Jammer Anti IED: Teknologi Penetralisir Peledak Berpemicu Frekuensi dari PT Inti dan Dislitbangal
IED (Improvised Explosive Device) kian menjadi momok menakutkan bagi laju pasukan infanteri dan kavaleri. Ambil contoh, ribuan pasukan AS dan koalisinya tewas di laga Irak dan Afghanistan dikarenakan tebaran IED, meski tak sedikit pula infanteri yang meregang nyawa akibat tembakan sniper. Popularitas IED kemudian mendorong hadirnya ranpur berkualifikasi Mine-Resistant Ambush Protected (MRAP). Jenis ranpur yang juga tak asing digunakan Korps Baret Merah Kopassus TNI AD.
Baca juga: Bushmaster PMV – Jawara Perang Afghanistan Untuk Kopassus TNI AD
Baca juga: Mamba MK2 SWB – Rantis Serbu MRAP Sat-81/Gultor Kopassus TNI AD
Sebelum masuk ke bahasan tentang jammer anti IED, terlebih dulu perlu diingat bahwa IED adalah peledak kecil yang ditambahi beberapa komponen agar ledakannya bisa lebih terarah dan mematikan. Di dalamnya, ditambahi sebuah ponsel murah, kabel-kabel, sekering, baterai (tipe AA atau 9 volt), selotip listrik, dan sebuah thyristor. Semua komponen ini dirangkai sedemikian rupa dengan memanfaatkan mekanisme kerja getaran ponsel. Dari getaran ponsel ketika dilakukan panggilan inilah nantinya komponen listrik yang telah dirangkai terhubung dan mampu meledak sesaat setelahnya.
Baca juga: Casspir MK3 – “Kuda Perang” Kopassus dari Afrika Selatan
Karena membutuhkan ponsel lain untuk menghidupkannya, maka IED mampu dikendalikan dari jarak jauh. Hanya dibutuhkan sinyal dan jaringan yang bagus untuk mengaktifkannya. Dengan sekali panggilan, maka IED pun langsung meledak.Karena murah dan mudah dirakit, IED populer saat Amerika Serikat melakukan invasi ke Irak dan Afganistan. Para gerilyawan biasanya membuat IED untuk menghadang laju serangan pasukan darat AS.Hanya saja, tingkat kerusakan yang dihasilkan IED tidak separah bom kelas C4. Oleh karenanya, IED seringkali dipasang dalam sebuah mobil atau benda lain untuk meningkatkan efek dari kehancuran yang ditimbulkan.
Meski kebanyakan IED diledakan dengan trigger sinyal ponsel, namun sejatinya IED dapat diledakan lewat frekuensi radio, Bluetooth, dan Infrared. Nah, berangkat dari kasus diatas, munculah teknologi jammer anti IED. Di medan tempur seperti Irak dan Afghanistan, keberadaan jammer anti IED sudah lumrah dalam tiap operasi rutin.
Baca juga: Ranjau Anti Heli – Jebakan Maut Untuk Infiltran
Wujudnya bisa dalam model vehicle mounting jammer atau model backpack jammer. Fungsi keduanya sama, yakni mengacaukan frekuensi radio di area sasaran. Yang membedakan lebih kepada coverage jammer, vehicle mounting dengan dukungan power supply lebih besar bisa menjangkau area lebih luas. Sementara backpack jammer lebih fleksibel dengan tas ransel, ideal digunakan oleh unit infanteri.
Jammer Anti IED dari Dislitbangal – PT Inti
Meski pasukan TNI belum menghadapi ancaman langsung dari IED, namun Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) TNI AL dan BUMN PT Inti (Industri Telekomunikasi Indonesia) sudah berhasil mengembangkan prototipe jammer anti IED dalam model backpack. Karena dikembangkan oleh Dislitbangal, besar kemungkinan proyeksi alat ini untuk kebutuhan pasukan marinir kedepan. Sementara peran PT Inti sebagai pendukung sistem elektronik dan teknologi dari jammer anti IED tersebut.
