Kamov Ka-32A 11BC: Fire Fighting Helicopter dari Rusia dengan Sertifikasi Barat

_MG_0573

Seandainya haluan politik Indonesia tidak berubah pada tahun 60-an, boleh jadi saat ini armada kapal perang, pesawat tempur, hingga kapal selam TNI lebih dominan berasal dari Rusia. Dan salah satu silsilah alutsista yang ditinggalkan Rusia (d/h Uni Soviet) adalah unit helikopter AKS (Anti Kapal Selam) Mi-4 Hound. Helikopter berbasis utility tersebut memperkuat Puspenerbal TNI AL dalam persiapan Operasi Trikora.

Baca juga: Mil Mi-4 Hound – Helikopter Standar TNI “Tempo Doeloe”

Kamov-1pkuff-54

Baca juga: SA-330 Puma – Helikopter “Angkut Berat” TNI AU Era-80an

Pasca kiprah Mi-4 berakhir, armada helikopter AKS Uni Soviet kemudian bergeser ke generasi besutan Kamov Ka-25 Hormone. Hadirnya Kamov Ka-25 menjadi basis tumpuan pengembangan desain helikopter AKS Uni Soviet (Rusia) selanjutnya. Dengan desain yang dirancang unik, berdimensi tambun dan memiliki rotor utama ganda, plus Kamov tidak memiliki rotor di bagian ekornya, sampai saat ini turunan heli berdesain sejenis masih terus eksis memperkuat armada heli AKS Rusia. Turunan dari Ka-25 seperti Kamov Ka-27 Helix yang digunakan aktif oleh AL Rusia, AL Vietnam, AL India, AL Cina, dan negara-negara lain pengguna setia sista asal Rusia.

Bila merujuk ke teori kedekatan politik, bisa jadi TNI AL dahulu tak akan mengalami ‘kekosongan’ kekuatan heli AKS, terlebih pasca pensiunnya Mi-4 akibat embargo suku cadang. Seumpama dengan konfigurasi armada frigat/korvet dari Rusia yang dominan, besar kemungkinan Puspenerbal TNI AL juga akan mengoperasikan varian Kamov Ka-25 atau Ka-27.

Kamov Ka-25
Kamov Ka-25.
Kamov Ka-27 AL Rusia.
Kamov Ka-27 AL Rusia.

Baca juga: Airbus Helicopters AS565 Panther TNI AL: Jawaban dari Sebuah Penantian Panjang

Kamov Ka-27 masih menjadi kepercayaan AL Rusia sampai saat ini.
Kamov Ka-27 masih menjadi kepercayaan AL Rusia sampai saat ini.

Baca juga: Westland Wasp – Legenda Heli AKS TNI AL

Pada pada faktanya, pilihan baru helikopter AKS TNI AL telah dipastikan ke AS565 MBe Panther buatan Airbus Helicopters, namun sosok keluarga Kamov Ka-27 juga kerap kali mengangkasa di langit Indonesia. Yang dimaksud adalah helikopter Kamov Ka-32A 11BC milik Pegasus Air Services, perusahaan charter pesawat/helikopter nasional yang berkantor di Jakarta. Ka-32A 11BC adalah varian langsung dari Ka-27. Dikutip dari Wikipedia, Ka-32A 11BC adalah varian sipil Ka-27 yang telah mendapat sertifikasi dari Kanada dan Uni Eropa dengan basis mesin Klimov 2 x TV3-117MA.

Kamov Ka-32A 11BC dibangun dengan spesifikasi yang digariskan lembaga transport Kanada. Sertifikasi heli ini diperoleh pada 11 Mei 1998 dan full clearance diperoleh pada 26 Februari 1999. Uniknya, Ka-32A 11BC menjadi helikopter asal Rusia yang pertama kali mendapat sertifikasi dari Eropa Barat. Selain peran sebagai heli transport penumpang, Ka-32A 11BC yang multipurpose cocok digunakan sebagai angkut penumpang, medical evacuation, cargo transport, fire fighting, dan SAR.

Bumbi bucket, perlengkapan untuk water bombing.
Bumbi bucket, perlengkapan untuk water bombing.
Kamov Ka-27 dilengkapi hoist dalam misi SAR.
Kamov Ka-27 dilengkapi hoist dalam misi SAR.

Baca juga: Sikorsky S-61V – Menelusuri Jejak Helikopter Bung Karno Yang Hilang

ka32a1-7

Di Indonesia, Ka-32A 11BC populer digunakan saat berlaga sebagai heli pemadang kebakaran (fire fighting) saat misi pemadaman kebakaran hutan di Kalimantan pada tahun 2015 lalu. Ka-32A 11BC disewa oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dengan ongkos sewa Rp150 juta per jam. Sebagai heli pemadam kebakaran, heli ini membawa Bumbi Bucket yang dapat membawa air 5 ton untuk diguyurkan ke hotspot. Bahkan jika mau lebih serius lagi, bisa disematkan fire fighting cannon. Untuk tugas komersial lain, Ka-32A 11BC juga laris dipakai sebagai wahana pemasangan instalasi tower. Heli ini dapat memberi peran tatkala harus dilakukan pemasangan konstruksi di ketinggian.

a2e6cf62f4b6746a1f65880863f3e0484739105986_a476d36b8b_b

Heli buatan Rusia ini digunakan untuk memadamkan ratusan titik api yang tersebar di sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat. Para awak yang menerbangkan helikopter itu yaitu pilot Kapten Sergei Zamchevskii dibantu kopilot Konstantin Oleiinik dan teknisi Aleksandr Kamornikov adalah para penerbang kawakan. Mereka memiliki lebih dari 2.000 jam terbang khususnya melakukan “water bombing” untuk memadamkan kebakaran hutan.

