Isi Kekosongan di Lini Frigat, Indonesia Lirik Frigat Bremen Class Milik AL Jerman
|Setelah beberapa waktu lalu muncul kabar mengejutkan, bahwa Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI menyatakan minatnya untuk membeli 15 unit jet tempur Eurofighter Typhoon milik AU Austria. Kini masih di seputaran alutsista bekas pakai, ada kabar bila Kemhan juga menyatakan minat untuk membeli kapal perang bekas dari Jerman, yang diincar memang bukan kaleng-kaleng, melainkan frigat Bremen Class yang pernah jadi andalan AL Jerman semasa Perang Dingin berlagsung.
Baca juga: Bila Indonesia Jadi Beli Typhoon Milik Austria, Jangan Berharap Dapatkan Fitur “Joss..”
Dikutip dari Janes.com (30/7/2020), disebutkan pihak Indonesia sedang meninjau frigat Bremen Class untuk persyaratan Interim Readiness Frigate (IRF). Pihak Janes.com mengatakan telah menerima dokumen-dokumen yang menunjukkan minat Indonesia untuk membeli satu-satunya frigat Bremen Class yang tersisa di Jerman. Dokumen tersebut menetapkan pengadaan akan masuk dalam prioritas di anggaran tahun 2020 dan 2024.
Besar kemungkinan upaya Kemhan dilakukan untuk mengisi kekosongan kekuatan Satuan Kapal Eskorta (Satkor), pasalnya beberapa frigat Van Speijk sudah dalam tingkat kesiapan tempur yang rendah, bahkan sudah ada satu unit yang dipensiunkan.
Sementara pengadaan dua unit frigat Iver Iver Huitfeldt, realisasinya masih membutuhkan waktu yang lama, dimana hingga saat ini belum dilakukan kontrak efektif untuk program pembangunan frigat Iver Huitfeldt. Maka melihat konstelasi yang dinamis, khususnya di Laut Cina Selatan, TNI AL perlu mendatangkan kapal perang bertonase besar dalam waktu relatif tidak lama. Jika merujuk ke hal tersebut, maka yang dimungkinkan adalah membeli frigat bekas pakai.

Seperti telah disebutkan dalam paragraf kedua, saat ini tinggal tersisa satu unit frigat Bremen Class (F214 Lübeck) yang dioperasikan AL Jerman. Secara keseluruhan, Bremen Class telah dibuat sebanyak delapan unit, dimana tujuh unit telah dipensiunkan. Ada lima galangan Jerman yang memproduksi kedelapan Breen Class, yaitu Bremer Vulkan, AG Weser, Blohm + Voss, Nordseewerke dan Howaldtswerke.
Rentang pembangunan Bremen Class dimulai pada tahun 1979 – 1990. AL Jerman telah mencanangkan untuk memensiunkan F214 Lübeck pada tahun 2021.
Frigat dengan bobot 3.680 ton ini punya panjang 130,5 meter dan lebar 14,6 meter. Disokong dapur pacu CODOG (Combined diesel or gas), Bremen Class dapat melesat sampai 30 knot. Sebagai alutsista andalan NATO pada masanya, bekal persenjataan Bremen Class terbilang komplit, sebuat aja ada 1 × OTO-Melara 76 mm dual-purpose gun, 2 × Mauser MLG27 27 mm autocannons, 1 × 8-cell launch system, 16 × Sea Sparrow surface to air missiles, rudal anti kapal 2 × quadruple Harpoon,2 × Mark 32 324-mm twin torpedo launchers dan 8 × Mark 46 torpedo.
