Jaga Tingkat Kesiapan Tempur, Yonranratfib 2 Marinir Lakukan Drill Senapan Mesin Berat dan Sedang
|Satuan yang satu ini punya peran penting dalam operasi pendaratan amfibi, dengan ranpur lapis baja yang diluncurkan dari Landing Ship Tank (LST) maupun Landing Platform Dock (LPD), elemen kavaleri yang tergabung dalam Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Yonranratfib) Korps Marinir digerakan ke pantai tumpuan untuk men-deploy personel infanteri dengan perlindungan terpadu, baik dari senjata yang ada di unit tank amfibi (tankfib) maupun ranpur lapis baja angkut personel.
Baca juga: Awak BTR-50PM Yonranratfib 2 Korps Marinir Laksanakan Uji Manuver Amfibi
Dan bicara tentang ranpur lapis baja angkut personel atau APC (Armoured Personel Carrier) amfibi, di etalase Yonranratfib Resimen Kavaleri Korps Marinir ada beberapa jenis yang sangat dikenal, seperti BTR-50P/M, BTR-50PK, AMX-10P Marines, dan LVTP-7A1. Sebagai ranpur angkut personel, bekal persenjataan yang dibawa umumnya ditekankan untuk serangan terbatas dan pertahanan diri.
Karena mengadopsi beberapa tipe ranpur, karakter senjata yang digunakan ada yang berbeda satu sama lain, meski yang jadi patokan pada ranpur APC amfibi adalah kelas senapan mesin sedang (SMS) dan senapan mesin berat (SMB).
Dan guna mengasah keterampilan awak ranpur angkut personel, khususnya dalam mengoperasikan SMS dan SMB, serangkaian latihan mutlak dilakukan. Seperti yang terbaru dilakukan oleh Yonranratfib 2 Marinir pada 23 April 2019, yaitu pelaksanaan latihan drill kering menembak SMS dan SMB di lapangan apel Trian Mar Soepraptono, Semarung, Ujung, Surabaya.
“Pelaksanaan drill SMS dan SMB mencakup pengenalan senjata, karakteristik, kemampuan senjata, tugas penembak, macam jenis sasaran dan penembakan, aba-aba penembakan, pemeliharaan senjata sebelum/selama/sesudah menembak serta drill penembakan,” ujar Letkol Mar. Yosafat R. Haryadi dari Resimen Kavaleri 2 kepada Indomiliter.com.
Dalam latihan ini, menembak bukan hanya sekedar melakukan kegiatan menarik picu dan mengenai sasaran, namun menembak sesungguhnya membutuhkan proses yang teliti dan jeli mulai dari membuat gambar bidik, pengaturan nafas, konsentrasi, mental dan penentuan ritme menarik picu hingga amunisi tepat sasaran yang diinginkan. Diharapkan dengan dilaksanakannya latihan menembak ini para prajurit Yonranratfib 2 Mar dapat mencapai tingkat kemampuan dan ketrampilan dengan nilai rata-rata minimal 75.
Lebih lanjut, Yosafat menyebut jenis senjata yang digunakan dalam latihan ini mencakup SMS – FN MAG GPMG (General Purpose Machine Gun) dan PKT, keduanya adalah senjata dengan munisi kaliber 7,62 mm. Sementara SMB mencakup DShK-38 dan M2HB, keduanya adalah senjata dengan munisi kaliber 12,7 mm.
Komposisi dan penempatan dari senjata-senjata di atas adalah, FN MAG GPMG dipasang pada pansam BTR-50P/M dan PKT dipasang pada pansam BTR-50PK yang didatangkan dari Ukraina. Untuk SMB, DShK-38 digunakan pada BTR-50P/M dan M2HB digunakan sebagai senjata di kubah LVTP-7A1 dan AMX-10P Marines APC.
Baca juga: Dalam Operasi Amfibi, LVTP-7A1 “Jodohnya” Bersama Landing Platform Dock
Pada latihan drill kering, senjata-senjata di ranpur tersebut dilepas dari dudukannya, untuk kemudian dilakukan uji penembakan di lapangan dengan menggunakan tripod. Pada tahap selanjutnya, personel akan melakukan latihan basah Puslatpur (PLP)-3 Grati Pasuruan, materinya berupa uji tembak secara statis dan dinamis langsung dari atas ranpur. (Haryo Adjie)
12.7 mm 6 laras .
nanggung pak sekalian 30mm 6 laras (GAU-8) biar greget wkwk
Ganti gatling 6 laras 12.7mm lbh banyak pelurunya lbh penetrasi. Rantis sekelas humvee d jamin jebol
Bravo TNI