Iveco Trakker 380 – Truk yang Disulap Jadi Bus Anti Peluru
|TNI menjadikan truk offroad 4×4 sebagai salah satu rantis (kendaraan taktis) untuk menunjang berbagai operasi. Semasa konflik di NAD (Nanggroe Aceh Darussalam), truk TNI tak jarak dipasangi plat baja untuk menahan terjangan proyektil, kemudian populer disebut sebagai “truk anti peluru.” Hampir mirip saat operasi militer di NAD, PT Freeport Indonesia (PTFI) di Timika, Papua juga menggelar truk yang dimodifikasi sebagai bus anti peluru.
Baca juga: Isuzu NPS 75 4×4 – Truk Sipil Offroad Untuk Peran Taktis
Mungkin ada yang bertanya, mengapa tidak langsung mencomot platform bus? Tak lain karena jalur lintasan terjal dan berliku di Papua yang tak memungkinkan bagi beroperasinya bus reguler. Bus ini dibangun dari basis truk Iveco Trakker 380 4×4, untuk memenuhi spesifikasi sebagai ‘bus,’ posisi bak bagian belakang diganti dengan manhaul bus bodies. Modifikasi karoseri pada truk buatan Italia ini dilakukan oleh perusahaan swasta nasional PT Sanggar Sarana Baja.
Baca juga: JASGU Korps Marinir – Rantis Amfibi Made in Indonesia
Karena aslinya adalah truk, maka posisi penumpang dan sopir terpisahkan. Dalam keseharian, Iveco Trakker ini digunakan sebagai sarana transportasi internal karyawan dan para tamu Freeport, yakni dari Bandara Mozes Kilangin di Timika yang ada di daratan rendah ke Tembagapura di daratan tinggi. Perjalanan Timika-Tembagapura biasa ditempuh dalam 2,5 – 3 jam.
Mengingat masih kerap terjadi aksi penembakkan gelap oleh GPK (Gerombolan Pengacau Keamanan) ke fasilitas PTFI, maka bus ini didesain anti peluru untuk safety, menjamin keselamatan semua orang yang berada di dalamnya. Sayangnya pada ruang pengemudi tidak terlihat pemasangan plat logam anti peluru. Belum diketahui, apakah ban sudah mengadopsi run flat tyre (RFT) atau tidak, dengan RFT bila ban diterjang proyektil masih dapat berjalan sampai jarak tertentu.
Baca juga: KIA KM420 Utility Vehicle – Jip “Lapis Baja” Infanteri Marinir TNI AL
Sebagai truk anti peluru, bagian jendela bus ditutup dengan plat logam anti peluru dengan hanya menyisakan seperdelapan bagian di sisi atas jendela agar cahaya bisa masuk. Iveco Trakker 380 disokong mesin diesel 340 hp, tidak ada medan berat yang tidak dapat di jangkau oleh bus truk ini. Dalam satu trip, bus ini dapat membawa 56 penumpang, kompartemen sudah dilengkapi AC Thermoking modifikasi untuk sistim pendingin bus ini.
Baca juga: Medium Girder Bridge – Jembatan Taktis Andalan Zeni Tempur TNI AD
Sekilas tentang truk Iveco Trakker 380, seri yang sama juga digunakan oleh Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 9 Kostrad TNI AD. Namun karena punya tugas sebagai pembawa Medium Girder Bridge (MGB), Iveco Trackker Yon Zipur 9 yang persisinya adalah seri Iveco ADN380T38H berpenggerak 6×6. Meski di lingkungan TNI namanya tak sekondang Isuzu dan Mercedes Benz, Iveco sudah dipercaya sebagai merek truk untuk menangani tugas-tugas khusus, sebut saja Iveco Eurocargo sebagai penarik Mobile ATC 8100 milik TNI AU dan Iveco Astra transporter sebagai penarik trailer MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 TNI AD. (Bayu Pamungkas)
bangga menjadi bagian dari tim development produk tsb.. sangat beda dengan model2 bus on the road pada umumnya..
visual no sekian, tapi safety no.1
Bus iveco pt FI tdk menggunakan armour baja. Tp kevlar setebal 2cm. Untuk kabin driver jg sdh di lengkapi kevlar n kaca lapis setebal 5 cm
dalam kendaraan anti peluru , gampangnya mobil biasa pun yg terpenting adalah pengemudi atau sopir nya .. hehehe sekuat kendaraan apapun kalo sopirnya tewas ketembak atau cedera ya langsung stand off .. kalo jebur kejurang gara2 pengemudinya tewas ya mati semua .. hehehe
Itu bukan plat metal tapi komposit kevlar sebagai lapisan anti peluru yang di pasang disamping sisi dalam body, kalau ban belum run flat tyre. Driver cuma pakai helm baja sama rompi anti peluru.
Terima kasih update nya mas @Rangga.