Jenis Kapal Baru TNI AL – Offshore Patrol Vessel, Apakah Itu?
Berita pemotongan plat baja pertama (first steel cutting) atas dua unit Offshore Patrol Vessel (OPV) pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk TNI AL oleh galangan PT Daya Radar Utama (DRU), kamis (26/8/2021), membuat ramai jagad pemberitaan alutsista nasional. Lantaran merupakan jenis kapal baru di lingkup TNI AL, maka tak sedikit warganet yang bertanya, apa definisi dan perbedaan OPV jika dibandingkan korvet atau pun frigat.
Dari pantauan komentar pembaca, tak sedikit yang dibuat bingung, seperti desain dan panjang OPV, plus persenjataan yang menyerupai sebuah korvet/frigat bersenjata lengkap. Faktanya, sampai saat ini belum ada definisi yang baku tentang apa itu OPV, pasalnya masing-masing negara punya persepsi berbeda yang disesuaikan pada kebutuhan operasinya.
Namun secara garis besar, OPV adalah kapal patroli yang mampu beroperasi di laut lepas untuk melindungi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Lantaran dipersiapkan untuk beroperasi di laut lepas, maka sang kapal patroli harus dibuat dalam ukuran besar, karena diharapkan punya endurance lebih lama ketimbang kapal patroli standar.
Dengan label Patrol Vessel – kapal patroli, maka instalasi persenjataan disesuaikan untuk tugas patroli. Perspektif ini pas bila mengacu pada apa yang dilakukan Angkatan Laut Inggris (River Class), Australia (Arafura Class), Pakistan (Yarmook Class), India (Saryu Class), dan Thailand (Krabi Class). Impelementasi dari OPV Class modern yang namanya disebut tadi adalah ‘hadir’ dengan persenjataan kelas kapal patroli, tapi punya ukuran besar untuk mengejar endurance yang tinggi. Tapi perlu dicatat, umumnya OPV modern telah dipersiapkan untuk suatu waktu di-upgrade alias naik kelas. Lewat modifikasi yang tidak terlampu ‘berat’, OPV modern seperti Krabi dan Saryu Class dapat dipasangi senjata utama berupa rudal anti kapal.

Sumber kami di lingkungan internal TNI AL menyebut, ada dua opsi dalam pengembangan OPV, yaitu antara ‘membesarkan’ kapal patroli atau menurunkan kemampuan senjata dari sebuah korvet atau frigat. Bila melihat desain OPV 90 meter dari PT DRU, yang ditampilkan kemungkinan adalah set-up persenjataan ‘tertinggi’ bila OPV itu kelak dioperasikan TNI AL.
Dari rekaan pada gambar, OPV 90 meter PT DRU dilengkapi kanon reaksi cepat Rheinmetall Millennium Gun kaliber 35 mm yang disematkan di atas hanggar. Kemudian di bagian deck tengah, terdapat 2×4 peluncur rudal anti kapal dan di bagian haluan nampak meriam OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun.
Jika melihat konsep OPV yang telah berjalan di banyak negara, maka pemenuhan senjata awal pada OPV TNI AL, dipercaya untuk instalasi senjata di haluan terlebih dahulu, yang bisa jadi spesifikasinya ‘diturunkan’ ke meriam kaliber 40 mm atau kanon 30 mm. Untuk melengkapi persenjataan, seperti biasa pengadaan persenjataan pada OPV akan terpisah dengan model Fitted For But Not With (FFBNW).
Pamor OPV belakangan ini naik daun setelah keputusan Inggris untuk menempatkan kekuatan lautnya secara permanen di Indo Pasifik. Disebutkan AL Inggris akan menugaskan dua kapal perangnya untuk berada di kawasan Indo Pasifik, yaitu HMS Tamar dan HMS Spey yang akan tiba di pada akhir Agustus 2021. Yang diboyong Inggris adalah OPV River Class yang notabene mengandalkan kanon DS30B kaliber 30 mm, senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan senapan mesin sedang. Diawaki 34 personel, OPV ini rupanya punya endurace jempolan, yaitu dapat berlayar terus-menerus selama 35 hari.
Walau persenjataanya terbatas, OPV ini punya deck helipad yang cukup besar, yaitu mampu didarati helikopter angkut sedang sekelas Merlin. Untuk keperluan SAR dan VBSS (Visit, Board, Search and Seizure) tersedia dua unit RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat). Dan seperti pada OPV lansiran PT DRU, elemen-elemen di atas telah dipersiapkan dalam rancangannya.
