KAI Tampilkan Fuselage Jet Tempur KFX, Jadwal Peluncuran Perdana Dipatok April 2021
|Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang, mungkin itulah peribahasa yang pas untuk menggambarkan niatan Korea Selatan dalam menggarap proyek jet tempur masa depan KFX (Korean Fighter Experiment). Terlepas dari isu macetnya angsuran pendanaan dari Indonesia, keseriusan Korea Selatan pada KFX tercermin dari upaya Negeri Ginseng untuk mengembangkan sektor penting yang terkait KFX, sebut saja pengembangan pada sistem senjata dan radar AESA.
Baca juga: Korea Selatan Kembangkan Rudal Jelajah Udara ke Permukaan untuk Jet Tempur KFX
Dan terkait roadmap, dimana KFX dijadwalkan terbang perdana pda tahun 2022, maka belum lama ini foto bagian rangka dari fuselage prototipe KFX diperlihatkan ke media.
Dikutip dari Janes.com (6/7/2020), sebuah foto di edisi terbaru majalah bulanan Fly Together, memperlihatkan bagian rangka fuselage dari prototipe KFX di fasilitas produksi Korea Aerospace Industries (KAI) yang berlokasi di Sacheon. Seperti telah diketahui, Defence Acquisition Programme Administration (DAPA), badan yang menaungi proyek jet tempur ini telah mencanangkan uji terbang perdana KFX akan dilakukan pada tahun 2022. Dimana prototipe perdana KFX sebelumnya akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2021.
Dan kabar terbaru, pihak manufaktur, yaitu KAI telah menginformasikan ke media, bahwa jadwal peluncuran prototipe perdana akan dilangsungkan pada April 2021. Bakal dipesan dalam jumlah ratusan (120 unit) oleh AU Korea Selatan, rencananya KAI akan mematangkan desain dan performa jet tempur twin engine ini hingga pembuatan enam prototipe. Pun setelah mulai diserahkan kepada AU Korea Selatan pada pertengahan 2026, KFX akan dihadirkan dalam beberapa block varian pengembangan.
Setelah prototipe terbang perdana pada tahun 2022, maka masih dibutuhkan waktu sekitar empat tahun untuk serangkaian percobaan, hingga ditargetkan pesawat tempur kebanggaan Korea Selatan dan Indonesia ini akan dapat masuk fase produksi penuh pada pertengahan tahun 2026.
Unit perdana KFX yang nantinya diserahkan ke AU Korea Selatan akan menjadi dari Block 1, periode produksi Block 1 diharapkan masuk pada periode 2026 hingga 2028. KFX Block 1 nantinya akan dilengkapi sistem senjata udara ke permukaan yang ‘terbatas’ selain sistem senjata udara ke udara.
Berdasarkan transformasi teknologi di Block 1 yang melibatkan beberapa nama besar seperti MBDA Missile Systems, kemudian KFX akan dirilis dalam Block 2, ciri khas dari Block 2 adalah jet tempur sudah mampu melakukan misi tempur udara ke udara dan udara ke permukaan secara penuh. Produksi KFX Block 2 dicanangkan oleh KAI mulai tahun 2029.
KFX/IFX adalah proyek jet tempur multirole generasi 4.5 dengan single seat dan disokong twin engines F414-GE-400K . Proyek KFX resmi dimulai pada Januari 2016 dengan desain awal yang berhasil dituntaskan pada Juni 2018. Pekerjaan produksi prototipe pertama sudah dirintis sejak Februari 2018.
Dari perspektif AU Korea Selatan, jet ini akan menggantikan peran F-5E Tiger dan F-4E Phantom. Fase produksi ke 120 unit pesawat ditargetkan akan berlangsung pada periode 2026 sampai 2032. Total kapasitas produksi KFX, termasuk kuota untuk ekspor nantinya ditargetkan mencapai angka 350 unit.
