Jamin ‘Zona Bebas Drone’ Saat Pemakaman Paus Fransiskus, Inilah Profil Dua Jammer Gun yang Digunakan Pasukan Italia

Dihadiri ratusan tamu VVIP, pemimpin manca negara dan puluhan ribu umat Katolik, maka saat prosesi pemakaman Paus Fransiskus (Pope Francis) mendapatkan pengamanan ekstra ketat. Salah satu yang masif diperlihatkan adalah patroli pasukan Komando dari Angkatan Udara Italia dikerahkan untuk memastikan no fly zone bagi drone tak berizin yang bisa menciptakan gangguan keamanan.

Baca juga: Drone Zoro DZ-02 Pro – Tactical Anti Drone Jammer Gun Berdesain Kompak dari Cina

Nah, guna menjalankan tugasnya, pasukan komando yang berpatroli di sekitaran Basilika Santa Maria Maggiore (lokasi pemakanan) di Roma, dilengkapi senjata anti drone berupa jammer gun. Meski penggunaan jammer gun sudah menjadi sesuatu yang lazim, termasuk untuk pengamanan taktis di Indonesia, namun jammer gun yang digunakan pasukan Italia telah menarik perhatian netizen, pasalnya tidak diketahui persis merek dan jenisnya.

Lewat serangkaian pendalaman, dapat diketahui bahwa jammer gun dengan desain senapan serbu tersebut adalah CPM Watson, produksi perusahaan anti drone jammer asal Italia, CPM Elettronica.

Seperti dikutip edrmagazine.eu, CPM Watson adalah senapan anti drone yang ditenagai baterai Lithium Ion BT2590. CPM Watson beroperasi pada empat pita (band) dan dilengkapi antena terarah pita lebar di bagian depan yang bersama dengan popornya, menjadikan panjang sistem anti drone ini menjadi 1.085 mm.

CPM Watson

Antena pada CPM Watson disebut dapat memancarkan sinyal jammer pada frekuensi 433, 868 dan 902 MHz, yang digunakan untuk koneksi nirkabel dengan daya output 30 W dalam TDM (Time Division Mode). CPM Watson dapat beroperasi hingga 15 band (dalam mode hopping) sambil hanya menggunakan 4 amplifier dengan ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Untuk mengganggu kendali jarak jauh drone, digunakan dua frekuensi, 2,4 dan 5,8 GHz, dengan dua antena koaksial heliks berada di bagian depan badan sistem senjata yang masing-masing memancarkan daya 30 dan 15 W. Terakhir, antena fn Yagi, yang terletak di sebelah kanan badan dalam fairing kecil, memastikan kemampuan untuk melakukan jamming pada telepon satelit dan sistem navigasi berbasis satelit dengan daya pancaran sebesar 2 W.

Berdasarkan modulasi langsung melalui teknologi sinyal digital tersintesis, CPM Watson dengan berat 8 kg dapat melakukan jamming dalam mode sapuan digital pita penuh gelombang kontinu dan mode derau digital. Saat digunakan pada daya penuh, otonomi sistem akan berjalan sekitar satu jam, sedangkan dalam mode siaga dapat bertahan hingga 20 jam.

Tentang jarak jangkau dari jammer gun ini, CPM Elettronica menjelaskan bahwa kemampuan jamming sangat bergantung pada jarak antara drone dan stasiun kontrol daratnya, semakin jauh jaraknya maka semakin mudah untuk melakukan jamming. Secara teknis jangkauan jamming efektif CPM Watson lebih dari 1 km.

CPM DJI-120-4B

Selain CPM Watson, pasukan Italia dalam pengamanan di Roma dan Vatikan juga menggunakan model jammer gun keluaran CPM Elettronica yang lebih lama, yakni CPM DJI-120-4B. Dibandingkan CPM Watson, maka personel yang menggunakan CPM DJI-120-4B tampil dengan membawa ransel khusus yang berisi perangkat elektronik yang dihubungkan dengan kabel ke antena pada senapan. Berat keseluruhan CPM DJI-120-4B mencapai 17 kg. (Bayu Pamungkas)

DroneGun Tactical: Jammer Gun dengan Desain Futuristik