Italia dan Jerman Berkolaborasi Tawarkan Kapal Selam dari Basis U212 NFS Untuk Filipina
Sejak tahun 2019, Filipina telah mencanangkan akuisisi armada kapal selam, merespon hal keinginan tersebut, beragam tawaran telah mengemuka, seperti kapal selam Scorpene class (Perancis), Changbogo class – Type 209/1400 (Korea Selatan) dan S-80 class (Spanyol). Namun, di luar nurul, muncul kolaborasi dari Italia dan Jerman yang telah membuat kesepakatan untuk menawarkan desain kapal selam diesel listrik untuk Filipina.
Persisnya, Fincantieri dari Italia dan ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS) dari Jerman telah menandatangani perjanjian strategis untuk melengkapi Angkatan Laut Filipina dengan solusi kapal selam canggih.
Kesepakatan oleh dua galangan besar tersebut diumumkan pada tanggal 16 April 2025, kemitraan strategis ini bertujuan untuk menggabungkan keahlian teknologi dan pengalaman produksi kedua perusahaan guna menawarkan solusi kapal selam yang komprehensif dan modern yang disesuaikan dengan kebutuhan Filipina.
Inti dari kolaborasi Fincantieri dan TKJMS adalah kapal selam masa depan yang mengacu pada desain U212 (U212 NFS), kapal selam next generation yang saat ini sedang dibangun oleh Fincantieri untuk Angkatan Laut Italia.
Perjanjian tersebut merupakan langkah penting dalam upaya modernisasi pertahanan Filipina yang sedang berlangsung, khususnya di bawah program pengadaan “Re-Horizon 3”, yang mengalokasikan antara PHP 80 miliar hingga PHP 110 miliar (sekitar $1,38 miliar hingga $1,89 miliar) untuk akuisisi setidaknya dua kapal selam diesel listrik, lengkap dengan fasilitas pendukung, pelatihan, dan infrastruktur logistik.
Kapal selam U212 NFS menawarkan solusi yang sangat kompetitif untuk persyaratan ini, dengan efisiensi biaya dan teknologi mutakhir sebagai yang terdepan dalam penawaran tersebut.
Saat ini, Angkatan Laut Filipina tidak mengoperasikan kapal selam apa pun, menjadikannya salah satu dari sedikit kekuatan maritim di kawasan tersebut yang tidak memiliki kemampuan perang bawah laut.
Kurangnya kapal selam ini menghadirkan kerentanan kritis bagi negara yang terdiri dari lebih dari 7.600 pulau dan dengan perbatasan maritim yang luas di perairan yang disengketakan seperti Laut Cina Selatan.
Cegah Investor Cina, AL Filipina Berencana Bangun Basis Kapal Selam di Teluk Subic
U212 NFS (Near Future Submarine) merupakan salah satu kapal selam non-nuklir tercanggih yang diproduksi saat ini. U212 NFS berasal dari Type 212A Jerman yang telah teruji dalam pertempuran yang dikembangkan oleh TKMS dan dioperasikan oleh Angkatan Laut Jerman dan Italia.
U212 NFS memperkenalkan beberapa peningkatan, seperti menggabungkan sistem air-independent propulsion (AIP) berdasarkan teknologi fuel cell, yang memungkinkan kapal selam tetap berada di bawah permukaan dalam waktu lama—berpotensi berminggu-minggu—tanpa muncul ke permukaan. Hal ini penting untuk operasi siluman dan patroli jangka panjang, khususnya dalam peran pengawasan dan pencegahan.
Salah satu inovasi utama dalam U212 NFS adalah penerapan teknologi baterai lithium-ion, yang menggantikan baterai timbal-asam (lead-acid) tradisional. Peningkatan ini secara signifikan meningkatkan kepadatan energi, memungkinkan pengisian ulang yang lebih cepat dan daya tahan bawah air yang lebih lama.
Kapal Selam Type 212A Jerman Mengalami Kebocoran, Penyebab Diduga Berasal dari Tabung Torpedo
U212 NFS dilengkapi enam tabung torpedo kaliber 533 mm. Jenis amunisi yang dapat ditembakan mencakup Black Shark Advanced (BSA) heavy-weight torpedoes buatan Leonardo, kemungkinan integrasi rudal anti-kapal berbasis torpedo (fitted for future use) dan potensi penggunaan UUV (Unmanned Underwater Vehicle) via peluncur torpedo. Secara keseluruhan, U212 NFS dapat membawa 16 torpedo, terdiri dari muatan awal dan reload di kompartemen senjata.
U212 NFS punya dimensi panjang kurang lebih 59 meter dan lebar sekitar 7 meter. Bobot saat menyelam kapal selam ini diperkirakan mencapai 2.500 ton, lebih besar dibanding Type 212A Jerman yang sekitar 1.800 ton.
Ciri khas kapal selam ini memiliki tanda akustik yang rendah, rangkaian sonar canggih, sistem manajemen tempur terpadu, dan tabung torpedo modular yang kompatibel dengan torpedo kelas berat dan rudal anti kapal.
Perjanjian kerja sama antara Fincantieri dan TKMS lebih dari sekadar pengadaan sederhana. Perjanjian ini menekankan kolaborasi industri jangka panjang, yang berpotensi membuka pintu bagi transfer teknologi, pengembangan galangan kapal lokal, dan kemampuan pemeliharaan di Filipina. (Gilang Perdana)
Ingin Punya Kapal Selam, Filipina Terobsesi Pada Scorpène Class
Weh, jadi bukan indo nih yang ditawari? beberapa waktu lalu blogger militer di tutup banyak yang beritain Indonesia ditawarin ini, yaa meski sumber beritanya juga entah darimana sih
Soalnya kita selalu terlambat mikir dan bertindak selalu pasang muka ramah tamah sementara tetangga yg diramahi malah ternak herder, terrier, doberman, bulldog, kangal bahkan macan
“Kurangnya kapal selam ini menghadirkan kerentanan kritis bagi negara yang terdiri dari lebih dari 7.600 pulau dan dengan perbatasan maritim yang luas di perairan yang disengketakan seperti Laut Cina Selatan.”
Sedangkan tetangga dekatnya yang di selatan ada sekitar 17.380 pulau dengan luas wilayah lautnya mencapai 5,8 juta kilometer persegi yang berbatasan dengan cukup banyak negara termasuk Filipina juga masih kekurangan jumlah kapal selamnya