Update Drone KamikazeKlik di Atas

Jerman Pasok MBT Leopard 2A6 Ukraina dengan DM53 A1, Amunisi Sabot Paling Kuat

Satu paket dengan pengiriman Main Battle Tank (MBT) Leopard 2A6 ke Ukraina, pemerintah Jerman rupanya juga memasok amunisi yang terbilang canggih untuk Leopard yang akan berlaga dalam duel kavaleri. Jenis amunisi yang dimaksud adalah proyektil DM53 A1, yang dikenal sebagai salah satu proyektil tank paling kuat yang dimiliki Angkatan Darat Jerman.

Baca juga: MBT Leopard 2A4 Indonesia Akan Dilengkapi Munisi Nexter SHARD 120 APFSDS

Penggunaan proyektil DM53 A1 oleh Ukraina diketahui setelah adanya video yang memperlihatkan selongsong DM53 yang telah digunakan dalam sesi latihan. DM53 A1 adalah proyektil MBT yang dikembangkan oleh Rheinmetall.

Proyektil tank sub-kaliber ini digunakan untuk menghancurkan target lapis baja musuh. Amunisi ini menggunakan teknologi sabot yang dirancang untuk menembus pertahanan lapis baja yang lebih tebal. Ia memiliki kecepatan luncur yang tinggi dan dilengkapi dengan hulu ledak yang efektif.

DM53 A1 dirancang untuk dilepaskan dari meriam L/55 kaliber 120 mm dengan jangkauan yang diperpanjang. Proyektil DM53 A1 memiliki panjang 74 cm termasuk head piece (8,4 cm) dan diameter hampir 2,6 cm. Berat proyektil sekitar 5 kg dengan jangkauan tembak maksimum DM53 A1 sekitar 4.000 meter, sementara kecepatan luncur proyektil lebih dari 1.700 meter per detik.

Teknologi Sabot
Seperti disebutkan di atas, DM53 A1 mengggunakan teknologi sabot. Teknologi sabot adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi terhadap pertahanan lapis baja yang lebih tebal.

Kata “sabot”berasal dari bahasa Perancis yang berarti “sepatu bot”. Dalam konteks amunisi, sabot merujuk pada wadah peluru yang dirancang untuk memegang proyektil dalam posisi yang tepat sebelum dilepaskan.

Prinsip dasar dari teknologi sabot adalah menggunakan wadah peluru yang lebih besar dari diameter proyektil yang sebenarnya. Wadah peluru ini terbuat dari bahan yang lemah atau tidak tahan lama, seperti plastik atau logam ringan. Saat ditembakkan, sabot berfungsi sebagai alat penahan yang menjaga proyektil tetap dalam lintasan yang benar saat bergerak melalui laras senjata.

Setelah keluar dari laras senjata, sabot akan terpisah dari proyektil di sekitar batas mulut laras atau jarak yang sudah ditentukan. Proyektil yang lebih kecil, yang dikelilingi oleh sabot, kemudian meluncur menuju target dengan kecepatan tinggi. Karena ukurannya yang lebih kecil, proyektil dapat mencapai kecepatan yang lebih tinggi dan memiliki kemampuan penetrasi yang lebih baik terhadap lapisan baja yang kuat.

Teknologi sabot digunakan dalam berbagai jenis amunisi, seperti amunisi sabot kinetik yang digunakan pada MBT atau senjata anti tank. Saat ini, teknologi sabot juga telah berkembang dalam bentuk amunisi Armour-piercing fin-stabilized discarding sabot (APFSDS) yang menggunakan kendali aerodinamis untuk meningkatkan akurasi dan jangkauan proyektil.

Baca juga: Jerman Produksi MBT Leopard 2A8 – Andalkan Kesadaran Situasional dan Proteksi Ekstra

Penggunaan teknologi sabot dalam amunisi memberikan kemampuan penetrasi yang lebih baik, tetapi juga membutuhkan desain dan produksi yang rumit. Hal ini membuat amunisi sabot menjadi lebih mahal dibandingkan dengan amunisi konvensional. (Bayu Pamungkas)

4 Comments