Jelang Indo Defence 2014, SAAB JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon Bersaing Rebut Perhatian
|Ajang pameran militer tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Indo Defence, kali ini akan berlangsung lebih menarik. Pasalnya beberapa manufaktur jet tempur dari manca negara akan bertarung untuk memperebutkan kontrak pengadaan jet multirole baru sebagai pengganti armada F-5 E/F Tiger II Skadron 14 yang akan masuk masa purna tugas. Pemerintah memang berketetapan untuk segera memilih jet anyar pengganti F-5 E/F, agar pada Rencana Strategis (Renstra) II 2015-2020 dapat dilakukan pembelian sehingga pesawat yang dimaksud datang tepat pada waktunya.
Seperti telah banyak disinggung, pihak Kemhan dan TNI AU telah menerima beberapa penawaran dari manufaktur, sebut saja Sukhoi Su-35BM dari Rusia, Dassault Rafale dari Perancis, Boeing F/A-18E/F Super Hornet dari AS, SAAB JAS 39 Gripen NG dari Swedia, dan Eurofighter Typhoon yang diproduksi bersama oleh Inggris, Spanyol, Jerman, dan Italia. Nilai kontrak yang diperubutkan memang belum dirilis oleh Kemhan, sebab pemerintah masih menimbang beberapa aspek, mulai dari harga, biaya operasional, skema ToT (Transfer of Technology), dan beragam paket pendukungnya.
Dari beberapa kandidat jet tempur yang disebutkan diatas, yang berpeluang besar dipinang TNI AU adalah Su-35BM, JAS 39 Gripen NG, dan Eurofighter Typhoon. Ketiga manufaktur pengusung jet tersebut pun sudah sejak beberapa lama menjalankan kampanye promo untuk mensosialisasikan produk ke masyarakat. Namun, bila dipertajam lagi ke kebutuhan untuk mendukung ToT, maka pilihan mengerucut ke JAS 39 Gripen N dan Eurofighter Typhoon, sebab Sukhoi di nilai kurang akomodatif untuk ToT.
SAAB JAS 39 Gripen NG vs Eurofighter Typhoon
Menjelang berlangsung Indo Defence 2014 pada 5 -8 November mendatang, ada yang unik dilakukan dua principal jet tempur asal Eropa Barat ini. Contohnya Eurofighter Typhoon akan menggelar konfrensi pers dan media briefing pada 3 November 2014. Eurofighter cukup gencar merangkul media dan mitra blogger, bahkan lewat kampanye “Indonesia Lepas Landas,” Eurofighter mengadakan aneka lomba foto/video hingga car free day eksklusif di Jakarta pada 2 November 2014. Sementara kubu SAAB yang menyodorkan JAS 39 Gripen NG mengundang mitra media dan blogger untuk melihat secara langsung cockpit demonstrator Gripen yang akan dipajang di Indo Defence 2014. Tak mau ketinggalan, Eurofighter pun akan menampilkan cockpit demonstrator Typhoon di acara yang sama.
Baik JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon punya kemampuan multirole fighter. Keduanya punya spesifikasi teknis yang berbeda, dilihat dari jumlah mesin, Gripen NG hanya dibekali satu mesin, sementara Typhoon dijejali dua mesin jet. Dari segi dimensi, bobot dan harga produksi, Eurofighter Typhoon pun lebih mahal. Gripen NG per unitnya dipatok US$60 juta, dan Typhoon per unitnya mencapai US$125 juta.
JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon punya kans untuk memenangkan kontrak, dari aspek ToT keduanya siap memberi penawaran ‘terbaik.’ Usul pembelian Thyphoon diajukan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI). PT DI beralasan para produsen Thyphoon lebih mau berbagi ilmu atau transfer teknologi. Bahkan, sangat mungkin PT DI diberi lisensi memproduksi beberapa suku cadang. Sebaliknya pihak SAAB memberi opsi ToT hingga 100% jika Indonesia membeli sistem pertahanan buatan mereka. SAAB menegaskan transfer teknologi itu diperlukan agar Indonesia mandiri di masa depan. Demikian ditegaskan Wakil Presiden SAAB Group dan Kepala SAAB Indonesia Peter Carlqvist pada Singapore Air Show, di Singapura, Carlqvist menegaskan, transfer teknologi selalu ditawarkan SAAB dalam negosiasi dengan pihak mana pun. Dari segi rekam jejak di Asia Tenggara, Gripen NG sudah dipakai oleh AU Thailand plus dengan program ToT yang ditawarkan. Dalam paket pengadaan alutsista, SAAB juga menawarkan radar Giraffe AMB dan rudal MANPADS RBS-70NG kepada TNI AD.
Nah, mana diantara keduanya yang akan dipilih Kemhan dan TNI AU, jawabannya mungkin akan kita ketahui saat Indo Defence 2014 nanti. Tidak menutup kemungkinan kubu Sukhoi dengan Su-35BM mampu menyundul di kesempatan terakhir. Berikut spesifikasi dasar dari JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon, dibangun dari platform jet tempur NATO, maka dari sisi perlengkapan senjata, banyak diantaranya yang saling kompatibel. (HANS)
beli aja ke 3 nya biar lebih komplit persenjataan indonesia tapi dgn bertahap dong semua nya bagus kok biar ngk gampang org luar meng embargo indonesia
Kita selalu menyatakan ini lah pesawat tempur yang efek getarnya paling menggelegar paling gahar pokoknya. Agar negara lain segan karna ini memang air superior fighter berbesin ganda bukan kelasnya f-16 atau gripen. Bener saya akui itu. Tapi setelah di pelajari masalah terbesar sukhoi ini menurut saya yg harus menjadi pertimbangan kita adalah lifetime pesawat ini, dengan mahalnya sparepart , mahalnya biaya operasional untuk terbang, umur mesin yg pendek, tidak ada tot sehingga teknisi tidak akan gampang memperbaiki, aftersales rusia yg mengecewakan. Menjadikan pilihan pesawat ini bukan yg paliang tepat. Saya tidak asal menulis india terbukti dengan membeli 200 unit su-30mki sekarang sangat kecewa dengan ketahanan pesawat ini dan aftersales rusia padahal india menyertakan tot dalam kontraknya karena membeli dalam jumlah besar, malah sebahagian perakitan nya di lakukan di india.
Buat apa kita dengan menghamburkan duit besar cuma beli efek getar. Tapi kemampuannya sesuguhnya pesawat ini sangat kecil persentasi bisa kita gunakan dengan optimal. Belum lg umurnya hanya Setengah kandidat lainnya. Ingat mig 29 malaysia baru pake 14 tahun udah pensiun muda.
Sukhoi SU 35bm pilihan yg bikin deterjen nya banyak. Lebih ngeri.. Kalo bisa yg terbaik yg dibeli soalnya buat jagain nyawa si pilot nya, yg mahal itu nyawa pilotnya. Itu yang penting.. Semoga petinggi AU menyadari ini dgn memilih pesawat yg rentan dikalahkan, sama aja tarok golok di leher si pilot.
Sukhoi SU 35bm pilihan yg bikin deterjen nya banyak. Lebih ngeri..