JS Asuka 6102 – Platform Uji Coba Electromagnetic Railgun, Kapal Eksperimental dengan ‘Tongkrongan’ Sekelas Destroyer

Setelah uji coba di platform lepas pantai pada bulan Oktober 2023, kini ada kabar berupa publikasi foto-foto Electromagnetic Railgun, yakni senjata meriam yang dapat melontarkan proyektil dengan kecepatan hipersonik ini, yang kubah (turret) peluncurnya terpasang pada kapal perang eksperimental milik Angkatan Laut Jepang, JS Asuka (ASE-6102).

Baca juga: Tandingi Cina, Jepang Uji Tembak Electromagnetic Railgun di Laut

JS Asuka adalah kapal eksperimental unik yang berfungsi secara eksklusif sebagai platform uji untuk peralatan masa depan Angkatan Laut Jepang(JMSDF). Dengan biaya konstruksinya sekitar 27,839 miliar yen, kapal ini dibangun oleh Sumitomo Heavy Industries dan diluncurkan pada tahun 1994 dan mulai beroperasi pada bulan Maret 1995.

JS Asuka dikembangkan berdasarkan anggaran pertahanan tahun 1992 sebagai kapal uji pertama yang dibangun khusus untuk JMSDF dalam lima belas tahun. Kapal tersebut diberi nama sesuai dengan konvensi JMSDF untuk kapal uji, yang diambil dari Asuka, sebuah situs bersejarah yang terkait dengan warisan budaya Jepang.

JS Asuka bermarkas di Yokosuka dan saat ini dioperasikan oleh Development Squadron,, yang sekarang dikenal sebagai Technology Evaluation and Development Unit.

Punya tongkrongan laksana kapal perusak (destroyer), JS Asuka memiliki panjang 151 meter, lebar 17,3 meter, dan memiliki bobot mati penuh sebesar 6.200 ton. Awalnya, kapal ini menggunakan sistem propulsi COGLAG (combined gas turbine electric and gas turbine) yang menggunakan turbin gas LM2500 untuk pembangkit listrik dan penggerak langsung, meskipun hanya dua turbin gas yang masih digunakan setelah turbin pembangkit listrik dilepas. Sistem propulsi ini menghasilkan tenaga 43.000 PS dan memungkinkan kecepatan tertinggi hingga 27 knot.

Sebagai kapal uji eksperimental, JS Asuka diawaki 72 personel inti, ditambah akomodasi untuk 100 personel uji. Tata letaknya mencakup tempat tinggal khusus untuk personel tetap dan uji, aula serbaguna untuk pengarahan, dan fasilitas medis dengan ruang terpisah untuk awak pria dan wanita. Asuka juga merupakan kapal Angkatan Laut Jepang pertama yang mengangkut personel wanita.

Desain kapal ini mencakup haluan yang menonjol tajam, yang disesuaikan untuk menghindari gangguan pada sistem sonar OQS-XX kapal. Sonar ini terdiri dari susunan silinder kubah haluan dan susunan sayap satu sisi karena keterbatasan anggaran. Superstruktur anjungan mencakup empat tingkat, dengan ruang yang disediakan untuk pengujian radar. Sebelumnya, tempat ini menampung prototipe awal sistem radar FCS-3, yang dilengkapi empat antena AESA. Setelah pengujian selesai, bagian dari prototipe ini digunakan kembali untuk kapal perusak Hyūga class.

Sebagai kapal untuk uji eksperimental, sudah barang tentu JS Asuka tidak disiapkan untuk misi tempur, meski begitu serangkaian platform pengujian menjadikan JS Asuka tampak sangar, seperti keberadaan sistem peluncuran vertikal (VLS) Mk.41 mod.17 delapan cell untuk menguji VLA 07 mendatang dan A-SAM (yang kemudian ditetapkan sebagai rudal hanud Type 23).

VLS ini dilepas selama perawatan pada akhir tahun fiskal 2022. Instalasi uji tambahan mencakup pengacau akustik tetap – fixed acoustic jammer (FAJ) dan umpan bergerak – mobile decoy (MOD sebagai bagian dari sistem pertahanan torpedo. Kapal tersebut juga menguji sistem peluncuran torpedo yang diperbarui untuk torpedo Type 12, meskipun sistem tersebut tidak lagi digunakan pada tahun 2023.