“Jangkauan jammer anti IED yang kami kembangkan bisa mencapai radius satu kilometer. Perangkat ini juga dapat menjalankan jamming multi frekuensi, mulai dari frekuensi CDMA, PCS, WCDMA, GSM 1800/1900, WiFi 2.4Ghz, Bluetooth, dan GPS,” ujar Yudi Limbar Yasik, Kepala Divisi (EGM) Corporate Planning PT Inti. Soal jangkauan sebenernya bisa disesuaikan, bergantung pada power supply. Sementara banyaknya antena pada backpack bergantung pula pada banyaknya sasaran frekuensi yang mau di jamming.
Untuk backpack jammer anti IED rancangan Dislitbangal dan PT Inti, kabarnya dapat mengadopsi empat band frekuensi, dengan output max per band 20W, sehingga total ada output 80W. Sebagai sumber tenaga menggunakan baterai lithium polymer/DC 48V. Dengan kondisi empat band frekuensi diaktifkan, masa aktif baterai bisa mencapai 1 jam. Guna mencegah panas berlebih pada komponen, pada backpack juga disertakan fan cooling.
Prototipe backpack jammer anti IED ini diberi model number GM-20MP, dan punya ukuran panjang 500 mm, lebar 375 mm dan tinggi 185 mm. Untuk bobotnya sekitar 23 kg, bergantung pada pilihan komponen di dalamnya. Dari segi ukuran, sekilas mirip dengan radio panggul PRC-77. Sayangnya, implementasi perangkat ini bukan tanpa tantangan, mengingat operasional jammer memerlukan ijin frekuensi dari Ditjen Postel.
Baca juga: Radio AN/PRC-77: Andalan Komunikasi Tempur TNI di Operasi Seroja
Keberadaan jammer anti IED boleh dibilang sangat penting, selain jadi ‘perisai’ pasukan infanteri, perangkat ini juga banyak gunanya di masa damai. Ambil contoh penggunaan jammer anti IED dalam proteksi VIP (very important person). Di Indonesia,penggunaan jammer untuk beragam peran lumrah dilakukan oleh Paspampres (Pasukan Pengawal Presiden). Umumnya dalam iring-iringan kendaraan pengawal kepresidenan terdapat unit vehicle mounting jammer. Dengan hadirnya alat ini, ancaman teror bom yang dipicu frekuensi radio dapat dinetralisir, namun sebagai dampaknya mungkin sinyal ponsel warga di sekitaran akan ikut terganggu. (Haryo Adjie)
teknologi seperti ini patut didukung kemenhan, lebih baik mencegah daripada mengobati, terorisme tetap menjadi ancaman di Indonesia.
ane pernah ngerasain hp di jammer .. waktu nonton piala Asia di Gelora Bung Karno, waktu itu Sby ikut hadir menonton, saat itu semua hp lost signal .. kirain hp ane rusak ane tanya sebelah kanan kiri ane yg juga nonton kasusnya sama lost signal 😀
Bukan hanya Su-35, bahkan Rafale, Typhoon, Grippen atau F-16 jika tidak menyertakan ToT patut dibatalkan. Selain canggih dan handal, mulai saat ini hanya produsen yang mau berbagi teknologi yang layak kita pilih. Jalan kemandirian/swasembada memang panjang, sulit dan terjal
bagus., tahu kenapa bentuknya jammer anti ied yang ada banyak sirip? itu sirip utk mendingingkan suhu di dalamnya. contoh kotak panas masih menyelimuti kotak sendiri, utk mengurangi suhu panas kotak, ditambah sirip2 bahan sehingga suhu bisa berkurang beberapa derajat celcius. alasan tambahan sirip2 itu untuk penyebaran panas di sirip lbh luas sehingga suhu panas langsung turun, Tolong dibikin juga itu bisa meningkatkan daya tahan jammer anti ied selain menggunakan fan saja.. semoga membantu
Maju terus PT. Inti dan Perusahaan HiTech Indonesia lainnya
Butuh Ilmu dan ToT agar cepat maju
batalkan rencana pembelian Su-35 bila tanpa ToT Sesungguhnya
kita butuh Swasembada HiTech
sales gripen stress
anteknya koruptor