Baca juga: AL Jerman Tunjuk Damen Schelde/Lürssen untuk Pembangunan Frigat MKS 180
Frigat yang diawaki 202 awak dan 30 personel penerbangan ini, di dalam hanggarnya dapat dimuati dua helikopter sekelas Sea Lynx. Meski sepintas rencana dari Kemhan cukup menarik, namun melihat usia frigat yang tak lagi muda, perlu menjadi perhatian berapa ongkos yang bakal dikucurkan untuk biaya upgrade combat management system dan tentunya amunisinya terbilang kelas wahid tersebut. (Haryo Adjie)
Mbok ya Sekali-kali beritanya yang bocor keMedia itu “Jakarta menjajaki pembelian KIROV Class dari Moskow”. Saya jamin bakalan bisa membuat “Meriang, Panas dingin, Deman tinggi, Jantungan, Serta Masuk angin” bagi Tetangga kita yang ada “diUtara” maupun yang ada “diSelatan”
Yang jelas “meriang, panas-dingin” malah pabriknya KIROV ……karena udah ga diproduksi lagi 😹😹😹
@Pensiunan kopkamtib
Kan Yang Second yg masih dipakai Russia kan ada. Tinggal kitanya aja yg mesti Pinter-pinter Ngrayu Om Putin.
Kirim itu udah sangat rapuh Bung. Reaktornya aja udah karatan dan mau meleduk kapan aja kok Indonesia mau ngelirik tuh kapal. Bisa-bisa Sebelum dipake buat perang udah lenyap duluan armada Indonesia gegara bom bunuh diri pake Reaktor Nuklir.
*Kirov
kalo pengen murah biaya operasional tanpa patroli udara, darat & laut sy pilih :
Hanud Aster 30, NASAM 2, MEADS, Patriot & Thaad utk menghadapi China.
Hanud S-400 & Sistem Pertahanan Pantai K-300P Bastion-P utk menghadapi Ausy sy jamin Indonesia aman, tenang & tidur nyenyak
Sekalian rudal Trident II yg plafon luncurnya dr KCR dek, buat nyelentik China.
Rudal Bulava yg bisa diluncurkan dr KCR jg dibeli buat gebukin Aussy….itu baru mantap dek rudal.
Begitu ditaruh di KCR langsung kelelep tuh kapal. Aya Aya wae nih eta budak.
Mending tmbh iver/lanjutkan rem
Baca artikel diatas…..Iver dan REM class butuh waktu setidaknya 5-7 tahun lagi baru siap.
Fregate dan Typhoon dibutuhkan segera, untuk mengisi gap 5-7 tahun itu
Gak akan ada perang dalam waktu sesingkat itu Dhek. China gak akan berani memantik perang lawan USA di LCS Dhek. Cuman USA aja yg berani.
@Sugimura Agato
Ya, intelijen Belanda juga ngomong gitu nggak lama sebelum PD2 pecah. Akhirnya kena gampar kanan kiri, karena nggak siap.
Baca lagi artikelnya disitu udah ada penjelasannya
Mungkin pinginnya alutsista dtng dng cepat biar ada realisasi kerjnya….ini looohhh yg sy beli….
Tp jeleknya program di Negara kita tercinta…
Progam tdk prnah brklanjutan.
PKR ap kabar ???..masih kosongan ???
Masalahnya it cuma satu…ANGGARAN TERBATAS..
pingin ono itu…mending ini..mending itu….baiknya begini baiknya begono…
Dn masih bny celah yg hrs kita tutupi…
Semoga smw lekas kebeli…
Jng cuma rame berita…ujungny g ke beli.
Beli dulu baru d bikin rame…
Utk PKR, kalo yg telah jadi persenjataan sdh asiaapp mas broo. Tp klo tentang PKR selanjutnya, si Damen londo kompeni kucluk lg mau dijewer kupingnya mas broo. Soalnya sdh mulai mangkir dr kesepakatan TOT. Mulai dr alasan Indonesia disuruh buat pabrik plat baja sesuai kriteria mereka sampe msh berkeras tetap ada modul yg dibuat di Negara kompeni sono mas broo..
Jd molor lg program PKR Martadinata class.
Londo kompeni memang gak bisa dipercaya dr jaman Pangeran Diponegoro mas broo. Tukang tipu2 sambil jualan abab persis spt gaya mbah gatol itu kompeni Damen mas broo.
