Isi Celah Antara Kaliber 7,62mm dan 12,7mm, Pindad Rilis Senapan Runduk SPR-4 Kaliber 8,6mm
|Senapan penembak runduk atau senapan sniper berkaliber 12,7 mm terkenal punya daya hancur tinggi dan mampu menjangkau sasaran hingga jarak 2.000 meter. Namun penggunaan kaliber 12,7 mm juga membawa konsekuensi bagi sang sniper, yakni bobot senjata di kaliber tersebut lumayan berat, termasuk munisinya yang berat per butir bisa 2x lipat dari munisi standar. Sementara kaliber lain yang lebih familier di lingkungan penembak jitu adalah kaliber 7,62 mm.
Baca juga: Pindad SPR-2 – Mampu Menjebol Lapisan Baja 10mm dari Jarak 2 Kilometer
Dengan kaliber ala senapan serbu, 7,62 mm adalah favorit di kalangan sniper, lantaran bobot senapan yang relatif lebih ringan dan bisa menggunakan munisi yang standar. Namun senapan sniper di kaliber 7,62 punya keterbatasan dari aspek jarak jangkau efektif, yaitu ada di rentang 700 – 900 meter. Lantas yang menjadi pertanyaan, adakah kaliber munisi yang punya daya hancur tinggi, jarak tembak jauh, namun kalibernya tak perlu sampai sebesar 12,7 mm.
Nah, celah antara munisi kaliber ringan (7,62 mm) dan munisi kaliber besar (12,7 mm) kemudian berhasil diisi oleh kaliber anyar yang disebut 8,6 x 70 mm (338 Lapua Magnum). Inilah kaliber senjata baru yang baru saja diluncurkan PT Pindad di Fasilitas Divisi Munisi, Turen, Malang, Jawa Timur, Senin (9/10/2017).
Dikutip dari tribunnews.com (9/10), “Senapan ini lahir untuk memenuhi kebutuhan operasional prajurit TNI yang memerlukan senapan dengan daya tembak jauh namun dengan kaliber yang lebih ringan,” kata Direktur Utama PT Pindad Persero Abraham Mose. SPR-4 disebut-sebut mempunya kemampuan jarak tembak efektif hingga 1.500 meter. Seperti halnya senapan runduk lainnya, SPR-4 bekerja dengan mekanisme rotating bolt.
Baca juga: Pindad SPR-3 – Jawaban Untuk Kemandirian Senjata Sniper di Kaliber 7,62 mm
Serupa dengan SPR-2 dan SPR-3, SPR-4 juga menggunakan sistem magasin, dimana satu magasin dapat diisi 5 butir peluru. Dalam kondisi magasin terisi penuh, bobot SPR-4 mencapai 12 kg. Sementara panjang keseluruhan SPR-4 mencapai 1.298 mm. Belum diketahui jelas tipe optical sight yang digunakan, namun senapan ini tak lupa hadir dengan picatinny rail untuk penambahan aksesoris.
Selain keluarga SPR Pindad, PGM Precision, manufaktur senjata asal Perancis juga merilis Mini Hecate Sniper Rifle yang berkaliber 8,6 mm. Sebelumnya PGM Precision telah sukses memasarkan Hecate II, senapan tembak runduk kaliber 12,7 mm yang dipergunakan satuan elite Den Bravo Paskhas TNI AU.
Baca juga: Hecate II – Senapan Runduk Heavy Barrel Andalan Den Bravo Paskhas TNI AU
Penggunaan kaliber 8,6 mm juga telah menuai cerita sukses, seorang penembak jitu Inggris, Kopral Craig Harrison, mencatatkan rekor terbaru ketika menembak dua pejuang Taliban di Afghanistan dari jarak 2.620 meter. Harrison melakukannya dengan senapan L115A3 yang menembakkan amunisi Lapua Magnum 8,6 mm. Lapua Magnum 8,6 mm adalah peluru rimless dengan bentuk bootleneck yang mampu melumpuhkan sasaran dan juga mempunyai kemampuan anti material.
Penembak-penembak jitu di Irak, dan terutama di Afghanistan, telah menggunakan berbagai kaliber, dan menemukan bahwa senapan 12,7 mm terlau berat. Lapua Magnum 8,6 mm memiliki jangkauan efektif sekitar 1.500 meter, atau 50 persen lebih jauh dari 7,62 mm standar NATO. (Gilang Perdana)
Apa spr4 pindad spesifikasinya sama sniper AX308 buatan inggris yg di gunakan kopassus???….
baguslah nggak perlu borong beli Accuracy International AWM dan mini Hecate.
Semoga cepat mengejar ketinggalan dlm produksi RUDAL yg mandri!!!!
Maju trus PT. PINDAD….
Kok ga pake kaliber 9.3x64mm kayak SVDK. Kaliber segitu punya jarak tembak yg lebih jauh dari 8,6mm lapua dan punya daya hancur yang lebih dahsyat. Bisa membunuh musuh dibalik pelat baja dan dibalik beton setebal berapa mm gitu aku lupa.
Mohon di baca lagi om artikelnya.
memangnya pindad sudah buka jalur prod utk kal 338 y?? itu cal spesial soalny,. d pasaran jgn blm bnyak yg produksi sperti namo, winchester ato black sierra. Tp klo bisa brarti satu lg lompatan PT Pindad. Bravo..
Mantap jiwa
Kok berat sekali ya? Padahal sudah didesain berongga bagian penutup larasnya macam SS3. AWM saja sekitar 6,9 kg. Dilihat dari volume, sepertinya SPR-4 ini lebih kecil. Apa materialnya yg membuat berat? Apakah Pindad sudah bisa membuat casing polymer seperti Komodo Armament?
saya sempat berfikir juga apa iya mungkin karena materialnya itu dibuat khusus sehingga mengorbankan berat. Di brosur tulisanya 11,3 Kg, mungkin saja yang dimaksud itu lb, bukan Kg, bisa jadi sih. semoga pertanyaan ini terjawab segera.
tetap saya sangat respec terhadap engineer indonesia terhadap bidang pertahanan.
saya lebih berpikir ke pindad soal pencampuran material bajanya yg belum nemu yg pas. setau saya yg kelas spr 2 aja hampir 20kg . jadi sedangkan dengan kaliber serupa tapi beda merk justru lebih ringan Kisaran 15kg …. ini yg harus dicari jawaban pindad ??????
mungkin karena pakai 338 lapua, jadi chamber sama barrel-nya harus di tambah kekuatannya, djadinya memilih material yang lebih berat. Sama kayak AW biasa lebih ringan dari AWM (kalo gak salah)