan buatan (AI). Bukan hanya drone biasa, Kargu dirancang sebagai sistem otonom yang memanfaatkan AI dalam berbagai fungsi kritis, terutama untuk memungkinkan kemampuan swarm dan penargetan yang canggih.
Kargu yang pertama kali beroperasi pada 2018 adalah drone serang putar-sayap yang bisa dioperasikan satu orang (loitering munition). Sementara itu, kemampuan swarm adalah pengembangan teknologi yang bertingkat dan jauh lebih kompleks.

Kargu pada tahun 2018, merupakan drone serang yang dapat dioperasikan secara semi-otonom. Fokusnya adalah serangan presisi individu. Sedangkan Kargu Swarm di tahun 2025, adalah kemampuan baru yang memungkinkan puluhan drone (awalnya 20-30 unit) berkomunikasi satu sama lain, terbang dalam formasi, dan secara otomatis membagi tugas serangan pada target yang berbeda.
Jadi, yang “baru diluncurkan” adalah kemampuan Swarm Intelligence (Kecerdasan Kawanan) yang canggih, bukan platform drone-nya sendiri.
Swarming suicide drones will change warfare. Capable of swarm attacks with target identification and tracking based on deep learning. These are STM ‘Kargu’ type drones from Turkey 🇹🇷💥. #AI @Ch_Ru_GER @K3Kuss @SwiftOnSecurity @Selcuk @AthertonKD @GarethJennings3 @arisroussinos pic.twitter.com/ij6KL3VJOr
— DefenseTrends (@DefenseTrends) October 26, 2020
Kargu-2 merupakan drone jenis rotary wing (Quadrotor) loitering munition, yang dapat dioperasikan dan dibawa oleh satu personel. Berat lepas landasnya 7,7 kg sudah termasuk hulu ledak. Bicara hulu ledak, beratnya 1,3 kg dengan opsi opsi hulu ledak Anti-personnel (Fragmen, area effect), Anti-Armour/Armor-Piercing (Penembus lapis baja ringan), dan Termobarik.
Sistem navigasinya otonom penuh (melalui sistem kontrol penerbangan STM) dan dapat beroperasi di lingkungan GNSS-Denied (tanpa GPS) menggunakan navigasi berbasis sensor visual. Penargetan menggunakan algoritma machine learning untuk mendeteksi, mengklasifikasikan (personel/kendaraan), dan melacak target secara real-time.
Elbit Systems Luncurkan “Lanius” – Swarm Drone Kamikaze untuk Peperangan Urban
Jumlah unit swarm hingga 20-30 unit, yang kesemuanya dikendalikan dari satu Ground Control Station (GCS) tunggal dan berkoordinasi menggunakan algoritma Kecerdasan Kawanan (Swarm Intelligence) milik STM.
Kargu-2 punya dimensi 60 × 60 × 43 cm dan dapat dilpat dengan mudah. Jangkauan misi 5−10 km (tergantung antena) dengan daya tahan (endurance) 25−30 menit. Kecepatan maksimum drone ini 72 km/jam.
Kombinasi antara ukuran yang relatif kecil, kecepatan yang layak, dan daya ledak yang fleksibel, ditambah dengan AI canggih dan kemampuan swarm, membuat Kargu menjadi senjata taktis dan efektif di medan perang modern. (Bayu Pamungkas)
Tandingi Cina, India Pamerkan Kemampuan Luncurkan 75 Unit Drone ‘Swarm’ Kamikaze


teknologi ini sebenarnya bisa diadaptasikan ke TNI mengingat pabrik drone yang bisa kompatibel bisa dikatakan sudah ada, daripada buang buang anggaran lewat uji rudal yang mahal lebih baik uji coba drone yang lebih irit dan tidak terlalu “mengiritasi” dana pajak dan proyek pengembangan TNI bisa berkembang lebih jauh karena dana yang lebih mumpuni
Jika melihat ke belakang, pada tahun 2016, AS sudah lebih dulu menguji coba kawanan drone (swarm drones), Departemen Pertahanan AS mendemonstrasikan salah satu kawanan micro-drone terbesar di dunia, yang terdiri dari 103 drone “Perdix” yang diluncurkan dari tiga jet tempur F/A-18 Super Hornet di China Lake, California. Drone-drone ini menunjukkan perilaku kawanan tingkat lanjut seperti pengambilan keputusan kolektif dan pembentukan formasi adaptif serta kemampuan ‘penyembuhan diri’ (self-healing) untuk tetap berfungsi meski ada gangguan