JS Osumi: ‘Pesaing’ Mistral Class dalam Multilateral Naval Exercise Komodo 2018
|Dalam ajang Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018, setidaknya ada dua kapal perang yang menjadi maskot perhelatan besar tersebut. Disebut maskot lantaran tonase dan dimensi kapal ini yang terbilang besar dibanding peserta lainnya, yang dimaksud adalah kapal induk helikopter (Landing Platform Helicopter). Seperti diulas pada artikel sebelumnya, dari Perancis sudah hadir BPC Dixmude L9015 (Mistral Class), dan satunya lagi adalah JS Osumi (LST-4001). Yang disebut terakhir agak terasa asing, dan meski ada label LST, namun kapal angkut amfibi ini tak sekedar punya kemampuan ‘Landing Ship Tank’ semata.
Dibawah komando Kapten Yuji Horikawa, JS Osumi dijadwalkan sudah hadir di Perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 4 Mei 2018. Japan Maritime Self-Defense Force (JMSDF) dikenal sebagai angkatan laut yang tangguh dengan seabreg kapal perang canggih produksi dalam negeri. Kapal induk pendarat ini diproduksi sebanyak tiga unit, bertidak sebagai lead adalah JS Osumi (LST-4001), dan kapal kedua JS Shimokita (LST-4002) dan kapal ketiga JS Kunisaki (LST-4003).
JS Osumi dibangun oleh galangan Mitsui Engineering & Shipbuilding, Tamano. Kapal yang berpangkalan di Kure ini sudah direncanakan kehadirannya sejak 1993. Peletakan lunas pertama dilakukan pada 6 Desember 1995, kemudian kapal resmi diluncurkan pada 18 November 1996, dan mulai masuk operasional AL Jepang pada 11 Maret 1998.
Dengan ukuran deck yang besar, delapan unit helikopter sekelas Sea Hawk dapat parkir di flight deck. Selayaknya kapal induk, JS Osumi dibekali small deck elevators untuk akses ke lower parking deck. Deck utama juga dipersiapkan sebagai lahan parkir untuk beragam kendaraan angkut seperti truk dan jip.
Sebagai kapal pendarat amfibi, JS Osumi dapat membawa dua unit hovercraft Landing Craft Air Cushion (LCAC). Dari dua hovercraft inilah 10 unit MBT (Main Battle Tank) dapat ‘dikirim’ ke daratan. Mulai dari 330 – 1.000 personel Marinir dapat diangkut, tentu bergantung pada misi dan durasi pelayaran.


Mengemban peran strategis, sudah barang tentu dalam misi tempur kapal sejenis ini selalu mendapat kawalan dari frigat atau destroyer. Sementara untuk bekal pertahanan, dua pucuk kanon CIWS (Close In Weapon System) Phalanx 20 mm siap menjadi pagar yang kokoh. Kinerja sistem kanon erat dipengaruhi kemampuan radar OPS-14C air search dan OPS-28D surface search. Sementara navigasinya mengandalkan OPS-20 navigation radar.
Baca juga: Kapal Induk Helikopter Indonesia – Bila Ada Komitmen Pasti Bisa Diwujudkan

Dapur pacu kapal dengan bobot penuh 14 ribu ton ini adalah dua unit mesin diesel Mitsui 16V42M-A (26.000 bhp). Kapal dapat dipacu dengan kecepatan maksimum 22 knots atau setara 41 km per jam.
Dalam Naval Exercise Komodo, JS Osumi kapal yang menggabungkan peran LPH, LPD dan LST ini akan unjuk kemampuan dalam latihan kerjasama misi kemanusiaan dan tanggap bencana alam bersama-sama dengan 60 kapal perang dari 35 negara peserta. (Gilang Perdana)
Spesifikasi JS Osumi
– Displacement: 8.900 ton (standard) dan 14.000 ton (full load)
– Length: 178 meter
– Beam: 25,8 meter
– Draught: 17 meter
– Draft: 6 meter
– Propulsion: 2 × Mitsui 16V42M-A Diesel (2 shafts propulsion, 26,000 bhp)/1 × bow thruster
– Speed: 22 knots (41 km/h)
– Complement: 138 crews + (330 troops)
Minimal punya lah TNI-AL 2 biji taruh armatim & armabar masing-masing sebiji trus panglima armada memimpin armada nya. Lha ini TNI-AL kayak nya panglima armada lebih sering di darat daripada di laut.
makasar klass di kembangkan jadi model gini bisa gak ya ???
