Jepang Luncurkan Satelit Berbahan Kayu di 2024, Diklaim Kuat dan Ramah Lingkungan
|Boleh jadi temuan dari peneliti Jepang ini dapat merubah pakem di bisnis satelit, pasalnya dari hasil penelitian, terungkap bahwa kayu dapat digunakan sebagai bahan atau material pada satelit di antariksa. Ini bukan sekedar konsep, melainkan telah dilakukan uji coba di International Space Station (ISS) dan terungkap bila satelit dari bahan kayu sesuai untuk digunakan pada orbit rendah Bumi.
Baca juga: LAPAN-A2 – Satelit Mikro dengan Kemampuan Intai Maritim
Dikutip dari independent.co.uk (1/6/2023), dari hasil penelitian yang memuaskan atas penggunaan kayu, maka Jepang berencana untuk meluncurkan satelit pertama yang terbuat dari kayi pada tahun 2024. Kelompok riset internasional telah menentukan bahwa satelit LignoSat, yang dijadwalkan akan diluncurkan bersama oleh NASA dan Badan Antariksa Jepang Jaxa, kemungkinan akan menggunakan kayu Magnolia – “Hoonoki” dalam bahasa Jepang.
Magnolia, kata para peneliti, memiliki kekuatan yang relatif tinggi dan stabilitas dimensi, menjadikan sifat-sifatnya ideal untuk misi di antariksa. Daya tahan kayu yang tinggi di luar angkasa baru-baru ini diuji dan dikonfirmasi di ISS oleh sekelompok ilmuwan internasional yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Kyoto.
Eksperimen mereka menunjukkan sampel kayu yang diuji di ISS untuk daya tahan mengalami kerusakan minimal dan mempertahankan stabilitas yang baik. Inspeksi awal, termasuk uji kekuatan dan analisis struktur kristal, sampel kayu juga dilakukan setelah dibawa kembali ke Bumi dari ISS oleh astronot Jepang Koichi Wakata.
Meskipun kondisi ekstrim di luar angkasa, termasuk perubahan suhu dan paparan sinar kosmik yang intens dan partikel matahari yang berbahaya selama 10 bulan, pengujian tidak menemukan perubahan pada sampel, seperti retak, bengkok, terkelupas atau kerusakan permukaan, menurut pernyataan Universitas Kyoto baru-baru ini.
Spesimen kayu yang diambil diuji dan tidak menunjukkan deformasi setelah paparan ruang dan juga tidak mengalami perubahan massa sebelum dan sesudah paparan ruang, kata para ilmuwan.
“Kami… ingin melihat apakah dapat secara akurat memperkirakan dampak lingkungan pada orbit rendah Bumi yang keras terhadap bahan organik.”
Kayu juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan paduan material kompleks yang digunakan pada satelit saat ini, pasalnya kayu ramah lingkungan, lebih mudah diproduksi, dan dapat dibuang dengan lebih baik di akhir masa pakai satelit.
Baca juga: Jepang Luncurkan Satelit Mata-mata IGS Radar 7
Satelit kayu semacam itu juga dapat dirancang untuk benar-benar terbakar saat masuk kembali ke atmosfer dan bahkan jika fragmen kecil bertahan, mereka dapat terurai dengan mudah. Menjelang peluncuran satelit yang direncanakan pada tahun 2024, para ilmuwan juga dilaporkan menyelidiki mekanisme mendasar di balik degradasi material tingkat nano.
Mereka mengatakan temuan ini dapat menghasilkan material kayu yang berfungsi tinggi dan kuat untuk disesuaikan dengan aplikasi baru. (Gilang Perdana)