Italia Batalkan Pembelian Pesawat Tanker Boeing KC-46A Pegasus
|![](https://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2024/07/Screenshot-2024-07-07-11.37.50-300x144.jpg)
Sebagai salah satu negara utama NATO, armada Angkatan Udara Italia sudah barang tentu dibekali dengan aset pesawat tanker. Dan ada yang unik, yakni Italia menjadi satu-satunya negara NATO di Eropa yang menggunakan pesawat tanker multirole buatan Amerika Serikat. Pasalnya hampir semua negara NATO di Eropa menggunakan pesawat tanker A330 MRTT (Multi-Role Tanker Transport) buatan Airbus (Eropa). Nah, belum lama ada pegumuman penting dari Angkatan Udara Italia (Italian Air Force).
Baca juga: AU Jepang Terima Unit Perdana Pesawat Tanker KC-46A Pegasus, Pengguna Pertama di Luar AS
Mengutip Theaviationist.com (5/7/2024), Angkatan Udara Italia lewat Kementerian Pertahanan secara tak terduga memutuskan untuk menghentikan akuisisi pesawat tanker Boeing KC-46A Pegasus yang diumumkan pada tahun 2022. Dalam beberapa tahun terakhir, Italia berkomitmen melakukan banyak investasi penting menuju modernisasi angkatan bersenjatanya.
Rencana awal untuk akuiusisi KC-46A Pegasus sebenarnya dapat dipahami, lantaran Angkatan Udara Italia sudah lama menggunakan platform Boeing KC-767 untuk misi AAR (Air-to-Air Refueling), selain juga peran 767A yang digunakan dalam konfigurasi Cargo, Combi, dan Pax (penumpang) penuh. Tidak itu saja, 767 juga dapat digunakan untuk misi transportasi strategis serta misi Medevac (Evakuasi Medis) atau Bio-Containment.
Menurut laporan dari Letjen Enrico Degni, komandan pasukan pendukung dan mobilitas udara, penggunaan armada dibagi menjadi 49 persen untuk AAR, 28 persen penumpang, dan 23 persen kargo.
Sejak dioperasikan pada tahun 2011, KC-767 padat mendukung semua operasi dan penyebaran nyata Italia di seluruh dunia. Dengan lebih dari 30.000 jam terbang sejak mereka memasuki layanan aktif (sebuah pencapaian yang dicapai pada tahun 2020), armada KC-767 telah terbukti menjadi pengganda kekuatan tidak hanya untuk militer Italia tetapi juga untuk NATO, karena mereka juga ditugaskan ke EATC (European Air Transport Command).
Oleh karena itu, mengingat aktivitas pesawat tanker yang intens, tidak jelas apa yang mungkin menjadi “kebutuhan yang berubah dan tidak terduga” terkait KC-46A Pegasus dan apakah hal tersebut terkait erat dengan pesawat tanker itu sendiri atau dengan prioritas Angkatan Udara Italia lainnya. Selain itu, tidak jelas apakah pembatalan tersebut bersifat definitif atau hanya ditunda, karena bagian akhir dari catatan yang dikirimkan ke Kementerian Pertahanan menyebutkan permintaan akuisisi sebelumnya dibatalkan sambil menunggu mandat baru dari Staf Umum Angkatan Udara.
Pada tahun 2022, Angkatan Udara Italia meluncurkan program “Renewal, strengthening and Integrated Logistic Support of the Italian Air Force Heavy Multirole Tanker fleet”, senilai lebih dari €1,2 miliar. Angkatan Udara Italia saat ini sudah memiliki empat kapal tanker KC-767A yang beroperasi, namun berniat menambah armada sebesar 50 persen, sehingga total ingin mengoperasikan enam pesawat tanker.
![](https://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2018/01/KC-46_cockpit-300x147.jpg)
Rencana yang awalnya diumumkan, sebagai bagian dari dokumen perencanaan pertahanan multi-tahun untuk tahun 2022-2024, adalah mengakuisisi dua kapal tanker KC-46 baru dan meningkatkan empat kapal tanker KC-767A yang ada saat ini ke standar yang sama. Menurut laporan awal program tersebut, rencana awal adalah untuk membeli dua badan pesawat KC-767A baru dan meningkatkan keduanya serta empat badan pesawat yang sudah ada ke standar konfigurasi terbaru (KC-46A), namun hal tersebut ternyata tidak layak dilakukan.
Komisi yang mengevaluasi proyek tersebut menemukan bahwa satu-satunya solusi yang layak adalah akuisisi enam pesawat baru dengan standar yang sama yang saat ini digunakan oleh Angkatan Udara AS (yang dalam dokumen disebut KC-767B). Proyek ini juga berencana untuk memasukkan klausul kontrak di mana Boeing akan membeli kembali KC-767A, karena pesawat tersebut diperkirakan akan dihentikan pada tahun 2035.
Pesawat Tanker Boeing KC-46A Pegasus Pecahkan Rekor, Terbang 36 Jam Non-stop
KC-767A, dipesan pada tahun 2002 dan dikirimkan antara tahun 2011 dan 2012, merupakan bagian dari armada global yang sangat kecil, dengan Jepang menjadi satu-satunya operator lainnya. Hal ini mengakibatkan tingginya biaya kepemilikan dan meningkatnya masalah keusangan, dan itulah mengapa diputuskan untuk membuat pesawat ini memiliki konfigurasi yang sama dengan Angkatan Udara AS.
Parlemen Italia dilaporkan telah menyetujui keputusan tersebut pada tahun 2023, yang merupakan bagian dari rencana awal, untuk memperoleh dua KC-767A baru untuk kemudian dikonversi ke konfigurasi KC-767B.
KC-767A dibangun berdasarkan pesawat komersial Boeing 767-200ER (Exended Range), KC-767A dilengkapi dengan boom terbang generasi keenam (mirip dengan KC-10), dan tiga stasiun selang dan drogue (termasuk dua WARP – Wing Air Refueling Pod). Kemampuan ganda ini memberi KC-767A fleksibilitas yang signifikan.
KC-46A Pegasus
Pendahulu KC-46A Pegasus adalah Boeing KC-767, dan sudah jelas bahwa platform yang dicomot pesawat tanker ini adalah dari pesawat komersial jarak jauh yang kondang di dekade 90-an, yaitu Boeing 767. Khusus KC-767, di luar AS telah dioperasikan Jepang, Italia, Kolombia dan Brasil.
KC-46A Pegasus mendapat penguatan airframe dibanding Boeing 767 standar. Menjawab tuntutan untuk ‘menyusui’ pesawat di udara, ada empat eksternal fuel tanks yang disiapkan dengan jumlah bahan bakar yang bisa disalurkan hingga 96.297 kg. Namun total bahan bakar yang dibawa, termasuk untuk kebutuhan internal menjadi 111 ton.
Seperti lazimnya pesawat tanker modern, KC-46A Pegasus bisa melayani metode hose dan boom. Untuk metode hose wujudnya berupa wing air refueling pods dan drogue pada masing-masing sayap, plus satu drogue pada centerline. Ini artinya dengan metode hose pesawat dapat menyusu tiga pesawat sekaligus. KC-46A dilengkapi dengan boom pengisian bahan bakar fly-by-wire yang lebih canggih dari KC-767A dan sistem kamera jarak jauh 3D yang memudahkan operator boom dalam mengendalikan pengisian bahan bakar dengan presisi tinggi. (Bayu Pamungkas)
Ada ‘Sampah’ di Tangki Baban Bakar, Pilot KC-46A Pegasus Ogah Terbangkan Pesawat Tanker Ini