Jet Tempur Shenyang J-15 Flying Shark Jatuh di Pulau Hainan, Bukti Keandalan Kursi Lontar Buatan Cina?

Rekaman video di media sosial X meramaikan jagad alutsista global, yang memperlihatkan jet tempur yang spesialis beroperasi dari kapal induk Shenyang J-15 Flying Shark milik Angkatan Laut Cina jatuh pada tanggal 15 Maret 2025, sekitar pukul 1:30 siang waktu setempat. Video amatir secara jelas memperlihatkan detik-detik menghujamnya pesawat yang disertai ledakam dan kepulan asap.

Baca juga: Shenyang J-15T Tampil Perdana, Jet Tempur Pertama Angkatan Laut Cina Spesialis “CATOBAR”

Dalam video tersebut, terlihat parasut pilot berhasil mengembang, dan video lanjutan memperlihatkan pilot dalam kondisi selamat tanpa cidera tengah dibantu warga. Menurut postingan di X, insiden itu terjadi di area terbuka dekat Kota Jialai, Kabupaten Lingao, di Provinsi Hainan.

Komando Teater Selatan Angkatan Laut Cina atau Staf Umum Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) belum mengeluarkan pernyataan resmi untuk mengonfirmasi atau membantah kejadian tersebut. Kurangnya verifikasi resmi membuat insiden itu belum terkonfirmasi, dan untuk saat ini hanya mengandalkan akun media sosial yang belum terverifikasi.

Jet tempur Shenyang J-15 dilengkapi dengan kursi lontar Type 7 buatan Martin-Baker pada varian awalnya. Namun, belakangan, Cina mulai mengganti kursi lontar tersebut dengan HTY-5 atau HK-16, yang dikembangkan oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC).

Seperti kursi lontar buatan Barat dan Rusia, kursi lontar HTY-5 atau HK-16 memiliki kemampuan zero-zero, yang berarti dapat digunakan pada kecepatan 0 km/jam dan ketinggian 0 meter (misalnya, saat pesawat masih di darat). Ini penting untuk keselamatan pilot dalam situasi darurat saat pesawat masih berada di landasan. Kursi ini dapat digunakan dalam berbagai kondisi penerbangan, seperti subsonik dan supersonik (bisa digunakan pada kecepatan tinggi), sudut penerbangan ekstrim (nose-up atau nose-down) dan dalam kondisi terbalik (inverted ejection).

HK-16 adalah pengembangan dari HTY-5, yang diduga memiliki peningkatan pada kenyamanan pilot dan pengurangan gaya G selama lontaran. Kursi lontar ini digunakan pada jet tempur J-20, J-16, dan J-15 varian terbaru.

Shenyang J-15 Flying Shark yang oleh NATO diberi kode Flanker-X2, merupakan carrier based fighter aircraft yang mulai aktif dioperasikan Angkatan Laut Cina pada tahun 2013. Shenyang J-15 disokong mesin turbofans 2 x Shenyang WS-10 afterburning, jet tempur ini punya kecepatan maksimum 2.400 km per jam dan mampu terbang sampai ketinggian 20.000 meter.

Dengan mengandalkan internal fuel tanks dengan 11 – 12 ton bahan bakar, J-15 bisa terbang selama 210 menit dengan radius tempur (combat radius) mencapai 3.000 km. Besarnya kapasitas bahan bakar internal tentu punya sisi plus dan minus, plus-nya sudah jelas, bahwa endurance dan jarak jelajah pesawat jadi lebih unggul, namun minusnya ini harus dibayar dengan huge radar signature, belum lagi bobot pesawat yang menjadi begitu berat dengan kapasitas bahan bakar jika terisi penuh. (Gilang Perdana)

Take-off dari Kapal Induk, Dua Jet Tempur Shenyang J-15 Lakukan “Buddy to Buddy” Night Air Refueling

2 Comments