PKR (rumornya) cuma nambah 2 lagi, itu juga karena alasan politis, biar londo nggak rewel. PKR itu kemahalan untuk kapal sekelasnya, TOT nya nggak jelas pula. Mending nambah target Iver saja sekalian.
efek dari MenHan sebelumnya yg Santuy pembelian Alutsista untuk pemenuhan MEF jilid 2 krn berpikiran ‘Dalam waktu dekat kita tidak akan ada eskalasi dng negara tetangga dan mengedepankan pertahanan keamanan rakyat semesta dengan program Bela Negaranya..” mulai berasa sekarang..begitu ada gejolak LCS mulai kita mulai kelimpungan terlebih pemenuhan target MEF jilid 2 targetnya sebentar lg..ini terlihat dari rencana kita yg berkeinginan membeli Alutsista seken seperti Pesawat Tempur dan Kapal perang..padahal pembelian Alutsista Bekas menabrak kebijakan kita sendiri yg melarang pembelian alutsista bekas dan pembelian alustsista harus disertai ToT dan Pemberdayaan Industri lokal dalam pembuatannya..semoga ada titik temu untk semua masalah ini..
Minat Terus….
Trus Datangnya ???
Yes…yes…yes…Mantap…mantap…mantap…Jaya…jaya…jaya…Luar biasa…Betapa senang hatiku dgn bertambahnya kekuatan laut kita. Iver class, Martha class, Changbogo class, Scorpene class, Omega class dan class-class lainnya. Sekarang akan masuk pula Bremen class. Ini adalah suatu kabar yg mengejutkan dan mendirikan bulu roma, sekaligus membanggakan selain kabar masuknya Eurofighter dlm list kekuatan AU. Yes…Bentar lg mngkin AD akan mndpat Abrams dr Amerika atau Leclerc second dari Perancis. Challenger second dr Inggris jg bleh msuk kandidat.
Kenapa ga fregat Admiral goskov class min biar lebih bertaring
Mau kena CAATSA lagi??? Atau mau dibarter pake kerupuk sama biskuit Khong Guan lagi???
Bentuknya sangat old class dan kemungkinan biaya pemeliharaannya cukup besar belum lagi biaya upgrade dan usianya kemungkinan cuma beberapa tahun saja. TNI harus belajar dari pengalaman ini bahwa pengadaan alutsista itu butuh waktu sehingga harus segera mengisi gap alutsista yg ada dan mempercepat MEF. Untuk itu harus didukung anggaran yg memadai setidaknya 1% dari GDP seperti kebanyakan negara di asia.
Justru krn itu om. 2021 mau di pensi kan jerman. Makanya cb di prospek utk menutup gap yg ada sampai alutsista yg baru bs di akuisisi sekaligus di lht dl apakah jeroan nya msh ckp layak di gunakan selama proses pengadaan yg baru selesai. Yah klu msh baru mana mgkn negara yg bersangkutan mau menjual kecuali ada kasus tertentu.
Ada pemeo : harga 1 unit fregat modern setara dg harga 1 skadron jet tempur
Lalu kalo 1 unit fregat bekasan diupgrade spy optimal, biaya yg dikeluarkan proporsional dg biaya mengupgrade 1 skadron jet tempur bekas
Jadi pilih mana……beli 1 skadron jet tempur seken atau fregat seken
boy@ knapa usia pakennya ga ente bandingkan om???😂😂😂
Jet tempur seken dong. Tuh di Arizona banyak banget. Apalagi kalo diupgrade biar bisa bawa Harpoon atau JASSM. Wah mantab banget tuh.
Jangan yg kayak Rusia Ono, udah lama buat eh kena CAATSA lagi.
Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Masih mendingan fregat type-23 atawa M classnya belanda&belgia ….platform gak lagi muda tapi jeroannya selalu diupgrade
Dijualkah ?
Ingat kasusnya Tank Leopard-2, gagal dan akhirnya beli dari jerman, Parlemen belanda terkenal sangat cerewet
belanda krn faktor geopolitik sejarah masa lalu dan sekarang papua, mending berurusan dg jerman krn jerman mengutamakan bisnis, kyk leopard & kapal selam
Situasi yg masih Pandemi gk semua pengdaan barang alutsista lancar dan cepat spt sblm pandemi..kita butuh byk alutsista stop gap yg bisa dtng dgn cepat.
