Karamkan eks Kapal Tanker Buatan Cina, AL Filipina Sukses Uji Tembak Rudal Jelajah C-Star dari Frigat Jose Rizal Class
Bila TNI AL belum lama ini melakukan uji peluncuran rudal jelajah anti kapal Exocet MM40 Block 3 dan C-802 dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) 2024 yang dilaksanakan di Laut Bali dari tanggal 8 sampai dengan 9 Mei 2024, maka tetangga di Utara, yakni Angkatan Laut Filipina, juga baru saja melaksanakan hajatan penting, yakni untuk pertama kalinya melakukan uji coba peluncuran rudal jejalah anti kapal dengan mengambil lokasi di hotspot, Laut Cina Selatan.
Seperti dikutip US Naval Institute – news.usni.org (8/5/2024), Angkatan Laut Filipina sukses menenggelamkan sebuah bekas kapal tanker BRP Lake Caliraya (AF-81) di Laut Cina Selatan dengan rudal jelajah anti-kapal selama climactic maritime strike exercise Balikatan 2024 pada Rabu pagi. BRP Lake Caliraya Disumbangkan oleh Perusahaan Minyak Nasional Filipina pada tahun 2014 untuk tugas pengisian ulang yang sedang berlangsung, kapal tanker buatan Cina tersebut dinonaktifkan pada tahun 2020 karena masalah pemeliharaan.
Sementara rudal jelajah anti kapal yang digunakan adalah SSM-700K C-Star buatan Korea Selatan, dengan diluncurkan dari frigat BRP Jose Rizal (FF-150) – yang merupakan flagship kapal kombatan Angkatan Laut Filipina.
WATCH: BRP Lake Caliraya sunk at exactly 10:49 a.m. after being pounded for two hours by anti-ship missiles, air to ground missile, and guided bomb units fired from naval and aerial assets of the Philippines and US. | via Patrick de Jesus (1/2) pic.twitter.com/OyYIIMTeiY
— PTVph (@PTVph) May 8, 2024
Turut mendukung dalam uji coba peluncuran rudal C-Star, adalah unsur pesawat intai maritim P-8A Poseidon milik Angkatan Laut AS, pesawat pesawat peringatan dini dan kontrol Wedgetail E-7A milik Angkatan Udara Australia, dan Radar TPS-80 Ground/Air Task Oriented milik Korps Marinir AS (USMC), yang membantu menyediakan data ke pusat komando untuk menargetkan kapal tanker yang dinonaktifkan .
Untuk “penembak” dalam latihan ini, ketiga negara mengerahkan berbagai platform dan amunisi. F-16 Angkatan Udara A.S. dari Skuadron Tempur ke-13 yang berbasis di Misawa menjatuhkan beberapa bom berpemandu JDAM dan kapal serang cepat Angkatan Laut Filipina menembakkan rudal Spike ke kapal tanker sepanjang 325 kaki itu. Turut nimbrung dalam penembakan kapal tanker, Gunship AC-130J Ghostrider.
Dalam paket persenjataannya, BRP Jose Rizal disiapkan menggotong rudal anti kapal lansiran Korea Selatan, SSM-700K Haeseong (C-Star) buatan LIG Nex1. Rudal anti kapal sekelas MM40 Exocet ini dapat melesat dengan kecepatan Mach 0.85 (setara 1.013 km per jam) untuk melahap sasaran di jarak 150 km. Dengan pemandu Inertial guidance/terminal active radar homing, C-Star punya bobot 718 kg (218 kg adalah berat hulu ledak) dan dapat terbang dengan pola sea skimming.
Bila Inertial Navigation System dan Global Positioning System digunakan untuk memandu menuju targetnya, maka altimeter radio digunakan untuk menjaga ketinggian. Sementara active radar homing digunakan untuk penargetan di fase terminal. C-Star dirancang untuk digunakan di lingkungan peperangan elektronik aktif, dimana termasuk adanya kemampuan detection and countermeasures systems. Hulu ledak C-Star punya kemiripan dengan Harpoon, dilengkapi dengan sekering benturan (impact fuze). (Gilang Perdana)
Pinoy benar benar mundur, setelah pd 2 pinoy adalah negara paling maju dan makmur diasia sekarang harus beli rudal dari negara yang baru muncul setelah perang korea yg kondisinya miskin parah dan serba ketertinggalan.
Nah langsung bolpen ni fregat Jose Rizal dan rudal C Star nya, minat ndàk kita, selamat buat Filipine Navy untuk keberhasilannya setelah puluhan tahun akhirnya bisa latihan tenggelamkan kapal pakai rudal dan salut latihan di area hotspot Laut Cina Selatan bukan di Pasifik walau dibantu pesawat intai maritim P-8A Poseidon AS, pesawat peringatan dini Wedgetail E-7A AU Australia, dan Radar TPS-80 Korps Marinir AS (USMC), yang membantu menyediakan data ke pusat komando untuk menargetkan kapal yg disasar, sangat berharap dari dulu TNI AL juga uji tembak rudal di tepi luar ZEE Laut Natuna Utara sebagai bentuk ketidak akuan RI ke Cina utk pemaksaan seluruh LCS sebagai miliknya dan berani tantang bahwa area tsb zona internasional yang bebas, tapi kita memang harus santun dan patuh ke negara2 yg ikut mensejahterakan kita seperti lik Sam, dan Cina