Jelang Pengiriman Gripen E Ke Brasil, Saab Uji Coba Tactical and Sensor Suites
|Sejak terbang perdana pada 15 Juni 2017, serangkaian uji coba penerbangan dilakukan pada jet tempur mutakhir Gripen E dari fasilitas produksinya di Linköping, Swedia. Dan seiring waktu berjalan, Saab kini tengah mempersiapkan jadwal pengiriman perdana Gripen E kepada Brasil pada tahun 2021. Setelah menuntaskan fase uji penerbangan dasar, kini Saab mulai beralih pada uji coba tactical and sensor suites.
Baca juga: Saab Lakukan First Metal Cut untuk Gripen F Pesanan Brasil
Berbicara di Saab annual Gripen Seminar pada 26 Maret lalu, head of the programme Gripen, Eddy de la Motte, mengatakan bahwa uji karakteristik penerbangan telah dilanjutkan dengan fokus saat ini pada program validasi sistem misi pada pesawat.
“Kami memiliki enam unit pesawat yang saat ini dalam pengujian penerbangan dan telah melewati 300 jam uji coba pada minggu lalu. Pengujian penerbangan sedang berlangsung dan saat ini fokus pengujian akan diarahkan pada sistem sensor dan tactical suite, diantaranya seperti sistem radar, sensor infrared search and track [IRST], electronic warfare [EW] dan sistem misi lainnya,” ujar de la Motte, seperti dikutip dari Janes.com (26/3/2020). Ia menambahkan, bahwa uji coba selama ini bisa dibilang berhasil dan melampaui dari apa yang diharapkan.
Gripen E/F dilengkapi dengan radar Selex ES-05 Raven yang berteknologi active electronically scanned array (AESA) dan Selex ES60 Skyward G-IRST. Suite perangkat EW internal terdiri dari antena dengan band yang sangat rendah; unit sentral EW; penerima kuadran dan pemancar di setiap ujung sayap (wingtip); unit penerima dan catu daya di setiap ujung sayap; dan pemancar maju dan belakang pada stabilizer vertikal.
Secara eksternal, Gripen E/F juga dapat ditambahkan untuk dapat membawa sistem EW pod yang menjadikan Gripen E/F punya kemampuan peperangan elektronik analog seperti halnya pada Boeing EA-18G Growler. Jenis EW pod yang digunakan pada Gripen E/F adalah Arexis EA Jammer Pod yang menyediakan coverage ke depan dan belakang untuk mendukung misi jamming pesawat. Ini menggunakan radar VHF/UHF dan akuisisi radar di band L dan S yang menggabungkan teknologi AESA gallium nitride (GaN).
Baca juga: Mengintip Langsung Hanggar Test Flight Gripen NG
Spesifikasi Gripen E (dahulu sebelum diluncurkan diberi label Gripen NG) sudah cukup banyak dikupas oleh media. Merujuk ke sejarahnya, kampanye Gripen NG dimulai saat pesawat demo ini diluncurkan pada 23 April 2008, dan dilanjutkan dengan penerbangan perdana pada 27 Mei di tahun yang sama.
Perubahan rancang bangun dari Gripen C ke Gripen E, yaitu dengan melakukan banyak perombakan fisik yang lumayan radikal, diantaranya perubahan pada desain main landing gear, adopsi mesin General Electric F414G yang lebih kuat dari mesin Volvo RM12, plus pada bagian depan kokpit terdapat perangkat IRST. Sebelumnya di Gripen C/D tidak terdapat IRST. (Haryo Adjie)
Tau kemampuan Saab gripen yg punya kemampuan seabrek begitu. daripada ngejar SU 35 dan F 35, lebih baik indonesia sbg negara dengan anggaran terbatas beli Saab Gripen ini aja. lebih realistis…
Gripen untuk Brazil dealnya usd 4680 juta untuk 36 unit. Jadi per unit usd 130 juta.
Su-35 untuk Indonesia dealnya usd 1140 juta untuk 11 unit. Jadi per unitnya usd 103,6 juta.
F35A lot 13 harganya usd 79,2 juta per unit.
Jadi lebih murah mana mas?
Halah @tukanh ngitung ph.d muncul lagi udah hitung2an nya halu semua mana yg terealisasi, ngawur semua udah gak berani muncul lagi di defence.pk indonesia sejak Agustus 2019, muncul lagi donk disitu daripada membuai kehaluan kemana mana
@Tukang ngitung PhD Gripen mahal tapi teknologinya lebih maju daripada SU 35. Perawatannya tidak perlu dibawa ke rusia
Harga Gripen sendiri lebih mahal daripada F35 apalagi Viper. Makanya kurang laku. Brasil lebih memilih Gripen karena Saab berani menawarkan joint production di Embraer. Di sini sulit diwujudkan karena kapasitas lini produksi PT. Di kalah jauh dibandingkan Embraer
Justru dengan selisih harga yang tak jauh berbeda antara Viper dan F35 banyak negara dengan keuangan lebih memilih F35 apalagi sudah stealth dan SVTOL
Hukum pasar berlaku, kalau produk (masal) dibuat banyak maka harga akan semakin murah.
Gripen E/F pesanan total hanya 132 unit,
Su-35 total tak sampai 200 unit
Jauh dibanding F-35 yang lebih dari 500 unit dan terus bertambah
Apalagi F-16E/F/V
Admin ada yang mau saya tanyakan
Sebelumnya ada rencana Gripen E/F Brazil memakai AESA radar EL/M2052 karena inventori AAM milik AU Brazil seperti Phyton, Derby dan A Darter belum disupport Selex Raven. Apakah kini Selex Raven sudah support rudal rudal tadi atau Brazil masih bertahan dengan radar Israel
Dari informasi yang didapatkan dari pihak internal Saab, sejauh ini radar dari Selex Raven sudah mendapat sertifikasi, dan dapat diintegrasikan dengan rudal yang Anda maksud di atas
Thanks Admin
Your welcome
Indonesia cukup fokus lanjutkan kerjasama dng korsel utk project KFX/IFX, yg secara spesifikasi lebih unggul dr Grippen E.
Demi mendapatkan hasil yang lebih baik SAAB dengan legowo menganti mesin lokal dengan Import .Atau brazil yang meminta ?
Mesin yang lebih kuat ada di artikel lho
Volvo RM12 itu lisensi F414 GE320 sedangkan F414G berbasis F414 GE400 yang didesain khusus untuk Gripen. Output power F414 GE320 22.000 pound sedangkan F414 GE melonjak jadi 26000 pon
Sebenarnya kan mesin volvo RM 12 itu alih teknologi mesin GE jg versi sblm F 414 ini.cuma dibuat sama volvo,jd dikasih nama lokal.
Makanya harganya lebih mahal daripada milik Swedia sendiri
Gripen E dan F memang makai General Electric F414G, jadi bukan hanya brazil, swedia atau negara lain pemesan juga pakai ini