Rasanya “HYUGA” lebih tepat disandingkan dg “mistral” bung admin…
Itu kalo TNI pas pendaratan pasti dijejer Vampir 122 nya didepan..pasukan keluar sebelumnya dihujani rudal dulu..kalo pas pendaratan..kalo cuman dikawal 2 PKR 105,pas terpaksa perang dilautan,bisa dipasang container berisi rudal club’ anti kapal,dan container Anti udara..bisa banyak lho itu(tapi jangan ditingkat menatanya..gak bisa buka ntar..wkwkwwk)dan sifat sistem paket perang kontainer..bersifat mandiri..
Gue kok punya imajinasi ya, begini idenya :
Dulu khan ada berita bahwa A400m mau dibeli RI sejumlah 5 unit dengan nilai kesepakatan USD 2 milyar = usd 2000 juta.
Tetapi ternyata belinya hanya 2 unit A400m dibeli PPI sedangkan nilai kesepakatan tidak dicantumkan.
Dari wiki harga fly away cost khan € 152 juta.
Pakai kurs ke usd = 152 x kurs 1,2 = 182,4 juta usd.
Jika ditambah spare part dll sekitar 35% maka 182,4 x 1,35 = 246,24 juta
Biar mudah ngitungnya yang 246,24 juta itu dibulatkan jadi 250 juta.
Usd 250 juta x 2 unit = usd 500 juta
Usd 2000 juta – usd 500 juta = usd 1500 juta.
Masih ada sisa usd 1500 juta.
Nah sekarang khan di Bali atau Lombok sedang ada latihan tuh.
Di situ ada Dixmude dan Surcouf.
LHD Dixmude sekelas Mistral harga usd 600 juta.
Surcouf dari La Fayette class harga usd 466 juta.
600 + 466 = 1066
Tadi masih ada sisa usd 1500 juta.
Gimana kalau 2 kapal itu ditinggal aja di sini ?
1500 – 1066 = 434
Sisa usd 434 juta.
Trus gimana jika ternyata bukan 2 kapal itu saja yang datang tetapi juga dikawal oleh Scorpene yang sedang menyelam ?
Sisa usd 434 juta itu cukup nggak ya buat beli Scorpene bekas ?
Trus barangkali ada yang tanya : Lalu beli Dixmude buat apa ?
Ya buat Pelni untuk angkut sembako, bahan bangunan dsb.
Demikian imajinasi ngawur tingkat tinggi cara gue.
Xixixixixi
Jepang negara kepulauan yg tahu diri.. negara mereka dikelilingi oleh lautan maka dari itu AL lbh diutamakan plus kapal2nya canggih semua.. nah indo? negara kepulauan lbh besar dri jepang yg diutamakan kok malah AD!? mamam tuh maling ikan dmn2
Tuh kan hasil dari mbah “piye kabare? Enak jaman ku tho” wkwk..
Kaboorrr…
kalo ada dana, PAL bisa jg di order kapal spt ini dg kemampuan tambahan dek heli diperkuat agar bisa parkir MBT.
Labelnya LST tapi serasa kaya LHD
Kalau kita beli alutsista dari Jepang, kira2x dikasih ToT apa aja yach? (dibandingkan beli dari negara lain maksudnya)
Bung@lupa_nama
Mungkin tergantung kesepakatan Bung.
Susah kalau jepang om,aussie niat beli subamrine jepang aja susah,apalagi TOT
Om @vladimir klo tot untuk alutsista darat mngkin mereka mau ngasih haha ane malah tergiur sama type 16 mcv tank destroyer mereka, tpi sayang ad udh pnya pandur hehe
Patut juga dipertimbangkan kapal seperti ini untuk masuk ke inventori TNI AL.
6 unit cukuplah.