Dalam sekali terbang, helikopter ini mampu mengudara 2,5 hingga 3,5 jam, dengan menghabiskan 2.000 hingga 2.300 liter bahan bakar, tergantung jarak terbangnya. Komandan Satgas Water Bombing BPBD Kalbar, Bosman, mengatakan prioritas penanganan kebakaran dan kabut asap di wilayah dalam radius 50 mil laut di sekitar bandara Supadio, Pontianak.

Baca juga: NAS 332 Super Puma TNI AL – “Melacak” Jejak Helikopter Pengusung Rudal Anti Kapal

Kamov Ka-27 melepaskan torpedo.
Kamov Ka-27 melepaskan torpedo.

Helikopter yang aslinya dirancang Nikolai Ilyitch Kamov ini dirancang unik dengan bentuknya yang tambun dan memiliki rotor utama ganda , beda dari helikopter kebanyakan, kamov ini tidak memiliki rotor di bagian ekornya.
Varian awalnya, Kamov Ka-25 dioperasikan AL Soviet pada tahun 1966. Heli tempur ini pada awalnya dibuat dari mesin sepeda motor, 27 hp BMW. Meski begitu ketika sudah dikembangkan dan dioperasikan, Ka-25 ternyata termasuk helikopter bermesin tangguh. NATO yang kemudian mengakui ketangguhan mesin Ka-25, bahkan memberikan call sign yang khas, Harmone. Dua unit mesin Ka-25. Glushenkov GTD-3F memang patut dipuji, pasalnya mampu menghasilkan tenaga raksasa sebesar 11.000 tenaga kuda.

Sistem avionic yang dimiliki Ka-25/Ka-27 cukup mutakhir seperti perangkat untuk terbang siang dan malam serta dalam segala cuaca, auto pilot, antena IFF (identification fried or foe) untuk identifikasi pesawat kawan atau lawan, radar, sonar, sonobuoy, radar pelacak kapal selam yang ditempatkan di bawah hidung helikopter. Sementara persenjataan yang dibawa Ka-25 terdiri dari sepasang torpedo kaliber 450 mm. Alat peluncur torpedo merupakan perangkat yang cukup mutakhir karena sanggup dioperasikan untuk meluncurkan torpedo berhulu nuklir atau torpedo konvensional.

Baca juga: AS565 MBe Panther TNI AL Akan Dibekali Teknologi HELRAS DS-100 dan Peluncur Torpedo

Dalam setiap misi tempur, Ka-25 dioperasikan oleh kru yang terdiri dari pilot, kopilot, dan tiga kru yang bertugas mengoperasikan berbagai perangkat yang berkaitan dengan persenjataan serta alat komunikasi lainnya. Saat difungsikan sebagai heli transport pasukan, Ka-25 yang punya kabin luas sanggup mengangkut pasukan bersenjata lengkap sebanyak 16 personel.

Kamov Ka-29TB.
Kamov Ka-29TB.

Di antara varian yang diproduksi, tipe Kamov Ka-29TB merupakan generasi terbaru yang paling canggih. Kaca atau glass cockpit-nya tahan peluru dan sistem avionic maupun persenjataan hampir menyamai heli tempur Mi-35P Hind yang digunakan Puspenerbad TNI AD. Sementara bekal senjata yang dapat dibawa seperti senapan mesin gatling empat laras kaliber 7,62 mm, rudal 9M 114 Shturm, dan dua dispenser roket UV 32/57 atau B-8V20 kaliber 80 mm. Senjata internal standarnya berupa torpedo dan bom.

Baca juga: Mil Mi-35P – The “Flying IFV” – Pencipta Teror dari Udara

Dengan empat buah roda, varian Kamov memang ideal dioperasikan di atas deck kapal perang. Sebab lain heli ini awet digunakan di atas perairan, lantaran Kamov Ka-25/Ka-27 dan Ka-32A 11BC dilengkapi emergency float yang cukup besar, menjadikan helikopter cukup aman saat melakukan pendaratan darurat di air. Hal lain lagi, adopsi rotor utama ganda menjadikan helikopter ini mampu hovering lebih tinggi, lebih lama, dan stabil, suatu hal yang amat diperlukan bagi helikopter pemburu kapal selam dan helikopter SAR.

Spesifikasi Kamov Ka-32A 11BC:
– Crew: one-three, plus two-three specialists (Ka-27)
– Capacity: 4,000 kg payload (Ka-32), or up to 16 troops
– Length: 11,3 m
– Height: 5,5 m
– Empty weight: 6,500 kg
– Gross weight: 11.000 kg
– Max takeoff weight: 12,000 kg
– Powerplant: 2 × TV3-117V turboshaft engines, 1,660 kW (2,230 hp) each
– Main rotor diameter: 2× 15,8 m
– Maximum speed: 270 km/h
– Cruising speed: 205 km/h
– Range: 980 km
– Service ceiling: 5.000 m

4 Comments