Update Drone KamikazeKlik di Atas

Jerman Kembangkan Rudal Pelibas Helikopter AKS yang Diluncurkan dari Tabung Torpedo Kapal Selam

Selain kapal perusak (destroyer), lawan serius dari kapal selam tak lain adalah wahana udara anti kapal selam, sebut saja seperti pesawat intai maritim dan helikopter dengan kemampuan anti kapal selam (AKS). Bila selama ini kapal selam lebih memilih manuver untuk menghindari deteksi, maka Jerman punya rencana untuk memberi kemampuan kapal selam untuk menyerang helikopter AKS secara langsung.

Baca juga: MBDA Luncurkan Exocet SM40 – Varian Terbaru Submarine Launched, Rudal Jelajah yang Diluncurkan dari Kapal Selam

Teknik eliminasi tersebut mengandalkan sejenis rudal pertahanan udara (hanud) yang dirancang khusus untuk diluncurkan dari bawah permukaan air. Atau prinsipnya mirip dengan peluncuran rudal jelajah anti kapal Exocet atau Harpoon yan diluncurkan dari tabung torpedo.

Rencana besar tersebut digagas oleh dua perusahaan besar pertahanan Jerman, Thyssenkrupp Marine Systems dan Diehl Defence, yang telah membentuk aliansi untuk mengembangkan teknologi yang dapat mengubah sifat peperangan kapal selam.

Proyek tersebut dituangkan dalam pembentukan konsorsium IDAS (Interactive Defence and Attack System for Submarines) yang bertujuan untuk memperkenalkan rudal berpemandu yang mampu menyerang target udara langsung dari kapal selam tanpa muncul ke permukaan.

Ini tidak hanya merevolusi pertahanan kapal selam tetapi juga memberikan keuntungan strategis yang signifikan dengan mempertahankan kemampuan siluman kapal selam terhadap ancaman udara seperti helikopter perang anti kapal selam.

Teknologi di balik rudal ini disebut rumit dan inovatif. Rudal ini akan diluncurkan dari tabung torpedo standar kapal selam, menandai perubahan signifikan dari cara tradisional kapal selam bertahan terhadap serangan udara.

Metode ini memungkinkan kapal selam untuk mempertahankan posisi bawah airnya, secara signifikan mengurangi risiko deteksi dan serangan berikutnya. Rudal itu dirancang agar cukup kompak untuk dimasukkan ke dalam tabung torpedo namun cukup kuat dan berteknologi maju untuk menjadi efektif terhadap target udara.

Harbin Z-9C melepaskan torpedo A-244S (Y-7K dalam varian Cina)

Yang menjadi pusat pengoperasian rudal adalah sistem navigasi dan akuisisi targetnya. Rudal akan dilengkapi dengan sensor inframerah untuk mendeteksi dan melacak target, yang memungkinkannya beroperasi dalam kondisi visibilitas terbatas atau tindakan balasan aktif dari target.

Sensor ini akan memungkinkan rudal untuk mengejar helikopter, drone, atau platform udara lainnya meskipun mereka bergerak cepat dan bermanuver secara aktif. Sistem navigasi akan menyertakan GPS untuk orientasi awal.

Jangkauan rudal adalah karakteristik utama yang dipertimbangkan. Meskipun angka pastinya masih dirahasiakan, idenya adalah agar rudal mencapai target udara pada jarak yang cukup jauh, yang memungkinkan kapal selam tetap berada di luar zona ancaman langsung.

Kecepatan rudal juga akan menjadi penting bagi keberhasilan serangan, dengan harapan bahwa rudal akan memiliki kecepatan tinggi untuk membatasi waktu reaksi target.

Saat ini, pengembangan rudal tersebut sedang dalam fase pengujian dan simulasi aktif. Pengujian ini akan mencakup uji coba di lingkungan yang terkendali dan peluncuran di dunia nyata dalam berbagai kondisi untuk membuktikan efektivitas, keandalan, dan keamanan rudal.

Fase pengujian rudal hanud yang diluncurkan dari kapal selam ini meliputi pengujian awal dilakukan dalam pengaturan yang terkendali di mana variabel seperti kedalaman air, suhu, dan salinitas dikelola secara tepat untuk mensimulasikan berbagai kondisi laut.

Pengujian ini mengevaluasi kemampuan rudal untuk diluncurkan dari tabung torpedo, menjaga stabilitas, dan menavigasi menuju target udara yang disimulasikan.

Kemudian ada rudal akan menjalani uji coba di perairan terbuka. Ini melibatkan peluncuran rudal dari kapal selam dalam kondisi laut yang sebenarnya untuk menilai kinerja di lingkungan yang dinamis, termasuk berbagai kondisi cuaca dan kondisi laut. Di sini, fokusnya adalah pada stabilitas peluncuran rudal, lintasan penerbangan, akuisisi target, dan koreksi di tengah lintasan.

Harbin Z-9 – Helikopter Anti Kapal Selam Cina yang Bikin Taiwan Ketar-ketir, ‘Sepupu’ AS565 MBe Panther

Fase yang paling kritis, latihan tembakan langsung akan melihat rudal diluncurkan ke target udara yang sebenarnya atau disimulasikan untuk menguji kemampuan destruktifnya, akurasi panduan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan target yang bergerak. Pengujian ini akan dilakukan di zona militer yang ditunjuk untuk memastikan keselamatan dan kendali.

Dan terakhir adalah uji integrasi sistem yang melibatkan seberapa baik rudal terintegrasi dengan sistem kapal selam yang ada, termasuk komunikasi antara sistem panduan rudal dan pusat informasi tempur kapal selam, memastikan bahwa awak dapat secara efektif mengelola dan mengarahkan rudal dalam skenario pertempuran.

Sebelum beroperasi, akan ada banyak langkah yang harus diatasi, termasuk mengintegrasikan sistem ke dalam model kapal selam yang ada dan baru, melatih awak, dan mengembangkan strategi untuk penggunaannya yang efektif dalam skenario pertempuran. (Gilang Perdana)

Selain ‘Harga’, Berikut Tantangan Teknis Peluncuran Rudal Jelajah dari Tabung Torpedo Kapal Selam

4 Comments