Jelang HUT RI Ke-70, Koarmabar Tambah Kesiapan dengan Tiga Unit KCR40
Meski sudah diluncurkan dan serah terimakan pada bulan September 2014, namun baru awal Agustus ini Komando Armada Barat (Koarmabar) TNI AL resmi mengoperasikan tiga unit KCR (Kapal Cepat Rudal)-40/KCR40, yakni KRI Surik 645, KRI 646, dan KRI Parang 647. Ketiganya merupakan elemen Satkat (Satuan Kapal Cepat) yang berisikan armada kapal bertonase ringan (250 ton), punya fleksibilitas tinggi, dan tentunya dibekali rudal anti kapal.
Baca juga: AK-630M – Mengenal Kecanggihan Kanon CIWS Kapal Cepat Rudal TNI AL
Seperti dikutip dari Kemhan.go.id (29/9/2014), lima kapal TNI AL yang terdiri dari satu unit kapal Patroli Cepat (PC)-43 dan empat unit kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 produksi galangan kapal dalam negeri secara resmi memperkuat Alutsista di jajaran TNI AL. Kelima kapal perang tersebut masing-masing satu unit Kapal PC 43 KRI Sidat 851 dan satu unit KCR 40 KRI Terapang 648 produksi galangan PT. Citra Shipyars, Batam. Sedangkan tiga unit KCR-40 lainnya KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 diproduksi PT Palindo Marine Shipyard, Batam.
Dengan dimensi yang lebih kecil dari KCR 60 (Sampari Class), KCR 40 (Clurit Class) tetap menjadi kekuatan pemukul taktis yang sangat diperhitungkan. Punya keunggulan dalam hal fleksibilitas dan kecepatan reaksi, KCR 40 dilengkapi senjata andalan utama dua peluncur rudal anti kapal C-705. Terlihat bahwa TNI AL memproyeksikan KCR 40 untuk menghadapi insensitas konflik kelas sedang, ini dibuktikan dengan adopsi kanon CIWS (close in weapon system) AK-630M. Kanon dengan enam laras putar ini di integrasikan dengan perangkat Sewaco (sensor, weapon and control system) layaknya di kapal perang kelas korvet. Menunjang kanon AK-630, turut hadir di tracking radar TR-47C dan searching radar SR-47G.
Baca juga: C-705 – Rudal Pamungkas Andalan Kapal Cepat TNI AL
Baca juga: Sewaco – Sistem Senjata Terpadu Armada TNI AL
Baca juga: Browning M2HB – Senapan Mesin Berat Ranpur Kavaleri
Namun dari delapan KCR 40 yang telah diluncurkan, hingga saat ini baru KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 yang terlihat sudah ‘ditanamkan’ kanon AK-630 pada haluannya. Sementara KRI Beladau 643, KRI Alamang 644, KRI Surik 645, KRI Siwar 646, KRI Parang 647 dan KRI Terapang 648, keenamnya masih mengandalkan kanon PSU Denel Vektor G12 kaliber 20 mm yang masih dioperasikan secara manual. Mengingat awalnya KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 menggunakan Denel Vektor G12, maka besar kemungkinan keenam KCR 40 akan dipasangi AK-630 bila kondisi anggaran memungkinkan.
Rencananya TNI AL akan memesan 16 unit KCR 40 yang punya kecepatan maksimum 30 knots ini, dan hingga kini baru delapan unit yang diserahkan. KCR 40 merupakan andalan lapis kedua untuk jenis KCR produksi dalam negeri, selain ada KCR 60 yang diproduksi PT PAL. Dikutip dari Wikipedia, harga satu unit KCR 40 diluar sistem senjata dan sensor mencapai US$750 ribu. Kembali ke KRI Surik 645, KRI 646, dan KRI Parang 647, ketiganya akan mengambil home base di pangkalan Tanjunguban Bintan, namun titik operasi tidak mutlak di Kepulauan Riau. (HANS)
Related Posts
-
Korea Selatan Produksi Massal Rudal Anti Tank Hanwha Taipers, Anti Jamming dengan Algoritma Kecerdasan Buatan
1 Comment | Jan 11, 2024
-
Makin Sangar, Boeing P-8A Poseidon Kini Bisa Gotong Rudal AGM-158C LRASM
1 Comment | Apr 4, 2023
-
Meprolight Rilis Alat Bidik Optronic Mepro 02 untuk Pasar Internasional
No Comments | Feb 21, 2021
-
PT Pindad Kembangkan Rantis Bushmaster Versi Indonesia
25 Comments | Nov 1, 2016
Kecepatan kcr harus lebih cepat 50 knots, perlengkapan senjata dipasang rudal,torpedo,Mk 630,radar canggih itu untuk TNI AL. Kalau dibawah 50 knots lebih baik untuk penjaga pantai.