Lepas dari itu semua, DAPA telah menargetkan Hanwha Systems untuk menyelesaikan pengembangan awal radar AESA (Active Electronically Scanned Array) untuk KFX pada pertengahan Agustus 2020. (Bayu Pamungkas)
“Yg sini masih tarik ulur alot, yg brazil malah sudah bbrp langkah lebih maju 🛵💨💨💨”
https://youtu.be/xyInNTyFfzE
KFX tanpa IFX
Sepertinya pemerintah era pak Jokowi tidak terlalu tertarik untuk membangun sistem pertahanan dan kemandirian teknologi dalam negeri..
ya ga gitu dong bang… yg namanya pembangunan, itu kan ada skala prioritasnya. Saat ini kan pemerintah lagi getol kejar ketertinggalan yg lebih prioritas, pembangunan infrastruktur untuk kemajuan ekonomi dulu. Kalo ekonomi kuat, mau bangun apa aja ya bisa, contohnya China.
Semua itu political will aja, arah pembangunan kita mau ke mana. Kalau mau jor2an tapi pembangunan fisik dan sdm nya dinomorduakan juga bisa, dan ada contohnya, India. Mau rakyatnya makan apa kagak, yg penting alutsista nomor wahid buat ribut2 ama tetangganya, Pakistan ama China.
Pembangunan dan perkuatan pertahanan itu keniscayaan, tinggal mana yang lebih diprioritaskan dulu
Korea Selatan sudah meninggalkan Indonesia dalam hal KFX, buktinya tidak ada penyebutan Indonesia dalam Insignia KFX, mending kita lanjutkan kemandirian dengan membangun LAPAN XPERIMENTAL FIGHTER … setidaknya tekhnologi sdh dapat kita dapatkan dari hasil kerja sama tersebut …. Jeroan kita yang lebih mengetahui dibndingkan dengn melanjutkan kerjasama …
memang engak ada pak,karena memang pespur tersebut hanya satu type,kfx di korea ifx di indonesia,itu bukan berarti kita engak ikutan karena masalah penamaan saja.
karna kfx bukan nama dari pespur sebenarnya,tapi program yang dirancang buat pespurnya pak.
2026…..? Generasi 4.5
Yang lain tahun 2035 Generasi 6… Wowww… Pantas saja French and Germany start duluan lompat G 5 langsung garap Generasi 6… Ya ya yaaaa… Tetep ketinggalan teknologi…
kita engak bisa nyamain negara negara maju produsen senjata dunia pak,yang kita perlu kan sekarang adalah landasan inhan kita bisa berkembang dan maju secara siknifikan,dan terus melengkapi lokal konten yang diperbesar atau diperbanyak.
jadi jangan samakan dengan mereka yang memang sudah mapan dibidang itu.
Pantengin dulu ajalah, ngga terlalu banyak berharap,
Bismillah lebih baik fokus dahulu mendidik pilot baru TNI.AU dengan pesawat Yak.130,atau JF.17 Pakistan,kalo dapat mah barter dengan 10 unit cn.235 dan 250 cargo / passanger dengan 12 unit JF.17:blok 3 atau 2,hidupkan kembsli F.5 tiger 2,agar ada kombinasi latih tempur.
PAAAK JOKOWI…tolong lanjutkan proyek ini !!!!
Paaak, kemenhan pingin beli ovsprey.Mending di STOP pembeliannya . Muaaaaaaaahal pak
$2 BILLIONS dan perawatannya muaaaahal.
Duitnya mending di bagi2 beli CHINOOKS dan IFX.
Ini harusnya kita invest disini jangan putus tengah jalan, kasian uang pajak rakyat, hasil kedepannya bakalan lebih bagus kalau sudah bisa bikin sendiri jet tempur.
Bismillah kenapa nga difokuskan pada sumber daya pertanian dan perikanan,kan TNI sudah memulai kerja nyata untuk rakyat.apalagi saat phk dimana mana
Produksi 120 unit utk rokaf antara 2026-2032, kalau Indonesia tetep gabung, 50 unit jatah TNI AU d produksi pararel atau mulai 2032 ?
ini akan terus dilanjutkan bila ada kesepahaman kedua kubu,harapanya korea lebih mau menanam kan ivestasinya dibidang tehnologi,terutama industri strategis.
jadi akan ada kertergantungan yang saling menguntungkan,sumberdaya korea sangat lah minim sedang indonesia punya banyak sumberdaya termasuk tenaga kerja potensial.
alahkah sayang bila kedua negara tidak mampu melihat peluang besar kedepanya.
dan seharusnya pemerintah mulai membenahi aturan dan regulasi yang menghambat kemajuan apa lagi sampai merugikan.
exsport bahan mentah dari sumberdaya salah satu nya,dan banyak lagi yang lainya.