Ane demen banget ma fregat bremen class ini ……tapi duluuuuuu jaman om ane langganan majalah HAI 🤣🤣🤣
Apa yg kita dapat menyertai pembelian kapal seken ini 🤔
1. Rudal : harpoon, sea separo, RAM pasti tidak termasuk dalam paket pembelian, apalagi menyangkut ijin amerika
2. Radar : TRS (3D ???) yg ada diatas hanggar helikopter pasti tidak disertakan dalam paket juga
3. Bbrp perangkat elektonik spt Alkom mungkin tidak optimal dioperasikan di wilayah tropis
4. Sensor dan perangkat peperangan ASW, spt sonar berbeda dg telah kita miliki : produk lansiran Atlas vs Thales
5. Sewaco, radar deteksi jarak pendek dan FC buatan Thales yg sedikit lebih muda dari yg terpasang di Van Speijk class
6. Sistim pemantauan internal kapal yg terpadu dan damage systemnya buatan jerman yg berbeda dari yg dimiliki AL
Untuk mendayagunakan scr optimal jika kapal ini jadi dibeli butuh dandan, penggantian peralatan yg sesuai dsb yg butuh dana tidak sedikit ……ataukah cukup dg kondisi kapal sepeti apa adanya (moncer hull nya doang)
Lalu kenapa tidak lanjut saja projek PKR 3&4. ….yg sudah dirintis, baik kesiapan SDM, infrastruktur, jaringan logistiknya maupun yg lebih penting pengalaman selama berinteraksi dg proyek ini ☝️
Segala kendala dan kekurangan yg ditemui selama pembangunan PKR masih bisa diperbaiki atau direnegosiasikan ulang …..ketimbang beralih ke platform lain
kan ada Rudal Mica, Exocet & Torpedo Black Shark krn kita belum bisa buat made in Indonesia dan itu tergantung faktor dana & geopolitik milih kubu barat atau timur utk mendptkan ilmu teknologinya
Cb tny sama pak wowo. Bener ga pendapat om trs klu bener masalahnya dmn? Ga mgkn klu ga ada mslh tp urusannya mandek. Ntah itu mslh non teknis maupun mslh teknis, baik yg di bwt sendiri mau pun yg tdk di bwt sendiri.
Sebenarnya keinginan pak Prabowo itu masuk akal, untuk mengisi kekosongan yang ada mulai dari jet tempur dan fregate , sebelum di isi yang benar2 real , harusnya semua ini sudah di lakukan di masa menhan RR tapi saya faham pasti ganjalan ada di DPR dan media masa ,soal rencana akuisisi 15 jet tempur thypoon bekas aja , minta ampyun ramey , seharusnya di serahkan pada menhan Prabowo yang jauh lebih faham ,yang penting minta penjelasan y , ini lah salah satu Ribery birokrasi di Indonesia
Saya yes dgn anda bung.
Ini hanya sebatas tertarik masih trus dikaji.
Di indonesia ada Pt Di PT PAL yg slalu siap dukung TNi dan Menhan
Iy bung kalo misal frigate Bremen class ini jadi di akusisi untuk upgrade sensor dan persenjataan bisa melibatkan PT .pal dan pihak luar ini juga salah satu TOT , PT .pal sudah berpengalaman dengan upgrade berbagai kapal perang dengan menggandeng pihak luar
Kalo beli bekas harusnya jangan Typhoon tapi F-16 atau F-15 aja. Kalo itu ane setuju.
Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Coba sebutin Om jet tempur seken yg masih bisa terbang, Dan jam terbang rendah terus mau dijual….memangnya Ada.
Kalau jam terbang rendah pasti dipakai sendiri sama negara yg punya.
Kalau second rata2 pada nggak bisa terbang. Itu F-16 + F-15 di gurun mesti nunggu juga utk ceck & upgrade. Rata2 pesawat USA ibarat mobil km nya sudah ratusan ribu, perlu overhauled di bengkel AMARC kayak F-16era Pak BY kemarin.
Di masa MenHan RR, nyaris nggak “major procurement”, yang ada “lupa bayar sewa satelit”.
Ya, banyak kok yg udah disiapin kayak Su-35 yg kena CAATSA sama Iver juga. Yg paling penting pengembangan Rhan 450 dan satelit LAPAN A3. Belum NCW dsb.