Jalan Panjang Evolusi Rantis Amfibi K-61 Marinir
|
PT-76, BTR-50 dan K-61 adalah tiga kendaraan amfibi milik Korps Marinir yang usianya sepadan dan sama tuanya, yakni didatangkan ke Indonesia pada awal dekade-60an. Ketiganya pun terbilang cukup ‘disayang,’ buktinya sampai saat ini masih dioperasikan lewat berbagai program retrofit. Namun dari ketiganya, KAPA (Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri) K-61 adalah yang paling mengalami evolusi besar, perubahan bukan sekedar retrofit semata, tapi wujud alias desain K-61 sudah mengalami metamorfosa.
Baca juga: Lima Tahun Berlalu, Tank Amfibi APC Ini Masih Berstatus Prototipe
Mungkin sebagian dari Anda ingat sosok prototipe tank APC amfibi dengan loreng dan label “Marinir” di ajang Indo Defence 2012, ya APC tersebut dibangun dari sasis K-61. Meski desain bodinya sudah berubah total, namun tampilan roda rantai-nya masih terasa aroma K-61. Bergeser ke Desember 2016, tank APC amfibi tersebut masih juga berstatus sebagai prototipe, namun sudah ada modifikasi. Dibandingkan prototipe yang pernah diperlihatkan pada tahun 2012, kali ini tank amfibi tersebut dibalut cat warna hijau tua dan ada sedikit perbedaan pada plat baja yang ada disisi bodi, di Indo Defence 2012 tank tersebut menggunakan plat samping dengan model bergelombang, sementara yang diuji berenang di area Dermaga Satuan Kapal Amfibi (Satfib) pada 14 Desember 2016 tidak nampak plat bergelombang.
Penggarapan evolusi K-61 ini merupakan proyek Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Dislitbangal) dengan PT Wirajayadi Bahari yang berperan sebagai mitra produksi. Dan rupanya evolusi dari sasis K-61 tak berhenti pada prototipe APC amfibi, dalam foto yang diperlihatkan di bawah ini nampak kendaraan angkut amfibi jenis ‘baru’ yang kental dengan aroma roda rantai K-61.
Baca juga: Kenali Detail Rantis Amfibi Legendaris, KAPA K-61 Korps Marinir TNI AL
Pada prototipe terbaru, desain ruang kemudi terlihat lebih ergonomis dan mengedepankan sisi safety, terlihat dari adanya pintu keluar masuk navigator dan pengemudi pada sisi kanan dan kiri. Fungsinya seolah mengingatkan pada ARIS ARK, kendaraan angkut amfibi roda rantai yang dibangun dari sasis ranpur M113.
K-61 sendiri masuk dalam golongan rantis (kendaraan taktis), meski masuk dalam arsenal Resimen Kavaleri Marinir, rantis besutan Uni Soviet ini tak dilengkapi pelindung lapis baja. Posisi kompartemen mesin-nya yang berada di bagian tengah menjadikan modifikasi pada bodi lebih mudah dilakukan.

Sejak disulap sebagai APC amfibi pada tahun 2012, kendaraan yang sudah berwujud ranpur dengan senjata tersebut sudah pernah diikutkan dalam sesi latihan tempur. Namun sayangnya hingga kini statusnya belum beranjak sebagai prototipe. K-61 punya dimensi 9,15 x 3,15 x 2,15 meter diawaki oleh tiga personel, yakni pengemudi, pembantu pengemudi, dan komandan kendaraan (danran).
Dapur pacu K-61 dipercayakan pada mesin diesel YaAZ-M204VKr 4 silinder dengan pendingin air. Kapasitas bahan bakarnya mencapai 260 liter, dan K-61 bisa menempuh jarak hingga 260 Km. Untuk menghadapi medan berat, K-61 bisa melahap rintangan vertikal 15 derajat. Dengan kapasitas bahan bakar 260 liter, K-61 dapat berlayar sampai 4 jam. KAPA K-61 kini tengah dimodernisasi menggunakan mesin diesel Detroit D453 Turbo. (Gilang Perdana)
Ranpur apaan neh? Kayak Armoured Car Soviet warisan PD2…karoseri Bus bs bikin yg lebih baik kalo cuma kayak gini hasilnya…
coba pasang penghalau ombak arus depan dari paling bawah. kalau sedang melaju penghalau makin tegak ke bawah. mudah meningkatkan kecepatan rantis amphibi.. soalnya mengurangi aerodynamis air dari depan.
maksudny kl platnya 140 derajat, kecepatan masih ratanya kendaraan amphibii, tetapi jika plat makin digeser ke bawah 160 derajat jika amphibi makin terangkat. makanya speed knot meningkat. lupa namanya apa amphibi rantis buatan amerika yg terkencang knot nya.. karena model plat. udah kayak kecepatan boat..
Litbang TNI biasanya lebih fokus ke fungsi ,,, masalah “eye catching” ga ada urusan
???
AAV 7 cocok dijadikan benchmark. Indonesia dah pakai, sehingga seharusnya lebih mudah untuk jadi acuan Reverse Engineering.
waduh bentuk boxy+dicat loreng lbh bgs dipke arak2an warga buat 17 agustusan taun dpn
Ini mah kyk bebek2 an d waduk…
Alamak kok ya uelekkkk design nya
Hadeghhhhh
itu metro mini yg nyemplung di waduk
Y ud terserah lah mau dibikin apa.. mau jadi wahana wisata jg boleh, yg penting anggaran terserap..
selama cara berfikirnya begitu, ya jangan harap produk2 lokal bisa dipakai TNI. Seakan2 TNI ini digerogoti anggota nya sendiri, bikin anggaran untuk pengembangan alutsista, namun hasilnya mengenaskan begini. selamanya akan jadi prototype aja.