Jelang Pembentukan Skadron Udara 100, TNI AL Kirim Penerbang Berlatih AKS di India
|Setelah memensiunkan helikopter Westland Wasp, maka hamper dua dekade para penerbang Puspenerbal TNI AL tak merasakan berlatih menggunakan alutsista bergenre AKS (Anti Kapal Selam). Baru angin segar berhembus saat 11 unit helikopter AS565 MBe Panther resmi dipesan untuk misi AKS, dan beberapa unit telah diserahterimakan dari PT DI (Dirgantara Indonesia) ke TNI AL.
Baca juga: Setelah 17 Tahun, TNI AL Kini Resmi Menerima Helikopter AKS Terbaru, AS565 MBe Panther!
Namun sekian lama vakum dalam misi AKS, menjadikan TNI AL perlu melakukan serangkaian upgade, tak hanya bicara alutsista, para penerbang pun perlu mendapat pelatihan khusus untuk misi AKS. Seperti dikutip dari Janes.com ( 7/10/2018), disebutkan TNI AL akan mengirimkan kelompok yang terdiri dari tiga penerbang helikopter untuk berlatih anti submarine warfare (ASW) di India.
“Kami biasanya mengirimkan personel dari kapal perang atas permukaan untuk berlatih misi AKS. Dan kali ini adalah bagi kami mengirimkan penerbang untuk misi AKS, pada dasarnya program ini bertujuan untuk melatih kemampuan awak saat nantinya mengoperasikan helikopter AKS,” ujar sumber dari TNI AL yang dikutip oleh Janes.com. Selain menerima pelatihan dan serangkaian instruksi dari AL India, kelompok penerbang yang dikirim ke India, mendapat tugas untuk mengembangan kurikulum yang kelak akan diajarkan di Lanudal Juanda, Surabaya.
Lamanya program pelatihan AKS di India hingga 3 bulan, dan setelah kembali ke Indonesia, para penerbang akan lansung menangani proyek AS565 MBe Panther. Masih dari sumber yang sama, kabarnya rangkaian persiapan TNI AL tak lain untuk menyambut pengoperasian Skadron Udara 100, yang akan menjadi rumah bagi kesebelas Panther.
Meski India tak mengoperasikan helikopter Panther, namun Negeri Anak Benua tersebut memang jawara kekuatan AKS di Asia. Sebut saja apa yang dimiliki Penerbal India, untuk pesawat saya tetap ada pengintai P-8i Poseidon, jet latih tempur Hawk 132 dan Mig-29 Fulcrum yang diterbangkan dari kapal induk. Sementara armada helikopternya terdiri dari seri Sikorsky Seaking, Kamov Ka-28/Ka-30, ALH (Advanced Light Helicopter) dan Chetak.
Secara keseluruhan TNI AL akan mendapatkan 11 unit AS565 MBe Panther, setelah penyerahan dua unit pada 29 September 2017. Selanjutnya dijadwalkan akan ada penyerahan 5 unit Panther pada September 2018, berlanjut pada pada November 2018 dan 3 unit lagi pada Januari 2019 termasuk instalasi sistem sonar dan torpedo.
Baca juga: Beginilah Cara Helikopter AS565 MBe Panther TNI AL Menghancurkan Kapal Selam Lawan
Sebagai penghancur kapal selam, helikopter ini dilengkapi dengan dua torpedo. Jenis torpedo yang dapat dibawa adalah MK46 dan A.244. Sementara untuk mengendus keberadaan kapal selam, AS565 MBe Panther TNI AL akan dilengkapi dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). (Gilang Perdana)
JgN PrOdUk BaRaT yAnG sUkA EmBaRGo KiTA nAnTi KiTaNyA KeOk
Ikhsan Majid @
🤔🤔🤔
Wah kl melihat dr india, berarti kl TNI AU ada wacana pergantian hawk 100/200 ada kemungkinan di pindah bukukan ke TNI AL utk peran maritime strike ya?
Untuk apa AL dan AU punya pespur masing-masing, sedangkan ke 2 matra ini bisa bersinergi dg baik…spt contoh ketika menghadapi pemberontakan prri dan permesta.
Gerak maju armada ALRI dikawal oleh mustang dan b-25 mitchell yg didahului dg pengintaian udara oleh pesawat amfibi catalina.
Bgt sampai titik pendaratan, 2 pasang pelipur dan pembom ini bahu membahu memberi dukungan tembakan dr udara, hingga pasukan pendarat bisa menguasai titik tumpu pendaratan dan selanjutnya merangsek maju menguasai daratan.
Silahkan juga belajar dr perang malvinas…bhw pespur ringan sekelas hawk-200 hanya cocok utk m3ndukung serangan darat dg jarak jangkau pendek…sedangkan pertempuran laut menuntut pespur yg memiliki enduran mumpuni.
Kok gk di tambah lagi ya biar genap full 1 skadron 16 biji.
kalau ks asing masuk laut nkri ya biasa,karna luas dan tekno kurang.
tapi kalau pesawat asing masuk udara nkri dan gak mau ngakui unclos dan seenaknya terbang sana sini seperti orang gila,kurang ajar itu.
buat penghamba barat camkan itu,jangan jadi racun dalam tubuh nkri apalagi pura2 tutup mata.
jgn khawatir semua lancar saja tdk d batalkan tp di tunda krn faktor geopolitik keamanan ( kebjakan sangsi Trump 2 periode) & sikon ekonomi (perang dagang, krisis nilai mata uang) & anggaran alutsista senilai puluhan triliun d alihkan bwt bencana alam, jd viper & SU-35 kemungkinan d thn 2024 dtg secara bertahap (2 biji), yg penting semangat bela negara, do’a bersama & jaga persatuan keutuhan bangsa
tips cara cepat, tdk kena sangsi & mudah mendatangkan alutsista rusia yaitu 100 % pembayaran pakai komoditas jd tdk perlu bank, tp rusia mintax duit mkx nggak ada bank bwt menjaminx, ayo kirim sembako2 lwt kapal laut utk barter alutsista rusia jd nggak perlu bank
Indonesia kpn bwt Heli Gandiwa mengingat PT.DI byk lisensi bkin Heli
Jadi orang itu mbok yg pintar bersyukur to….udah capek-capek dibikinin artikel ttg heli AKS kok malah bahas yg lain, 🤦🤦🤦