Jangan Dikira Kosongan, Ini ‘Isi’ dalam Perut Helikopter Anti Kapal Selam AS565 Mbe Panther TNI AL
|Setelah menanti lumayan lama, akhirnya pada 15 Juni 2022, dua helikopter anti kapal selam Airbus AS565 MBe Panther telah resmi diserahkan oleh PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan RI, dimana nantinya kedua helikopter itu akan dioperasikan oleh Skadron Udara 400 Puspenerbal TNI AL.
Namun, tak seperti diharapkan oleh kebanyakan warganet, pada kedua helikopter anti kapal selam tersebut, tidak nampak secara eksternal perangkat anti kapal selam, baik itu berupa sonar celup atau diping sonar L3 Ocean System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Pun tidak nampak torpedo ringan yang idealnya ikut dipamerkan.
Namun, setelah dicermati, AS565 MBe AKS tidak hadir kosongan, dalam tayangan video di bawah ini diperlihatkan kompartemen di belakang kursi pilot dan kopilot sudah dilengkapi dengan konsol pengendali sonar HELRAS, berikut ada sonar di dalamnya dan gulungan kabel hook yang ada meski tidak terlihat kentara.
Untuk memudahkan membedakan antara AS65 MBe Panther AKS Full Mission dengan yang non AKS sebenarnya bisa diketahui oleh mata awam. Yakni pada bagian fuselage helikopter terdapat ujung perangkat sonar yang berbentuk seperti piringan. Nah, perangkat ini pada helikopter Panther Puspenerbal sebelumnya tidak ada. Meski bisa saja varian standar Panther dapat di-upgrade ke varian full AKS dengan sejumlah modifikasi.
AS565 MBe Panther TNI AL akan dilengkapi dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Selama ini teknologi HELRAS sudah banyak dipakai dalam platform AKS di negara-negara NATO. Sonar ini dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam. HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pads sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mendeteksi keberadaan kapal selam dari jarak jauh.Khususnya dengan perangkat DS-100, dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dalam dan dangkal.
Cara operasi HELRAS DS-100 dengan diturunkan dari helikopter hingga masuk ke permukaan air. HELRAS DS-100 terdiri dari tujuh elemen proyektor dan delapan lengan hidrolik yang dapat dibentangkan hingga 2,6 meter saat digunakan. DS-100 mampu beroperasi di kedalaman 500 meter dan memiliki Figure Of Merit (FOM) untuk mencapai konvergensi zona deteksi. DS-100 berjalan dengan frekuensi rendah 1.38 Khz menggunakan transduser eksklusif, mengurangi kontaminasi gema dari sinyal yang diterima, dan interoperabilitas dengan sonars kapal dan sonobuoys dalam pekerjaan bistatic atau multistatic. (Gilang Perdana)
Hohoho
FBNW sudah menjadi tradisi pembelian alutsista sejak era reformasi. Dari blok barat maupun timur nyicil buat arsenal maupun tool adalah keniscayaan yang mau tak mau harus kita terima
Sangat disayangkan helikopter AKS AS 565 MBe panther TNI AL gk dibekali kamera therma flire semua gk kayak helikopter AKS pada umumnya… 😢
@admin
Kejutan dari Belanda
KC390 mengalahkan C130J
https://www.aviacionline.com › …
Embraer C-390 beats C-130J in the Netherlands and it will become its …
Tolong diangkat jadi artikel
@wong
Ancaman kita di bawah air itu Cina coy
Sudah 2 kali nelayan kita menangkap underwater drone Cina untuk fungsi pemetaan bawah laut
Artinya Cina yang justru lebih intens daripada Aussie & US untuk masuk wilayah NKRI pake kapal selam