Dek belakang berfungsi sebagai helipad untuk helikopter seri H-60, dengan hanggar yang mampu menampung helikopter angkut sedangv SH-60J. Ruang hanggar secara resmi ditetapkan sebagai “gudang peralatan pengembangan” dan juga digunakan untuk menyimpan peralatan uji atau berfungsi sebagai area tunggu saat cuaca buruk.

Dek kerja di bawahnya mencakup peralatan untuk pengujian sonar yang ditarik. Pada tahun 2019, modifikasi dilakukan pada dek belakang untuk mendukung pengujian sistem sonar VDS+TASS yang digunakan pada fregat Mogami class.

Gandeng Perancis dan Jerman, Jepang Percepat Implementasi Electromagnetic Railgun

Selama hampir tiga dekade bertugas, JS Asuka telah dilengkapi dan telah menguji berbagai macam sensor, senjata, sistem propulsi, dan teknologi tempur terintegrasi. Antara tahun 1995 dan 1998, kapal ini mendukung pengujian sonar OQQ-XX, propulsi COGLAG, dan sistem FCS-3.

Pada tahun 2016, pemerintah Jepang telah meluncurkan pengembangan skala penuh sistem raillgun kaliber 40 mm yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi percepatan elektromagnetik berkecepatan tinggi untuk aplikasi pertahanan udara dan serangan permukaan di masa depan.

Salah satu uji coba terbaru dan terkemuka yang melibatkan JS Asuka adalah uji coba Electromagnetic Railgun di atas kapal. Kementerian Pertahanan Jepang memulai penelitian mendasar mengenai teknologi percepatan proyektil elektromagnetik pada pertengahan 2010-an, setelah uji coba awal kaliber kecil dengan prototipe 16 mm. Pada 2016, pemerintah Jepang telah meluncurkan pengembangan skala penuh sistem railgun 40 mm yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi percepatan elektromagnetik berkecepatan tinggi untuk aplikasi pertahanan udara dan serangan permukaan di masa depan, sekaligus menahan tembakan berulang tanpa degradasi laras yang signifikan.

Angkatan Laut “Sang Naga” Uji Electromagnetic Railgun, Lontarkan Proyektil 124 Kg dengan Kecepatan 700 Km/Jam

Kemajuan teknik yang signifikan telah dicapai antara 2016 dan 2022, termasuk uji ketahanan 120 tembakan yang berhasil di mana proyektil secara konsisten dipercepat hingga kecepatan melebihi 2.000 meter per detik.

Pada Oktober 2023, Badan Teknologi & Logistik Akuisisi – Acquisition Technology & Logistics Agency (ATLA) dan Angkatan Laut Jepang mengumumkan telah melakukan uji tembak Electromagnetic Railgun pertama di dunia yang berhasil di laut. Uji coba ini didukung oleh JS Asuka, yang secara khusus diadaptasi untuk menjadi tuan rumah bagi peralatan uji, termasuk meriam rel sepanjang 6 meter dan seberat 8 ton serta sistem catu daya terkait yang terdiri dari satu kontainer sepanjang 20 kaki untuk pengisian daya dan tiga kontainer yang menampung bank kapasitor berkapasitas 5 MJ.

Proyektil yang ditembakkan meliputi peluru terpadu yang disederhanakan dan peluru penembus lapis baja dua bagian yang lebih kompleks, masing-masing berbobot sekitar 320 gram dan berukuran panjang sekitar 160 mm. Siaran pers tertanggal 1 November 2023, dan gambar dari uji coba menunjukkan pengaturan meriam rel dengan sambungan kabel yang luas terpasang di atas kapal.

Jepang bermaksud untuk mencapai kesiapan prototipe untuk sistem Electromagnetic Railgun berbasis kapal kaliber kecil untuk aplikasi senjata anti kapal pada tahun 2027. (Bayu Pamungkas)

Haiyang Shan 936: Kapal Perang Pertama dengan Electromagnetic Railgun

2 Comments