Kalashnikov Rex-1: Andalan Rusia di Pasar Tactical Anti Drone Jammer Gun

Potensi ancaman dari drone diprediksi akan terus meningkat di masa mendatang, khususnya dalam dinamika operasi anti terorisme, maka tak heran beragam sistem untuk meng-counter drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle) jadi ramai ditawarkan. Umumnya yang selama ini santer diwartakan adalah produk atau solusi lansiran Amerika Serikat atau yang berstandar NATO lainnya. Padahal dari warung sebelah, Rusia, meski tak terlalu terdengar suaranya, juga telah punya produk andalan untuk menangkal drone.

Baca juga: Hadapi Gangguan Drone, TNI Gunakan Tactical Drone Jammer Gun

Sejak diperkenalkan pada tahun 2017, belum lama ini senjata anti drone (tactical anti drone jammer gun) yang diberi label Rex-1 nampak telah digunakan pasukan lintas udara Rusia dalam latihan militer Vostok 2018 yang digelar di Distrik Militer Timur (12 – 17 September 2018). Sebelumnya, Rex-1 juga disebut-sebut telah dijajal secara terbatas di medan Suriah. Tentu banyak yang bertanya, seperti apakah sosok Rex-1 ini?

Berbeda dengan senjata anti drone lansiran Barat yang terkesan ribet dan kompleks, maka Rex-1 produksi Kalashnikov (Zala Aero Group) ini desainnya jauh lebih simpel, malah jika diperhatikan keseluruhan lebih mirip senapan serbu bullpup, seperti SAR-21 atau Steyr, kesan aroma bullpup terlihat dari bentuk popor, yang tak lain tempat penyimpanan baterai. Malahan bila dilihat dari depan, menjadi mirip FAMAS, senapan serbu bullpup asal Perancis yang dilengkapi bipod lipad pada larasnya.

Rex-1 saat digunakan pasukan Linud Rusia dalam latihan Vostok 2018

Dengan digunakannya Rex-1 oleh militer Rusia, menyiratkan masa uji coba senjata non lethal ini telah berhasil dilalui. Dibalik desainnya yang ringkas, Rex-1 punya kemampuan untuk membungkam sinyal dan transmisi sistem satelit berbasis GPS (Global Positioning System), GLONASS (Global Navigation Satellite System), BeiDou dan Galileo, dalam radius lima kilometer.

Tak itu saja, Rex-1 mampu memblokir sinyal seluler GSM, 3G, 4G LTE, dan aksi jamming di rentang frekuensi 900 Mhz, 2.4, 5-2 sampai 5.8 Ghz. Model operasinya serupa dengan jammer gun yang digunakan Paspampres (Pasukan Pengaman Presiden) RI, yaitu mengakusisi sinyal drone, untuk kemudian mengambil alih kendali drone untuk kemudian didaratkan secara smooth.

Baca juga: Lindungi Obvit, Sistem Anti Drone TNI Kini Lebih Maju

Pilihan modul frekuensi jammer untuk Rex-1

Secara keseluruhan bobot Kalashnikov Rex-1 adalah 4,2 kg, bobot tersebut sudah termasuk baterai yang memastikan waktu pengoperasiannya selama tiga jam. Komponen utama Rex-1 terdiri dari collimator sight, interchangeable GPS jamming modules, dan GLONASS navigation system. Yang disebut kedua, modul GPS jamming dapat digonta ganti sesuai kebutuhan frekuensi yang disasar. Kelengkapan lain di Rex-1 mencakup stroboscope untuk mengukur kecepatan obyek bergerak di udara, lalu ada laser sight untuk mendukung pembidikan sasaran, dan tak lupa dilengkapi pula video recorder. (Haryo Adjie)

7 Comments