KAL 28M Propeller Untuk Lantamal Kini Berlabel “Pulau”
Bila nama “Teluk” identik digunakan pada armada LST (Landing Ship Tank), maka sejak lama beberapa nama “Pulau” di Tanah Air digunakan TNI AL untuk menandai keberadaan kapal penyapu ranjau pada Satuan Kapal Ranjau (Satran). Dan meski bukan berstatus sebagai kapal perang (KRI), identitas nama Pulau kini juga diadopsi untuk penamaan pada kelas kapal patroli Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut) dan Lanal, kapal ini akrab disebut sebagai KAL (Kapal Angkatan Laut).
Baca juga: Perkuat Lantamal, TNI AL Luncurkan Tiga Unit KAL 28M Propeller
Seperti pada 6 April 2017, lima unit Kapal Patroli (KAL 28 M) produksi PT Tesco Indomaritim memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut. Kelima kapal tersebut adalah KAL Pulau Karakelang 1-6-30, KAL Pulau Nustual 1-9-16, KAL Pulau Ambalat 1-13-45, KAL Pulau Sangihe 1-8-31 dan KAL Pulau Trangan 1-11-16. Sebelumnya, pada Februari 2017, TNI AL juga telah menerima KAL Pulau Mego II-2-15 untuk Lanal Bengkulu. Bahkan di September 2016, TNI AL juga telah mendapatkan tiga unit KAL 28M dari PT Tesco Indomaritim, yakni KAL Marapas untuk memperkuat Lantamal IV Tanjung Pinang, KAL Lemukutan untuk Lantamal XII Pontianak dan KAL Bunyu untuk Lantamal XIII Tarakan.
Berdasarkan spesifikasinya, kapal patroli ini punya panjang 28 meter, lebar 5,85 meter, kecepatan maksimum 28 knot, dan mampu berlayar sejauh 648 nuatical mile (1.200 km). Jarak tempuh 1.200 km dapat dicapai bila kapal dipacu dengan kecepatan jelajah 18 knot. Dengan dua propeller, kapal ini disokong mesin 2×1800 BHP. Dalam sekali berlayar, KAL 28M dapat membawa 16 ribu liter bahan bakar dan 4 ribu liter air tawar. KAL 28M Propeller punya bobot penuh 70 ton, dan diawaki oleh 15 personil.
Baca juga: Palindo Marine PC-28 – Kapal Patroli Cepat Litoral dengan Teknologi RCWS
Dari aspek persenjataan, sudah bisa ditebak tidak ada yang mencolok, sebagai kapal patroli di kawasan litoroal Lantamal, KAL 28M memang harus puas dipasangi satu pucuk SMB (Senapan Mesin Berat) DShK-38 atau kanon PSU (Penangkis Serangan Udara) sekelas Oerlikon 20mm. Meski tidak menutup kemungkinan bila keuangan kuat dapat pula dipasag model kanon RCWS (Remote Control Weapon System). Soal RCWS di KAL 28M nampaknya sudah dipersiapkan, ini terlihat dari model desain grafis KAL 28M yang dirilis pihak galangan memperlihatkan jenis kanon RCWS.
Kelima KAL 28M Propeller diresmikan oleh Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi, Senin (5/9) di Jetski Cafe, Pantai Mutiara, Jakarta Utara. Sementara PT Tesco Indomaritim debutnya sudah tak asing dalam pengadaaan kapal untuk TNI. Perusahaan swasta nasional ini yang memproduksi combat boat KMC (Kapal Motor Cepat) Komando untuk Kodam TNI AD dan KAL TNI AL. Tesco Indomaritim sebelum itu juga memproduksi LCU (Landing Craft Utility) yang terintegrasi pada kapal LPD (Landing Platform Dock). (Bayu Pamungkas)
Baca juga: KMC Komando – Combat Boat TNI AD Dengan Remote Control Weapon System
serem juga ini kapal KAL…..bravo TNI AL
min, bahas radar APS-143(V) yang dibeli TNI AU untuk CN235-200 MPA
Oke @Durandal, dipantau yaa 🙂
bu susi klo bisa pesen kapal basis militer, biar bisa transform sewaktu waktu..pkr 12 biji gitu 🙂
lihat dudukan belakang kal
semua hampir sama
tempat dudukannya sensor kasel
ntar sensor anti kasel tinggal dipasang dibelakang
dan diinstal dua torpedo jadi deh kal anti kasel
kecil tapi gigit,didepan ciaws 35 mm dan diatas tempat senjatA
mesin diinstal ciaws 20 mm.
sekali berlayar semua,tidak ada kasel yg lolos dari sensor anti kasel nya kal,perencanaan yg hebat,bravo tni
salah
yg betul 570 unit
lihat linknya…..
semua kal,kalau nkri tawuran sama negara lain
akan dipersenjatain dengan torpedo sat adiknya sut…
serem kan segitu banyaknya
belum kcr 40
belum kcr 60
juga jumlahnya ratusan,sekelas cinok pun ngeri
kok kcr diinstal rudal
bung phd gak ngitung
biasanya suka ngitung,jangan disana aja ngitungnya disini juga
boleh,monggoh………
Ngomong opooo iki……Ngawur
Apakah KAL ini sama dengan kapal LCS?
kemampuannya nggak sama dengan LCS nya amerika, walaupun sama-sama kapal untuk pertempuran laut dangkal, punya kita hanya untuk low threat.
Sudah modular belum ?
Total kebutuhan KAL 317 unit.
Tahun 2014 sudah ada 209 unit, periode 2015 – 2019 harus bikin 108 unit lagi.
Dengan harga hanya 33,3 milyar rupiah per unitnya, 108 unit tambahan ini pasti bisa terpenuhi di periode ini.
Itung…itung…itung…diskone piro mas?
Kasih data valid nya dong bung..
Kalo cuma hitung-hitungan mark up itu di Jakartatajur mah sarangnya..
Memang asalnya dari sana
nggak akan selesai periode ini, maksimal 10 unit per tahun, anggarannya dibagi-bagi untuk, LST, Tanker, KCR, dll.
LST, tanker dan KCR ada dananya sendiri, dari pinjaman dalam negeri yang total 15 T untuk 3 matra.
KAL ini dananya diambil dari APBN tahunan.
Galangan kapal yang kerjakan KAL ada banyak :
Palindo, Citra Shipyard, Tesco Indomaritim dan lain2.
Jadi pasti bisa lebih dari 24 unit per tahun. Optimis bisa 108 unit di periode ini.
15 T itu dari mana datanya. di berita cuma : “Perjanjian lain yang mengalami amandemen pada September berupa Perjanjian Induk Pinjaman Dalam Negeri Tahun Anggaran 2013 Tahap I dari PT Bank Mandiri (Persero). Amandemen berupa perpanjangan masa penarikan dari 25 April 2016 menjadi 25 April 2017. Perjanjian Induk sebesar Rp573.45 miliar digunakan untuk membiayai 18 materiil alutsista di Kementerian Pertahanan dan 7 materiil alut di Kepolisian RI. ” nggak sampai 1 T
Ada sih di nota keuangan APBNP 2017 pinjaman dalam negeri 3T, luar negeri 8 T, tapi entah kapan cairnya. dan itu cuma 11 T nggak sampai 15 T.