Baca juga: Mulai Akhir Agustus, AL Inggris Tempatkan Permanen Dua Kapal Perang di Indo Pasifik
Sejauh ini belum diketahui persis, apakah nantinya OPV untuk TNI AL akan masuk ke kelas Satuan Kapal Patroli (Satrol) yang berkode lambung 8xx, atau ke kelas satuan Kapal Eskorta (Satkor) yang berkode lambung 3xx. Tapi melihat persepsi yang berkembang di manca negara, OPV adalah bentuk ‘persilangan’ antara kapal yang ada di Satrol dan Satkor. (Haryo Adjie)
Untuk menambah durasi endurance/pergantian awak kapal per 35hari atau fuel meter sudah tinung…tinung tinggal kerahkan kapal satban (tanker×logistik) agar lebih efisien.
Apa pertimbangan DRU pada bagian bawah heli deck dibuatkan ‘jendela’–apakah pertimbangannya untuk memudahkan awak kapal yg ingin ‘jackpot’ ketika mabuk laut
korvet paket hemat…di instal “sewaktu-waktu” (kl kondisi dana ada)…
sperti model pembuatan atau pembelian kapal perang yg lain….
kapal jadi…radar dn senjata menyusul kemudian…
yg pentimg bs buat geger dn panas dingin kawasan…
simbah kok malah berpikir kalou ovp kapal malah tanggung ukuranya kalou dia 90an meter saja…karna itu ukuran korvet pada umumnya…walaou dipasang portable senjatanya (lepas pasang) tapi memang kurang untuk ruang apalagi malah mempertimbangkan endurance yang lama…setidaknya ukuran bisa 120 sampai 130 meter jadi ngupgrade juga enak senjata yang dipasang dan dibawa juga lebih besar dan banyak karna ruang cukup…apa lagi pertibangan nya main dizona eclusiv zee diluar pagar…kan lebih nyaman dan enak dipandang bila postur dan ukuranya lebih besar…jangan sampai nanti malah kalah besar sama kapal nelayan…apa lagi jepang punya nelayan loh ya…😔
Krn tdk ada perang selama beberapa ratus tahun mendatang,hanya akan di persenjatai meriam 76/40 mm serta beberapa smb 12,7 saja,ckup utk mengusir nelayan cina asal tdk membalas dgn bom molotov, takut terbakar habis.
Yg patroli di ZEE dah banyak, selain TNI AL, PolAir, Bakamla dan KPLP kebanyakan institusi..OPV ini mungkin Fregat yg diturunin spesifikasi dengan endurence yg lebih lama..
Mungkin untuk mengantisipasi kapal pelanggar batas di kawasan yg jauh dari pantai dan menghadapi kapal pencuri bertonasi besar seperti milik cina di LNU beberapa waktu lalu itu ya? Sehingga lebih efisien, nggak perlu apa2 kirim korvet cuma buat menghalau kapal sipil
Ini semacam kapal coast guard dengan durasi berlayar yg lebih lama dgn potensi “dikorvetkan” saat kondisi membutuhkan. Sederhananya gitu min?
Ya, sederhananya yaa 🙂
Menurut saya Nantinya jika 2 kapal OPV tersebut sudah dioperasikan oleh TNI AL mungkin Menggunakan Nomor Lambung 8xx ( Kapal Satrol ) karena persenjataannya kemungkinan besar Cuma Kanon 76 MM,30 MM dan SMB 12,7 MM tapi sewaktu-waktu jika dibutuhkan Kapal OPV tersebut akan di Install Rudal anti kapal maka Nomor Lambungnya ikut Berubah yaitu menjadi 3xx, lagipula menurut Saya TNI AL harus memiliki Minimal 12 kapal OPV untuk Melakukan Patroli dengan Endurancenya yang lebih lama dari KRI Pari Class yang ukurannya 40 meter dan Kapal KAL serta KCR
lebih baik AL konsen penambahan korvet dg kemampuan full kombatan, biarlah negara lain bikin istilah OPV, itu cocoknya buat satuan coast guard …….
coba kalau musuh dtg bawa frigate gede plus kasel, OPV tdk punya kemampuan perang bawah air, lebih baik order ke PAL develop korvet/ frigate mandiri.
OPV ingglie RIVER and Thai OPV krabi satu jenis min cuma beda operator saja
Yap, kurang lebih demikian 🙂